Foto: Ridwan Harahap
Jakarta, OG Indonesia -- Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan Roadmap Hidrogen Nasional dan Amonia Nasional saat pembukaan acara Global Hydrogen Ecosystem Summit (GHES) 2025 yang digelar di Jakarta International Convention Center (JICC), Senayan, Jakarta, Selasa (15/4/2025). GHES 2025 sendiri akan berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 15 hingga 17 April 2025.
Peluncuran Roadmap Hidrogen Nasional dan Amonia Nasional diumumkan langsung oleh Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi.
“Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat melimpah. Hidrogen, sebagai bagian dari energi baru, bisa dihasilkan dari berbagai sumber, baik fosil maupun non-fosil, terutama dari energi terbarukan,” ucap Eniya.
Dia menguraikan bahwa hingga tahun 2024, bauran energi baru terbarukan (EBT) Indonesia mencapai 15% dari total pemakaian energi nasional atau setara dengan 3,687 GW.
Demi kian meningkatkan bauran EBT di Indonesia, Eniya mengungkapkan Kementerian ESDM telah menyusun strategi pengembangan hidrogen nasional yang diluncurkan pada Desember 2023 lalu.
Strategi ini fokus pada tiga hal utama yaitu: mendukung pengembangan energi baru terbarukan; mendorong dekarbonisasi melalui pasar domestik; menjadikan hidrogen sebagai komoditas ekspor global.
“Roadmap ini mencakup analisis produksi, permintaan, strategi implementasi, serta 215 rencana aksi konkret yang telah teridentifikasi dari berbagai sektor industri,” terang Eniya.
Beberapa langkah konkret sudah mulai terlihat, seperti pengembangan Hydrogen Refueling Station oleh PLN di Senayan dan oleh PT Toyota di Karawang. PLN juga telah menginisiasi pengembangan 22 lokasi hydrogen plant di Pulau Jawa dan sekitarnya.
“Dukungan dari semua pihak sangat penting, mulai dari pengembang infrastruktur, distribusi, hingga peningkatan kapasitas SDM. GHES 2025 menjadi forum yang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan dalam ekosistem hidrogen ini,” lanjut Eniya.
GHES 2025 menjadi ajang berbagi pengetahuan, menjalin kemitraan, business matching, dan memamerkan teknologi terkini dalam industri hidrogen. Lebih dari 2.500 peserta dari 10 negara hadir, termasuk dari Malaysia, Singapura, Australia, India, Korea Selatan, Inggris, Jepang, China, Italia, dan Jerman.
Acara ini menghadirkan 30 narasumber nasional dan internasional serta 23 eksibitor. Pengunjung juga bisa mencoba langsung kendaraan berbahan bakar hidrogen seperti mobil, golf car, forklift, sepeda motor, bahkan drone hidrogen.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia siap menjadi global hydrogen hub. Dengan dukungan penuh semua pihak, energi hidrogen dapat menjadi pendorong utama dekarbonisasi nasional dan memperkuat posisi Indonesia di pasar energi global,” tutup Eniya. RH