Srikandi Tectona Mitra Utama Turut Warnai Industri EPC Nasional

Dahliana Mega, Project Control Manager TMU (kiri) dan Devoni Putri Rahajeng, Health, Safety & Environment Officer TMU (kanan).
Foto: Ridwan Harahap

Jakarta, OG Indonesia -- 
PT Tectona Mitra Utama (TMU), perusahaan lokal yang menyediakan solusi terintegrasi di bidang engineering, procurement & construction (EPC) bagi industri pertambangan, migas, hingga manufaktur, turut mendorong kian besarnya kontribusi perempuan dalam bidang Science, Technology, Engineering & Mathematics (STEM). 

"Dari rekrutmen kita tidak pernah membedakan (laki-laki dan perempuan). Apa pun itu posisinya, apakah Site Engineer atau di bagian HSE, apalagi di dunia tambang yang manly industry, tetapi dari kita tidak pernah membedakan. Jadi TMU membuka peluang untuk siapa saja," kata Ading Januandry, Chief Marketing Officer PT Tectona Mitra Utama, kepada OG Indonesia di kantornya yang berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (14/3/2025).

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif, TMU menerapkan berbagai kebijakan yang mendorong kesetaraan dan memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dalam berkarir. Sejak berdiri enam tahun lalu, jumlah tenaga kerja perempuan di TMU mengalami pertumbuhan signifikan, dari hanya satu orang pada tahun pertama berdirinya perusahaan menjadi 30 orang pada tahun 2025, termasuk beberapa di antaranya telah menduduki posisi manajerial. 

Jumlah 30 orang pekerja perempuan tersebut setara dengan 20 persen dari seluruh karyawan TMU. Tetapi kalau untuk pekerjaan di site yang menuntut pekerjaan fisik serta lokasi kerja yang jauh dari keluarga, Ading mengungkapkan jumlah pekerja perempuan baru sekitar 7 persen dari seluruh pekerja yang ada di lapangan. 

Namun Ading menegaskan, kian banyaknya pekerja perempuan di dalam perusahaan menegaskan komitmen TMU dalam membuka lebih banyak peluang bagi perempuan Indonesia untuk berkarir di bidang engineering yang selama ini masih didominasi oleh laki-laki. Termasuk untuk level manajerial juga terbuka untuk kaum Hawa berkontribusi. "Apakah perempuan bisa jadi Site Manager atau Project Manager, itu bisa. Tergantung dari pribadinya masing-masing saja, apakah mau serius berkarir di bidangnya," jelas Ading.

Salah satu Srikandi TMU yang telah berpengalaman lebih dari 17 tahun di bidang teknik sipil adalah Dahliana Mega. Dirinya pernah bekerja sebagai Field & Civil Engineer, Cost Controller hingga Project Controller, dengan menangani proyek-proyek untuk sektor pertambangan. 

Ketertarikannya pada teknik sipil berawal dari dorongan orang tua. Seiring waktu, ia menemukan ketertarikan yang mendalam pada dunia ini, khususnya di bidang konstruksi. Baginya, melihat bagaimana desain yang tampak kompleks dapat diwujudkan menjadi infrastruktur nyata adalah sesuatu yang menginspirasi. Setiap tahap dalam desain dan pembangunan memerlukan pendekatan yang tidak hanya teknis, tetapi juga mempertimbangkan aspek ekonomi dan sosial—hal yang menurutnya membuat bidang ini semakin menarik.

Setelah 13 tahun berkarir sebagai Field & Civil Engineer bekerja di lapangan dan menangani berbagai proyek konstruksi di pertambangan, kini Dahliana dipercaya untuk bertugas sebagai Project Control, di mana ia bertanggung jawab dalam merencanakan, mengendalikan biaya, serta memonitor progres proyek agar berjalan sesuai jadwal dan standar yang ditetapkan. 

Dinamika dan tantangan yang ia hadapi setiap hari membuat pekerjaannya selalu penuh pembelajaran. Salah satu pencapaian terbaiknya adalah saat ia berhasil mengelola proyek skala besar dengan berbagai kendala teknis dan administratif, namun berkat mitigasi yang matang, proyek tersebut dapat diselesaikan lebih cepat dari rencana awal.

Berkarier di industri yang masih didominasi pria bukanlah hal mudah. Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi adalah membangun kredibilitas dan membuktikan kompetensinya dalam pengambilan keputusan strategis. Namun, dengan keahlian yang kuat, komunikasi yang efektif, dan konsistensi dalam bekerja, ia telah membuktikan bahwa perempuan bisa berkontribusi setara dan membawa perspektif yang berharga bagi tim.

Dahliana melihat bahwa kesetaraan gender di industri ini terus berkembang, meskipun masih ada tantangan dalam hal representasi perempuan di posisi kepemimpinan. Ia percaya bahwa setiap perusahaan dapat memainkan peran lebih besar dengan mendorong budaya kerja yang lebih inklusif, menyediakan program mentoring, serta menciptakan kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan.

“Kemampuan seseorang tidak ditentukan oleh gender, tetapi oleh bagaimana ia terus berkembang dan beradaptasi. Untuk para Perempuan Indonesia, jangan takut menghadapi tantangan, perbanyak pengalaman di lapangan, dan terus percaya diri," ucap Dahliana yang meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta dan saat ini sedang melanjutkan studi Magister di bidang Teknik Sistem Energi di Universitas Indonesia.

Ada lagi Devoni Putri Rahajeng, sarjana muda lulusan Teknik Industri di Universitas Islam Indonesia yang kini menekuni profesi sebagai Health, Safety & Environment (HSE) Officer di TMU.

Awal mula ketertarikan Devoni pada bidang tersebut berawal dari pemahamannya bahwa teknik industri tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga manajerial, matematika, sosial, serta keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Saat mendalami bidang ini, ia semakin tertarik pada dunia HSE dan bahkan sempat mengajar praktikum K3 selama dua tahun di laboratorium desain sistem kerja dan ergonomi.

Dalam perannya sebagai HSE Officer, Devoni bertanggung jawab memastikan implementasi standar keselamatan kerja, mengelola risiko, serta berkoordinasi dengan berbagai departemen dan pemangku kepentingan. Baginya, pekerjaan ini menantang sekaligus menarik karena memberikan kesempatan untuk memahami proses kerja secara menyeluruh dan berkontribusi langsung dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman. 

Salah satu pengalaman paling berkesan dalam kariernya adalah saat ia dipercaya memimpin tim HSE di proyek pertambangan di Kalimantan Selatan, di mana ia mengelola berbagai aspek keselamatan, mulai dari dokumen hingga operasional lapangan.

Berkarier di industri pertambangan, minyak, dan gas yang masih didominasi pria tentu memiliki tantangan tersendiri. Devoni menghadapi stereotip mengenai peran perempuan di sektor ini, namun dengan kompetensi dan dedikasi, ia berhasil membuktikan bahwa perempuan juga dapat memberikan kontribusi yang signifikan.

Meskipun kesetaraan gender di industri ini terus berkembang, Devoni melihat masih ada ruang untuk perbaikan, terutama dalam meningkatkan representasi perempuan di posisi kepemimpinan.

“Bagi para perempuan muda, jangan terlalu sering insecure, tetap percaya pada kemampuan diri sendiri. Bangun network, terus belajar, perkuat keahlian teknis dan tetap tunjukkan profesionalisme," ujar Devoni. RH

Srikandi Tectona Mitra Utama Turut Warnai Industri EPC Nasional Srikandi Tectona Mitra Utama Turut Warnai Industri EPC Nasional Reviewed by Ridwan Harahap on Jumat, Maret 14, 2025 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.