Indika Energy Cetak Laba Bersih US$10,1 Juta di Tahun 2024


Jakarta, OG Indonesia -- 
Perusahaan investasi dengan portofolio bisnis yang terdiversifikasi, PT Indika 
Energy Tbk. (Perseroan), merilis Laporan Keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2024. Perseroan mencetak Laba Bersih US$ 10,1 juta dan merealisasikan belanja modal US$ 122,0 juta yang terutama difokuskan untuk proyek pertambangan emas dan bisnis hijau.

“Di tengah dinamika usaha yang penuh tantangan selama tahun 2024, kami memperkuat diversifikasi usaha lebih luas ke sektor non-batubara sebagai fondasi pertumbuhan jangka panjang, dengan tetap menjaga stabilitas keuangan dan operasional,” tutur M. Arsjad Rasjid P. M., Direktur Utama Indika Energy dalam keterangannya, Jumat (28/3/2025).

Di tahun 2024, Indika Energy membukukan Pendapatan sebesar US$ 2.446,7 juta, atau turun 19,2% dibandingkan US$ 3.026,8 juta pada tahun 2023 yang utamanya disebabkan penurunan Kideco dan Indika Indonesia Resources (IIR). Akan tetapi penurunan Pendapatan dari batu bara ini terkompensasi sebagian oleh kenaikan Pendapatan di Tripatra. 

Pada tahun 2024, kontribusi pendapatan dari sektor batu bara adalah 84,7% sedangkan non-batu bara sebesar 15,3%. Kideco mencatat penurunan Pendapatan yang disebabkan menurunnya harga jual batu bara rata-rata Kideco di tahun 2024 menjadi sebesar US$ 59,5 per ton dibandingkan US$ 72,9 per ton pada tahun sebelumnya.

Walau demikian, volume penjualan batu bara Kideco meningkat 1,8% menjadi 31,1 juta ton karena Kideco mendapat persetujuan atas volume produksi tambahan dari Pemerintah pada bulan Oktober 2024. Dari total volume penjualan batu bara Kideco, 11,1 juta ton di antaranya (36%) dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri atau melebihi ketentuan 25% Domestic Market Obligation (DMO). Sebagai hasilnya, Pendapatan
Kideco turun 16,9% menjadi US$ 1.848,1 juta.

Sementara itu, Pendapatan IIR menurun sebesar 57,2% menjadi US$ 191,2 juta, dibandingkan US$ 446,3 juta di tahun 2023, yang terutama disebabkan karena divestasi MUTU yang selesai dilakukan pada Februari 2024 dan menurunnya kontribusi dari perdagangan batu bara. 

Pada tahun 2024, harga jual rata-rata dari bisnis
perdagangan batu bara menurun 22,1% menjadi US$ 49,4 per ton, sedangkan volume penjualan meningkat 21,2% menjadi 3,8 juta ton.

Akan tetapi, anak-anak perusahaan Indika Energy lainnya seperti Tripatra dan Interport mencatat kenaikan Pendapatan. Pendapatan Tripatra meningkat 9,6% menjadi US$ 250,6 juta dari sebelumnya US$ 228,6 juta dengan tambahan Pendapatan dari proyek-proyek baru seperti Shell, Pupuk Kaltim, dan Posco. 

Interport juga mencatat kenaikan Pendapatan sebesar 1,4% menjadi US$ 116,2 juta pada tahun 2024. Pendapatan Interport terutama berasal dari Cotrans sebesar US$ 75,4 juta dan KGTE (penyimpanan bahan bakar) sebesar US$
29,4 juta.

Biaya Kontrak dan Harga Pokok Penjualan (COGS) menurun sebesar 14,6% menjadi US$ 2.114,0 juta di
tahun 2024 dibandingkan US$ 2.474,9 juta pada tahun 2023. Hal ini terutama disebabkan oleh Kideco, di mana biaya tunai (cash cost) termasuk royalti pada tahun 2024 menurun sebesar 15,5% menjadi US$ 50,1 per ton dibandingkan dengan US$ 59,3 per ton pada tahun 2023 - didukung oleh beban royalti yang lebih rendah (turun US$ 7,3 per ton sebagai akibat dari harga jual rata-rata atau ASP yang lebih rendah) dan inisiatif pengurangan biaya.

Namun demikian, harga pembelian yang relatif tinggi untuk bisnis perdagangan batubara
yang mengakibatkan marginnya lebih rendah serta biaya kontrak di Tripatra yang meningkat sebesar 12,0% menjadi US$ 228,0 juta juga memberi tekanan pada keseluruhan COGS.

Pada tahun 2024, Laba Kotor Perseroan menurun 39,7% menjadi US$ 332,7 juta, dari sebelumnya US$ 552,0 juta di tahun 2023. Beban Penjualan, Umum dan Administrasi tercatat turun 27,2% menjadi US$ 174,6 juta di tahun 2024 dari sebelumnya US$ 239,8 juta di tahun 2023 – terutama dikarenakan penurunan beban Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terkait Kideco, penurunan biaya pemasaran sejalan dengan penurunan pendapatan Kideco, dan divestasi MUTU.

Sementara itu, Biaya Keuangan Perseroan meningkat 6,6% menjadi US$ 91,2 juta pada tahun 2024 yang sebagian besar disebabkan oleh premi dan percepatan amortisasi atas biaya penerbitan obligasi terkait dengan pelunasan penuh atas Obligasi 2024 dan penawaran tender atas Obligasi 2025, serta rugi kurs.

Sebagai hasilnya, Perseroan membukukan Laba yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$ 10,1 juta. Perseroan juga mencatat Laba Inti sebesar US$ 20,3 juta pada tahun 2024.
Realisasi belanja modal (Capex) selama tahun 2024 adalah US$ 122,0 juta di mana US$ 107,7 juta atau 88,3% di antaranya digunakan untuk bisnis non-batu bara. 

Capex terutama digunakan untuk sektor mineral (khususnya untuk proyek Awak Mas) yaitu sebesar US$ 69,9 juta dan sektor kendaraan listrik melalui KALISTA sebesar US$ 26,9 juta. Sedangkan untuk bisnis eksisting (batu bara), capex terutama digunakan untuk pemeliharaan di Kideco sebesar US$ 11,5 juta.

“Indika Energy menjalankan strategi yang terukur untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan, termasuk menyesuaikan target kontribusi 50% pendapatan dari sektor non-batubara menjadi tahun 2028, menjaga stabilitas keuangan, serta mengembangkan kapasitas organisasi. Salah satu fokus utama investasi kami adalah Awak Mas, proyek tambang emas yang menjadi bagian penting dari ekspansi Indika Energy ke sektor mineral,” tutur Arsjad.

Pada tanggal 17 Maret 2025, Moody’s Rating telah menegaskan peringkat utang Perseroan pada Ba3 dan merevisi prospek menjadi negatif dari stabil, karena laba yang lebih rendah di tengah harga batubara yang melemah dan kebutuhan belanja modal pendanaan utang dalam bisnis non-batubara.

Pada tanggal 9 Januari 2025, PT Masmindo Dwi Area, anak usaha Perseroan yang mengembangkan proyek Awak Mas, telah menunjuk Macmahon Holdings Limited sebagai kontraktor jasa pertambangan untuk proyek emas Awak Mas yang berlokasi di Sulawesi Selatan. Nilai yang disepakati untuk kontrak jasa pertambangan adalah AU$ 463 juta untuk jangka waktu 7 tahun, dengan opsi perpanjangan selama 5 tahun, yang akan
dimulai pada pertengahan tahun 2025. RH

Indika Energy Cetak Laba Bersih US$10,1 Juta di Tahun 2024 Indika Energy Cetak Laba Bersih US$10,1 Juta di Tahun 2024 Reviewed by Ridwan Harahap on Minggu, Maret 30, 2025 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.