Pekanbaru, OG Indonesia -- PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus berkomitmen mendukung pemerintah dalam penurunan angka gagal tumbuh pada anak atau stunting di Provinsi Riau. Bersama mitra pelaksana Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Riau, PHR terus bergerak menciptakan generasi unggul dan sehat menyongsong Indonesia emas 2045.
Melalui program PHR Peduli Stunting (Penting), PHR bersama PKBI Riau terlibat aktif menekan angka prevalensi stunting di Riau sejak alih kelola pada tahun 2021. PHR menyadari, Posyandu merupakan bagian penting dalam mendukung penurunan angka stunting. Maka penguatan kapasitas kader Posyandu terus ditingkatkan baik melalui pelatihan mupun edukasi keshatan.
Bersama PKBI Riau, PHR rutin memberikan pelatihan penyegaran serta pelatihan tentang penguatan produksi makanan tambahan (PMT) bagi ratusan kader-kader Posyandu di Riau. Kemudian pemberian makanan tambahan (PMT) bagi stunting maupun berisiko stunting. Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil hingga bantuan peralatan untuk Posyandu.
“Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat, Posyandu memiliki peran yang sangat strategis dalam memberikan intervensi kasus stunting. Posyandu turut membantu menyusun basis data angka prevalensi stunting di suatu daerah,” kata Direktur Eksekutif PKBI Riau Anthonny Adiputra.
Seorang Ibu Rumah Tangga asal Kelurahan Buluh Kasap, Kecamatan Dumai Timur, Huda mengaku sangat terbantu atas kepedulian PHR dan PKBI dalam upaya pencegahan stunting. Melalui edukasi dan intervensi yang diberikan, Huda kian memahami pentingnya makanan bergizi dan seimbang selama masa kehamilan dan pada masa tumbuh kembang anak. Huda berterima kasih kepada PHR atas bantuan PMT yang diterimanya.
“Sejak adanya bantuan makanan tambahan di kelurahan ini, saya bisa memberikan makanan bergizi dan seimbang kepada anak,” ucapnya.
Hal serupa juga dirasakan Desy, warga Kelurahan Rumbai Bukit, Kecamatan Rumbai Barat, Pekanbaru. Desy menerima bantuan PMT menyusul kehamilan anak ke empat. Ia dikategorikan berisiko melahirkan anak stunting karena jarak usia ketiga anak sebelumnya sangat dekat. “Terima kasih atas perhatian PHR dan PKBI kepada kami,” ucapnya.
Warga lainnya Ratna Julianti mengaku program peduli stunting PHR dan dan PKBI sangat bermanfaat terhadap perkembangan anaknya yang masuk dalam kategori berisiko stunting. “ Saat ini berat badan anak saya yang semula dikategorikan berisiko stunting sudah mulai naik. Terima kasih atas perhatian yang diberikan,” ujarnya.
Komitmen PHR terhadap penurunan angka stunting di Provinsi Riau terus berlanjut hingga 2024. Beberapa program masih berjalan di sejumlah daerah. Sejak pertengahan Mei hingga Desember 2024, sebanyak 215 balita stunting dan berisikio stunting di Riau telah mendapatkan bantuan PMT dan 185 Posyandu mendapat bantuan fasilitas pendukung. Sebanyak 178 kader posyandu menerima pelatihan penyegaran sedangkan 50 orang pengelola Dapur Sehat (DASHAT) lainnya mendapat pelatihan penguatan produksi PMT. Lalu 60 ibu hamil dengan kekurangan energi kronik (KEK) mendapat bantuan PMT.
“Kami yakin penurunan angka stunting di Riau sedikit banyaknya ada kontribusi program PHR peduli stunting,” kata Anthonny.
Keberhasilan Provinsi Riau dalam menurunkan angka stunting tak terlepas dari kolaborasi semua pihak. Tercatat, pada 2021 prevalensi stunting Provinsi Riau mencapai 22,3 persen. Pada 2023 berhasil turun drastis ke angka 13.6 persen.
“Semoga komitmen PHR dalam menurunkan angka stunting di Riau terus berlanjut, sehingga cita-cita besar bangsa Indonesia di 2045 (Indonesia emas) bisa sama-sama kita wujudkan,” kata Ketua Tim Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Said Masri.
Manager Corporate Communications PHR, Sonitha Poernomo mengatakan, peduli stunting merupakan salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR pilar kesehatan. Ini merupakan komitmen perusahaan mendukung pemerintah menurunkan angka stunting agar generasi emas Indonesia benar-benar terwujud.
“Upaya pencegahan stunting membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, baik pemerintah, dunia industri, maupun masyarakat. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan dapat tercipta generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif,” tukasnya. RH