Indramayu, OG Indonesia -- Pagi yang cerah di SMPN 1 Sindang Indramayu di Indramayu, Syarif berjalan memasuki gerbang sekolah dengan langkah penuh semangat. Namun, ada yang berbeda pagi itu. Sepatu hitam putih yang biasa ia kenakan, yang sudah agak usang, kini terlihat semakin rusak. Sol semakin menipis dan hampir lepas. Syarif mencoba untuk tidak memperlihatkan kekhawatirannya. Ia tahu, keluarganya tidak memiliki banyak uang untuk membeli sepatu baru.
Siswa kelas 8 itu setiap hari menempuh perjalanan kira-kira dua kilometer dari rumah ke sekolahnya di Desa Penganjang, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu. Meski sepatu yang dikenakannya sudah jauh dari kata nyaman tiap kakinya menapaki jalan tanah, semangat belajar anak yang bernama lengkap Nur Syarif Hidayatullah, tidak pernah pudar. Ia tahu, meski sepatunya rusak, ia tetap bisa meraih impian. “Sepatu ini masih bisa dipakai,” pikir Syarif, berusaha menenangkan dirinya.
Namun, tak bisa dibohongi, sepatu rusak itu berderit di setiap langkahnya. Ia tahu, tak ada yang mudah dalam hidup ini. Dengan semangat dan kerja keras, Syarif percaya bahwa suatu saat, sepatu rusak itu akan tergantikan dengan sepatu baru yang dibeli dari hasil usahanya sendiri. Terlintas di pikirannya, uang tabungan juara lomba yang telah ia kumpulkan sejak kelas 7 digunakan untuk membeli sepasang sepatu impiannya.
Bagaikan mendapat durian runtuh, di hari Kamis (19/12/2024), sekolahnya didatangi oleh karyawan perusahaan migas yang kerap ia lihat logonya di setiap pom bensin. Mereka datang dengan membawa ribuan kotak berisikan sepatu sekolah. Ya, sepatu yang ia idam-idamkan.
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) Regional Jawa Subholding Upstream pertamina bersama Migas Hulu Jabar ONJW melakukan sedekah 1.500 pasang sepatu untuk anak-anak SD dan SMP di Indramayu. Syarif jadi salah satu penerimanya.
"Terima kasih Pertamina," katanya singkat sambil mengenakan sepatu barunya. "Ukurannya pas," katanya lagi sambil melempar senyum.
Head of Communication Relations & CID PHE ONWJ, R Ery Ridwan menuturkan, sedekah sepatu merupakan komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, khususnya generasi muda di wilayah Indramayu. Sekaligus upaya perusahaan untuk mendukung program pemerintah Indramayu.
"Kami percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan fasilitas yang layak untuk mendukung pendidikan mereka. Sepatu yang kami berikan hari ini mungkin sederhana, tetapi kami berharap ini dapat menjadi langkah awal untuk perjalanan mereka menuju masa depan yang lebih cerah. Semoga sepatu ini tidak hanya menjadi alat untuk melangkah, tetapi juga simbol harapan dan semangat," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu, Caridin menuturkan, program ini awalnya merupakan inisiatif pemerintah daerah dalam merespons fenomena "sepatu bolong" di sekolah. Menurutnya, banyak pelajar SMP di Indramayu yang belajar dalam kondisi sepatu rusak.
"Entah sepatunya terlalu nyaman dipakai, atau memang tidak mampu beli," kisahnya.
Inisiatif ini kemudian dituangkan ke dalam program sedekah seribu sepatu. Perusahaan-perusahaan yang berada di Kabupaten Indramayu digandeng. Salah satunya PHE ONWJ.
"Program ini kemudian, tidak hanya sedekah seribu sepatu. Dari PHE ONWJ saja sudah lebih dari seribu, yaitu 1.500," sambungnya.
Mewakili pelajar dan guru-guru, Caridin mengapresiasi keterlibatan PHE ONWJ dalam program ini. RH