Ditjen Migas Pantau Aspek Safety di Lapangan BD-HCML dan Lapangan Pagerungan-KEI


Pasuruan, OG Indonesia --
Urusan keselamatan atau safety merupakan salah satu aspek penting dan perlu menjadi perhatian khusus dalam kegiatan operasi migas yang dalam penyelenggaraan kegiatannya memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi. Pada industri migas, aspek keselamatan tidak hanya terkait Keselamatan Pekerja (Occupational Safety), namun juga termasuk Keselamatan Instalasi (Process Safety), Keselamatan Lingkungan (Environmental Protection) dan Keselamatan Umum (Public Safety). 

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan Keselamatan Migas pada Badan Usaha dan Bentuk Usaha Tetap Migas serta sebagai upaya untuk meningkatkan budaya Keselamatan Migas pada kegiatan usaha migas, Ditjen Migas Kementerian ESDM melakukan Management Walkthrough (MWT) ke Lapangan BD Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) di Pasuruan, Jawa Timur, dan Lapangan Pagerungan Kangean Energy Indonesia Ltd. (KEI), pada Jumat (20/12/2024) hingga Sabtu (21/12/2024).

Dalam kegiatan MWT tersebut, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Noor Arifin Muhammad didampingi oleh President Director Kangean Energy Indonesia Didi Basuki dan Senior Manager Engineering and Drilling HCML Johnny Pasaribu.

Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Noor Arifin Muhammad melalui kunjungan tersebut menyampaikan apresiasi terhadap KEI yang memiliki Plan of Development (PoD) sudah sangat baik.

“Kita semua tahu bahwa giant discovery terakhir itu di tahun 2000-an untuk minyak, sebentar lagi gas akan banyak. Jadi salut untuk Kangean Team karena memang terlihat sekali bagaimana dari POD-nya tidak terlalu lambat, 8 tahunan sudah onstream sangat bagus. Selain itu pemanfaatan gasnya juga dipergunakan untuk  dalam negeri, listrik dan petrokimia, alhamdulillah ini berarti memang plan industri waktu itu juga sudah sangat bagus,” paparnya.

Noor juga memaparkan bahwa saat ini yang perlu menjadi perhatian baik Pemerintah maupun Badan Usaha/Bentuk Usaha Tetap yaitu terkait target untuk swasembada energi, dasar-dasarnya adalah dengan menempatkan bahwa eksplorasi dan eksploitasi dilakukan sejalan dan balance sehingga cita-cita untuk swasembada energi dapat tercapai.

“Sekarang ini kami oleh Pimpinan ditekankan terus untuk (mendorong) kenaikan lifting dari produksi. Nah ini yang mudah-mudahan bisa menjadi contoh walaupun kami belum lihat data yang lebih tapi kalau lihat sekarang sudah posisi decline tapi sudah mengebor dan akan dilanjutkan lagi berarti kemungkinan besar kan memang sesuai dengan planning sebuah industri migas. Bahwa industri Migas ini ya seharusnya begini, jadi ketika kita sudah dalam tahap produksi, peak kemudian decline itu memang sudah harus ada planning untuk eksplorasinya tentu memang harus dilalui terus-menerus dan alhamdulillah mudah-mudahan nanti sukses sehingga kami bisa bawa kabar baik ke Pimpinan,” jelas Noor.

President Director Kangean Energy Indonesia Didi Basuki dalam kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih kepada Direktur Teknik dan Lingkungan Migas atas beberapa masukan yang telah diberikan terkait aspek safety.

Produksi Gas di KEI saat ini berasal dari Lapangan Pagerungan dan Lapangan Terang Sirasun Batur (TSB). Lapangan Gas Pagerungan ditemukan pada tahun 1985, dan mulai berproduksi pada tahun 1994. Produksi gas dan kondensat di Kangean saat ini berasal dari sumur onshore dan offshore di reservoir Ngimbang dan Rancak di kawasan Pagerungan. Puncak produksi gas dicapai pada tahun 1998 – 2001 dengan laju produksi gas sebesar 350 – 450 MMSCFD. Saat ini, Pagerungan masih menjadi penghasil gas penting bagi Jawa Timur yang dimanfaatkan terutama untuk sektor listrik dan petrokimia.

Pada rangkaian kegiatan MWT tersebut, Senior Manager Engineering and Drilling HCML Johnny Pasaribu juga menyampaikan bahwa pihaknya berharap Pemerintah dapat terus memberikan dukungan terkait pengawasan pada aspek keselamatan pada kegiatan usaha Migas melalui aturan dan regulasi yang ada.

HCML saat ini memiliki 3 lapangan utama yang telah berproduksi, yaitu Lapangan BD, Lapangan MBH-MDA, dan Lapangan MAC. Lapangan BD adalah satu-satunya lapangan HCML yang memiliki kandungan H2S dan juga kondensat, sehingga membutuhkan pengolahan yang cukup kompleks. 

Berdasarkan data per 20 Desember 2024, saat ini lapangan BD memiliki kapasitas produksi sebesar 110 MMSCFD dengan produksi gas jual 100 MMSCFD serta 6.000 – 6.500 barel kondensat per hari. HCML saat ini menjadi salah satu tulang punggung pemenuhan gas di Jawa Timur dengan menyumbang sekitar 30 persen pasokan gas. RH

Ditjen Migas Pantau Aspek Safety di Lapangan BD-HCML dan Lapangan Pagerungan-KEI Ditjen Migas Pantau Aspek Safety di Lapangan BD-HCML dan Lapangan Pagerungan-KEI Reviewed by Ridwan Harahap on Senin, Desember 30, 2024 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.