Tiga Tahun Terakhir, Eksplorasi Kian Diminati dan Ada 23 Kontrak Migas Baru

Ariana Soemanto, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM saat memberikan paparan dalam Indonesia Exploration Forum 2024 di Surabaya, Jawa Timur. 

Surabaya, OG Indonesia --
Indonesia Exploration Forum (IEF) 2024 bertajuk "Framing the Future of Indonesia’s Oil and Gas: Massive Exploration for Indonesia Energy Security" membuka fakta bahwa dalam tiga tahun terakhir minat investor untuk masuk ke eksplorasi migas di Indonesia terus meningkat. Pemerintah menyampaikan bahwa minat investor untuk melakukan eksplorasi migas di Indonesia terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. 

Tingginya minat investor masuk ke eksplorasi disampaikan Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ariana Soemanto saat menjadi narasumber pada diskusi panel di acara IEF tersebut. 

Dia menyampaikan bahwa dalam tiga tahun, ada 23 kontrak migas baru, termasuk dua yang ditandatangani hari ini yaitu blok Amanah dan Melati. “Saat ini ada tabungan eksplorasi sekitar Rp4,3 triliun dan Rp11 triliun untuk pengembangan," ucap Ariana.

Dia menambahkan bahwa fokus area eksplorasi ke depan adalah di wilayah timur yang terdapat di lima area yaitu Buton, Timor, Seram, Aru dan Papua. Untuk wilayah barat, fokusnya ada di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Jawa Timur. 

“Di wilayah timur sudah ada sekitar lima joint study, dan ada satu yang jadi blok migas baru. Untuk wilayah barat, ada satu yang sudah mulai mengarah ke joint study.  Adanya Tim Kepmen Eksplorasi, saat ini dari barat hingga timur, memiliki 34 joint study," jelas Ariana.

Ariana menyampaikan upaya Pemerintah untuk mempercepat dukungan terhadap eksplorasi hulu migas yang sudah dilakukan antara lain Fleksibilitas PSC, split sampai 50%, Bank garansi yang lebih murah, penawaran langsung tanpa joint study, perubahan komitmen eksplorasi ke area terbuka, tambahan periode eksplorasi dan penambahan masa periode pasca POD 1.

Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara menyampaikan pada sesi tersebut bahwa eksplorasi yang lebih masif membutuhkan dukungan regulasi yang lebih kuat lagi. 

Saat ini kebanyakan proyek yang ada di long term plan (LTP) tidak ekonomis, oleh karenanya bagaimana agar hasil eksplorasi dapat diproduksikan maka butuh payung hukum yang kuat yaitu penyelesaian RUU Migas. “Industri hulu migas membutuhkan terobosan-terobosan agar ada split yang lebih bagus, jika ada kegiatan di open area kenapa tidak beri kemudahan-kemudahan," kata Benny.

Terkait upaya mempercepat penemuan menjadi produksi, Benny menyampaikan bahwa saat ini dari aspek teknis dan non teknis, hambatan dan tantangan terbesar adalah faktor non teknis. Dia menyampaikan untuk urusan teknis bisa dipercepat, seperti saat ini dalam hitungan bulan plan of development (POD) sudah bisa diselesaikan, tetapi untuk non teknis seperti perizinan, amdal dan lainnya penyelesaiannya tidak dapat diprediksikan. 

“Akibatnya meskipun POD sudah disetujui, sering proyek itu delay terus tidak onstream penyebabnya umumnya di perizinan, amdal, pengadaan yang lama, dukungan pemerintah di daerah yang lama. Ketika sekali molor proyek tersebut, maka dipastikan pencapaian target LTP juga akan mundur," terang Benny.

Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi Muharram Jaya Panguriseng menyampaikan bahwa Pertamina terus melakukan kegiatan eksplorasi secara masif dan agresif. Diluar upaya yang lain, dia menegaskan bahwa peningkatkan produksi kontribusi eksplorasi tetap adalah paling utama dan signifikan.

Dia menyampaikan Pertamina telah meningkatkan target penemuan migas. Untuk lokasi yang masuk kategori mature, dari statistik 10 tahun terakhir, hanya sekitar 10 MMBOE. Dalam dua tahun terakhir PHE telah tingkatkan menjadi 15 MMBOE di tahun ini. Untuk tahun 2025 bahwa hanya prospek di atas 30 MMBOE yang dibor. 

“Kami juga melakukan cara-cara yang out of the box, di tempat yang lama dijalankan dengan cara baru. Kita baru saja discovery di sumur Astrea Rokan yaitu 3.000 BOPD per hari tanpa air, 100% adalah minyak," imbuh Muharram. 

Dia menambahkan strategi kedua adalah strategi untuk bertumbuh, ibaratnya ketika ditargetkan mencari paus maka harus di laut dalam dan bukan di kolam. “Saat ini Pertamina agresif di WK baru salah satunya di Sulawesi dan akan terus melakukan itu di area frontier yang potensial lainnya," pungkasnya. RH


Tiga Tahun Terakhir, Eksplorasi Kian Diminati dan Ada 23 Kontrak Migas Baru Tiga Tahun Terakhir, Eksplorasi Kian Diminati dan Ada 23 Kontrak Migas Baru Reviewed by Ridwan Harahap on Senin, Oktober 14, 2024 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.