DNA Tangguh dan Inovatif Bawa Elnusa Tetap Tumbuh di Tengah Situasi Disruptif

Hydraulic Workover Unit dari Elnusa turut menyokong aktivitas pengeboran sumur Pertamina Hulu Mahakam di Blok Mahakam.
Foto: Dok. Elnusa

Jakarta, OG Indonesia –
"Orang bijak menyesuaikan diri dengan keadaan, seperti air membentuk dirinya sendiri ke dalam kendi,” demikian pepatah Tiongkok berbunyi. Kiranya kata-kata bijak tentang kemampuan beradaptasi demi keberlanjutan tersebut juga dapat diaplikasikan dalam dunia usaha seperti yang diterapkan oleh PT Elnusa Tbk dalam kegiatan bisnisnya. Tak heran, eksistensi Elnusa bisa merentang panjang sampai 55 tahun di bumi Indonesia dan bahkan telah menapaki kancah global.

Sejak berdiri tahun 1969, cucu usaha Pertamina yang tergabung dalam Subholding Upstream Pertamina ini telah mengalami banyak sekali transformasi bisnis dalam upayanya merespon iklim bisnis dan industri, khususnya di Indonesia. “Hadir pertama kali sebagai perusahaan jasa pendukung telekomunikasi perkapalan dengan nama Elektronika Nusantara, Elnusa telah mengalami banyak dinamika, yang mengasah Elnusa menjadi seperti yang kita lihat saat ini,” ucap Bachtiar Soeria Atmadja, Direktur Utama Elnusa dalam acara temu media belum lama ini di Graha Elnusa, Jakarta.

Inovasi seperti menjadi motor kehidupan Elnusa. Bisnis Elnusa pun terus bergerak dinamis lewat inovasi tersebut. Beberapa kali perubahan bisnis dilalui Elnusa sejak berdirinya perusahaan. Beranjak dari bidang telekomunikasi perkapalan (1974), lalu menjajaki dunia penerbitan yellow pages atau buku telepon pertama di Indonesia (1975), memproduksi televisi berwarna dengan jenama “Elnusa” (1976), hingga terjun ke industri minyak dan gas bumi (migas) lewat jasa workover services (1984) serta ikut berkecimpung dalam industri kimia dan distribusi BBM lewat Elnusa Petrofin (1996).

Perubahan adalah suatu keniscayaan. Bachtiar menjelaskan, kondisi suatu perusahaan yang baik-baik saja dan dapat dikatakan sangat sehat, tidak akan menjamin keberlangsungan bisnis perusahaan tersebut di masa depan dapat tetap terjaga. “Disrupsi akan terjadi kepada siapa saja yang berdiam diri. Oleh karena itu, kami juga mengoptimalkan DNA resilience (tangguh) dan inovatif yang telah kami miliki selama 55 tahun ini,” tutur Bachtiar.

Seperti saat industri hulu migas dihantam oleh jatuhnya harga minyak akibat shale oil boom di Amerika Serikat pada awal dekade 2010-an, sampai terpaan badai pandemi COVID-19 yang membuat segala kegiatan operasi migas sempat tiarap. Menurut Bachtiar, situasi disruptif tersebut mampu dihadapi dan bahkan Elnusa dapat terus menumbuhkan dan menyehatkan kembali bisnis jasa upstream-nya lewat berbagai perbaikan.

“Dengan kondisi ini, Elnusa berhasil mencetak pendapatan dan laba tertinggi sepanjang sejarah Elnusa di 2023 lalu, dan kami akan terus upayakan kembali mencetak sejarah ke depannya. Kami yakin hanya dengan kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas, semua tantangan bisnis dapat diselesaikan,” tegasnya.

Tercatat, pada periode 2021-2023, Elnusa dapat meningkatkan revenue perusahaan sebesar 16% dari Rp8,137 triliun menjadi Rp12,564 triliun. Saat ini lini usaha Energy Distribution & Logistic masih menjadi yang terdepan dalam menyumbang revenue bagi perusahaan, yaitu sekitar 55%. Disusul kegiatan usaha dari services hulu migas sebesar 32%, serta dari kegiatan Support sekitar 13%.

EBITDA perusahaan juga terdongkrak dari Rp985 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp1,282 triliun pada tahun 2023. Pada periode yang sama, laba bersih Elnusa juga melesat naik sampai 67%, dari Rp109 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp503 miliar pada tahun 2023.

Dari sisi total aset, Elnusa dapat menambah total aset dari Rp7,235 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp10,5 triliun pada Juni 2024. Sedangkan untuk liabilitas Perseroan juga meningkat sekitar 14% dari tahun 2023 sebesar Rp5,1 triliun menjadi Rp5,8 triliun per 30 Juni 2024. Tumbuhnya jumlah aset dan liabilitas tersebut sebagai imbas positif dari meningkatnya aktivitas operasi Elnusa.

Tak heran kesehatan finansial perusahaan juga terus terjaga, di mana tercatat peningkatan pada ekuitas dari Rp4,1 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp4,6 triliun sampai Juni 2024. Sementara untuk capital expenditure (capex) alias belanja modal, Elnusa juga dapat terus meningkatkan nilai capex perusahaan dalam beberapa tahun terakhir, dari Rp364 miliar (2021), Rp450 miliar (2022), Rp495 miliar (2023), sampai Rp526 miliar (2024).

Sinergi dan Inovasi

Dalam aspirasinya menjadi jawara energy services di Indonesia, Elnusa terus membangun resiliensi untuk tumbuh. Andreas Ariawan Sebastiawan, Senior Manager Corporate Planning Elnusa, dalam kesempatan yang sama membeberkan langkah yang dijalankan Elnusa. Pertama, dengan cara meningkatkan pembangunan sumber daya manusia untuk jangka panjang. Kedua, melakukan optimalisasi proses untuk meningkatkan daya saing. Ketiga, mendorong perkembangan bisnis demi lebih banyak pertumbuhan agresif. Dan keempat, meningkatkan profitabilitas dan stabilitas keuangan perusahaan.

Dipaparkan Andreas, Elnusa memiliki portofolio cukup panjang, dari hulu migas sampai dengan hilir migas. Pada sisi hulu terdapat jasa Rig Onshore & Offshore, Geoscience & Reservoir Services, Drilling Support Services, EPC & Operation Maintenance Services, hingga Upstream Support. Sementara pada bagian hilir terdapat jasa Energy Distribution & Logistic terkait BBM, lubricant, dan chemical, serta masih ada pula General Services. Elnusa juga turut ditopang oleh anak-anak usaha yaitu PT Patra Nusa Data (PND), PT Sigma Cipta Utama, PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi, PT Elnusa Trans Samudera, sampai PT Elnusa Petrofin.

“Secara strategi portofolio, Elnusa akan memperkuat inti dari pada bisnisnya yang ada di eksplorasi seismik. Lalu kami juga akan mengembangkan operation excellence melalui peningkatan capability,” ujar Andreas. Dia menambahkan, Elnusa juga akan mengoptimalkan produktivitas aset-aset yang ada, terus mengasah kapabilitas dan efisiensi dalam urusan SCM (manajemen rantai pasok), serta merangsek lebih dalam menuju pasar Subholding Upstream Pertamina dan perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lainnya, sembari tetap memperkuat sinergi dengan grup Pertamina.

Salah satu kunci sukses perkembangan usaha Elnusa adalah kemampuan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan klien. “Pada dasarnya, playing business kami yang ada saat ini adalah hasil dari inovasi. Artinya sebanyaknya portofolio bisnis Elnusa, sebanyak itu pula kami telah berinovasi,” kata Novrizal, VP Marketing & Business Development Elnusa, masih dalam temu media di Graha Elnusa.

Dia pun mengungkapkan pada awal kehadiran Elnusa di tahun 1969 dalam bidang telekomunikasi perkapalan adalah demi memenuhi kebutuhan Pertamina yang memerlukan penyedia telekomunikasi perkapalan lokal. Kala itu “kue” pasar telekomunikasi perkapalan di dalam negeri memang sangat didominasi perusahaan asing sehingga kemunculan Elnusa lewat Elektronika Nusantara jadi keunggulan tempatan, lalu bersalin menjadi solusi baru yang menjadi andalan.

Novrizal membuka data, saat ini value creation dari inovasi yang dihasilkan Elnusa bernilai sekitar US$10 juta per tahunnya, belum termasuk dengan lini bisnis baru yang tengah dikembangkan perusahaan. “Artinya, Elnusa harus terus komit untuk melakukan inovasi terus-menerus, dan tidak hanya fokus untuk satu inovasi teknologi tertentu saja,” ujar Novrizal seraya menambahkan bahwa inovasi yang diciptakan perusahaan pada dasarnya merupakan masukan yang disuarakan para customer dan diserap langsung oleh Elnusa sendiri.   

HWU Jadi Unggulan

Salah satu reka baru teknologi berdasarkan kebutuhan klien yang kini menjadi unggulan Elnusa di hulu migas adalah Hydraulic Workover Unit (HWU) yang telah difabrikasi Elnusa secara mandiri. Di tengah kondisi jumlah rig yang terbatas belakangan ini, Elnusa mampu mengaplikasikan HWU menggantikan fungsi Jack Up Rig untuk pekerjaan pengeboran sumur migas di Wilayah Kerja (WK) Mahakam. Padahal HWU biasanya dipakai untuk aktivitas work over atau kerja ulang sumur tua dalam upaya meningkatkan produktivitas sumur tersebut. “Kami punya Hydraulic Workover Unit, tetapi punya capability bisa ngebor,” jelas Novrizal.

Berkat implementasi teknologi HWU untuk pengeboran sumur di Blok Mahakam, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) sebagai operator berhasil menghemat biaya operasi pengeboran hingga 10%. Ditilik dari sisi operasi, penggunaan HWU juga punya keunggulan yaitu tidak membutuhkan area yang terlalu luas serta lebih mudah untuk urusan rig up dan rig down. Perlu dicatat, penerapan HWU untuk kegiatan pengeboran di Blok Mahakam mencatat zero Lost Time Injury (LTI) sebagai penanda inovasi HWU sebagai pengganti Jack Up Rig tidak menjadi masalah karena aspek HSSE tetap dipatuhi sesuai prosedur yang berlaku.

Komplimen pun datang dari pihak PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) sebagai induk usaha dari PHM. Dony Indrawan, Manager Communication Relations & CID PHI, menyatakan bahwa perusahaannya senantiasa terbuka serta mendorong lahirnya inovasi dan aplikasi teknologi selama dapat meningkatkan keselamatan, keandalan, dan keunggulan operasi migas, termasuk lewat pemanfaatan HWU untuk pengeboran sumur yang dikembangkan Elnusa. “Kami percaya bahwa penerapan inovasi dan teknologi sangat penting guna menahan laju penurunan produksi alamiah dan mempertahankan tingkat produksi migas lapangan-lapangan yang sudah mature,” ucap Dony kepada OG Indonesia, Senin (5/8/2024).

Diceritakan Dony, pemanfaatan HWU untuk pengeboran sumur merupakan hasil kolaborasi antara PHM dengan Elnusa, di mana HWU menjadi alternatif pengganti rig untuk mode kerja komplesi, workover dan drilling. Berkat inovasi HWU, pekerjaan yang semula menggunakan rig dapat berubah menjadi pekerjaan tanpa menggunakan rig (rigless). “Inovasi ini merupakan hasil kolaborasi yang baik untuk dapat membantu perusahaan meningkatkan peluang efektivitas pengerjaan sumur-sumur produksi,” pujinya.

Dia juga menerangkan bahwa penggunaan HWU besutan Elnusa juga dapat meningkatkan komposisi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam kegiatan operasi migas yang dikerjakan PHM di WK Mahakam. “Penggunaan HWU ini dapat menggantikan penggunaan rig konvensional, terutama pada sumur-sumur yang sesuai dengan TKDN mencapai 100 persen,” cetus Dony.

Fase uji coba rigless operation dengan menggunakan HWU sendiri telah dilaksanakan PHM di Blok Mahakam sejak Mei 2019 dengan aplikasi komplesi kompleks 7” Multi Zone Single Trip Gravel Pack (MZST-GP) di Sumur TN-AA371. Sistem MZST-GP ini sebelumnya didesain untuk operasi rig dan tergolong teknologi komplesi yang sangat kompleks dan instalasinya melibatkan banyak pihak. Setelah uji coba tersebut, PHM menerapkan penggunaan HWU pada Rigless Workover, Offline Well Sidetrack Preparation, Rigless Completion, dan Rigless Drilling di beberapa sumur di WK Mahakam.

Di tengah tantangan operasional yang kian meningkat apalagi dalam situasi disruptif yang tak menentu, Dony menegaskan pentingnya untuk terus mencari inovasi-inovasi baru. Selain itu, perlu pula dikawal dengan melakukan evaluasi dari efektivitas penerapan inovasi-inovasi yang telah dilaksanakan sebelumnya. Tak terkecuali untuk inovasi HWU, sehingga keberlanjutan produksi migas dapat terus dijaga.

Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengamini pernyataan Dony Indrawan. Menurutnya dengan produksi dan lifting migas nasional yang terus turun dan kerap luput dari target yang dipasang, perlu ada upaya ekstra keras untuk mencari dan menguras sumber daya hidrokarbon dari berbagai penjuru negeri ini.

“Untuk itu dibutuhkan adanya teknologi yang memudahkan dalam eksplorasi dan eksploitasi migas. Maka dari itu, selain dari investasi, peran dari inovasi teknologi dalam konteks hulu migas menjadi sangat penting. Jadi tanpa inovasi teknologi saya kira akan sulit untuk meningkatkan kembali produksi migas di Indonesia,” kata Fahmy kepada OG Indonesia, Rabu (7/8/2024).

Karena itu Fahmy mengapresiasi langkah Elnusa yang secara serius mengambil peran dalam melakukan inovasi teknologi seperti pemanfaatan HWU untuk kegiatan pengeboran sumur di Blok Mahakam. Dia bahkan menyarankan agar sinergi terkait inovasi teknologi seperti yang dilakoni Elnusa dan PHI tersebut juga menular untuk diterapkan oleh perusahaan KKKS dan perusahaan industri penunjang migas lainnya. “Saya kira model kerja sama semacam ini akan cukup efektif untuk menemukan teknologi yang lebih sesuai dengan kondisi hulu migas kita saat ini,” pungkas Fahmy. RH

DNA Tangguh dan Inovatif Bawa Elnusa Tetap Tumbuh di Tengah Situasi Disruptif DNA Tangguh dan Inovatif Bawa Elnusa Tetap Tumbuh di Tengah Situasi Disruptif Reviewed by Ridwan Harahap on Rabu, Agustus 07, 2024 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.