Dibandingkan CCS/CCUS, Cara Ini Lebih Efektif Tekan Emisi Bagi Industri Migas

Moshe Rizal, Ketua Komite Investasi Aspermigas.

Jakarta, OG Indonesia --
Sebagai sumber energi yang berbasis fosil, minyak dan gas bumi (migas) tergolong energi yang cenderung kotor, apalagi jika dibandingkan dengan energi terbarukan. Namun ternyata, sektor migas memiliki
 peran cukup besar di dalam proses penurunan emisi seiring target net zero emission tahun 2060 yang dikejar oleh Pemerintah Indonesia.

"Sektor migas itu bisa menjadi ancaman karena memang emisinya besar tetapi bisa juga jadi opportunity bagi Indonesia untuk bisa lebih cepat mengurangi emisinya," terang Moshe Rizal, Ketua Komite Investasi Aspermigas, dalam acara pelatihan media "Gas Alam dan Hydrogen: Potensi, Bisnis Proses dan Outlook" yang diadakan oleh Aspermigas dan Pamerindo secara daring selama dua hari pada Sabtu-Minggu (22-23/7/2023) lalu.

Moshe menegaskan, Indonesia hanya perlu fokus mengurus masalah emisi methane atau metana (CH4) dari sektor migas. Diuraikan olehnya, jika bicara karbon maka ada nilai CO2 ekuivalen, di mana metana sebagai representasi emisi gas memiliki nilai CO2 ekuivalen yang berkali-kali lipat jumlahnya dibandingkan CO2 itu sendiri. "Kalau di United Nations itu kalau tidak salah dihitung sekitar 28 kali lipat nilai CO2 ekuivalennya," jelas Moshe.

Apalagi emisi metana juga 84 kali lebih kuat dalam menahan panas di atmosfer sehingga sangat berkontribusi dalam menyumbang gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim di bumi. "Jadi kalau kita fokus bagaimana mengurangi gas methane dari sektor migas, ini penurunan karbonnya sangat sangat luar biasa," tuturnya seraya menambahkan gas metana juga bisa disumbang dari sektor perkebunan, peternakan, dan sampah landfill.

Moshe menerangkan, dengan karakteristik sektor migas yang banyak mengeluarkan metana, bisa diaplikasikan program MRV (Measurement, Reporting, and Verification) untuk emisi metana yang dihasilkan. Di mana dengan setiap industri melakukan pengukuran emisi metana yang dihasilkan maka secara berkala dari waktu ke waktu dapat dipantau sekaligus ditargetkan agar besaran gas metana yang dihasilkan dari industri tersebut dapat ditekan di masa depan.

"Seperti di Belgia itu bisa menurunkan lebih dari 70 persen emisinya. Dari 64 perusahaan, itu bukan perusahaan migas pula, itu bisa menurunkan emisi sampai 76 persen. Nah kalau (diterapkan) perusahaan migas itu akan jauh lebih besar (penurunan emisinya)," ujarnya. 

Pihak PBB sendiri sudah mencanangkan OGMP (Oil and Gas Methane Partnership) untuk perusahaan-perusahaan migas yang berkomitmen mengurangi emisi metananya. "Karena oil and gas ini mau net zero juga, cara cepat dia menuju net zero adalah dia mengurangi emisi methane, dengan cara MRV," tegas Moshe.

Karena itu, kepada industri migas di dalam negeri, Moshe tengah menggembar-gemborkan kampanye "Keep The Methane in The Pipe" alias perusahaan-perusahaan migas berupaya untuk tetap menjaga emisi metananya berada di dalam pipa saja dan tidak keluar ke atmosfer.

Dia pun mengingatkan, upaya dekarbonisasi dengan cara menekan emisi metana oleh perusahaan migas selain lebih cepat dan dapat segera diterapkan ternyata juga lebih murah biayanya. "Perusahaan yang mengimplementasikan MRV di perusahaannya itu ada untungnya, selain mengurangi emisi dia juga bisa mengurangi biaya maintenance. Kenapa? Karena yang bocor-bocor tadi bisa cepat diperbaiki dengan cara dia mengukur dan mendeteksi secara lebih cepat," paparnya.

Moshe menilai, teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) yang kini banyak dikedepankan dalam upaya dekarbonisasi dari sektor migas memang bagus, namun ongkosnya mencapai miliaran dollar AS serta implementasinya butuh waktu tahunan. "Kalau (MRV Metana) ini sangat cepat," ujarnya. "Jadi ini perlu kita tekankan ke Pemerintah, kita sedang kolaborasi dengan Dirjen Migas untuk bagaimana mengimplementasikan MRV ini di sektor migas," pungkas Moshe. RH

Dibandingkan CCS/CCUS, Cara Ini Lebih Efektif Tekan Emisi Bagi Industri Migas Dibandingkan CCS/CCUS, Cara Ini Lebih Efektif Tekan Emisi Bagi Industri Migas Reviewed by Ridwan Harahap on Selasa, Agustus 08, 2023 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.