Jakarta, OG Indonesia -- PT Energi Mega Persada Tbk (“EMP” atau “Perusahaan”) pada Jumat (28/7/2023) menyampaikan kinerja keuangan 1H 2023 atau semester I 2023. Produksi minyak Perusahaan meningkat 20% dari 4.789 barel/hari pada 1H2022 menjadi 5.762 barel/hari pada 1H2023.
Namun demikian, produksi gas EMP mengalami penurunan sebesar 21% dari 207 juta kaki kubik/hari pada 1H2022 menjadi 162 juta kaki kubik/hari pada 1H2023.
Diterangkan Syailendra S. Bakrie, Direktur Utama & CEO PT Energi Mega Persada Tbk, penurunan produksi gas tersebut dikarenakan 2 faktor. Pertama, salah satu pelanggan Perusahaan menurunkan pembelian gas dari blok Kangean yang dioperasikan oleh EMP di Jawa Timur. Saat ini EMP sedang melihat kemungkinan untuk menjual produk gasnya ke beberapa pembeli baru di Jawa Timur.
Kedua, Blok Sengkang yang dimiliki oleh EMP di Sulawesi Selatan menghentikan produksi gasnya untuk sementara waktu dikarenakan oleh perpanjangan kontrak jual beli gas. Produksi gas dari Blok Sengkang tersebut telah dimulai kembali pada bulan Maret 2023.
"Harga jual gas dari portfolio EMP sedikit meningkat dari US$6.13 di 1H2022 ke US$6.21 di 1H2023. Namun demikian, harga jual minyak Perusahaan mengalami penurunan sebesar 30% dari US$109 di 1H2022 menjadi US$77 di 1H2023, yang mana penurunan harga minyak dunia ini juga dialami oleh seluruh produsen minyak secara global. Seperti yang diketahui, harga minyak dunia sudah mulai meningkat secara berkala di Q3 2023," beber Syailendra.
Kondisi-kondisi di atas tersebut berdampak terhadap kinerja keuangan EMP di 1H 2023. Perusahaan membukukan penurunan Penjualan Bersih sebesar 17% dan penurunan Laba Usaha sebesar 36% dari 1H 2022 ke 1H 2023.
"Namun demikian, terlepas dari tantangan-tantangan tersebut, EMP berhasil mempertahankan kinerja Laba Bersih yang cukup konsisten di US$26 juta selama periode 1H 2023," pungkasnya. RH