Yogyakarta, OG Indonesia -- PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) bersama Universitas Gajah Mada (UGM) membangun Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) untuk mengolah sampah kota Yogyakarta terintegrasi. Langkah ini sebagai wujud upaya PLN EPI dalam mendukung pengurangan emisi global yang berasal dari sampah kota.
Dekan Fakultas Teknik UGM Prof. Selo menjelaskan, TPS3R ini merupakan inovasi teknologi yang dilakukan UGM untuk bisa mengolah sampah yang semula hanya menumpuk, menjadi bahan baku yang bernilai ekonomis. Produk sampah yang terus tinggi menjadi persoalan negara yang harus segera diselesaikan.
"Khususnya di Yogyakarta, sampah yang bermuara di TPA ini sudah tak lagi bisa ditangani. Untuk itu, pengurangan sampah untuk masuk ke TPA ini yang menjadi urgent," kata Selo.
Lewat TPS3R ini, UGM melakukan pemilahan sampah. Antara sampah organik dan non organik nantinya akan dikelompokan dan diolah tersendiri. Sampah organik dikelola menjadi bahan baku pupuk kompos oleh petani binaan UGM.
Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan menjelaskan PLN EPI sebagai perusahaan penyedia energi primer menilai misi yang dijalankan oleh UGM sejalan dengan misi yang dijalankan PLN. Pengelolaan sampah menjadi bahan baku yang bernilai ekonomis tak hanya mampu berdampak pada volume sampah yang mangkrak tetapi justru bisa menjadi bahan baku yang bermanfaat bagi lingkungan.
"Kami mendukung penuh inovasi yang dilakukan UGM dalam pengelolaan sampah ini. Sebab, pengelolaan sampah yang baik mampu mengurangi emisi karbon dan mampu menjadi upaya teknologi waste to energy," kata Mamit.
PLN EPI memberikan dukungan terhadap UGM untuk membangun TPS3R ini. Nantinya, dari TPS3R ini sampah yang sudah diolah juga bisa diserap menjadi bahan baku biomassa yang dibutuhkan oleh PLN EPI dalam teknologi co-firing di PLTU milik PLN Grup.
"Dalam menjalankan bisnis kelistrikan PLN EPI konsisten melaksanakan Sustainable Developement Goals atau SDGs dan berkomitmen menjalankan bisnis keberlanjutan dengan mengedepankan Environmental, Social, dan Corporate Governance (ESG)," tutup Mamit. RH