Foto: Hrp |
Jakarta, OG Indonesia -- Masyarakat Indonesia semakin serius menyambut transisi energi. Seiring Kuantitas penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang mulai naik secara perlahan berbagai komunitas dan kelompok masyarakat yang terkait dengan KBLBB juga bertumbuh dengan cepat. Salah satunya yaitu AEML, (Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik).
"Kami percaya dengan peran aktif berbagai pihak, dukungan penuh pemerintah dan masyarakat ekosistem KBLBB akan segera dapat tumbuh dan berkembang dan proses transisi energi akan semakin lancar," ujar Dannif Danusaputro, selaku Ketua Umum AEML.
Hal ini disampaikan dalam peluncuran perdana AEML yang disertai joint study tentang "Indonesia EV Reform Action Plan" oleh International Finance Corporation (IFC) di Glass House Hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta yang bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Senin (5/6/2023).
AEML didirikan sebagai wadah bagi para pionir di industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dan industri pendukung ekosistem mobilitas listrik di Indonesia. Percepatan adopsi KBLBB di Indonesia memerlukan pembangunan infrastruktur mobilitas listrik yang merata.
"Kami percaya bahwa percepatan adopsi kendaraan listrik harus sejalan dengan pertumbuhan infrastruktur pendukungnya. Dengan keamanan dan kemudahan sebagai fokus utama, kita dapat mendorong adopsi oleh masyarakat," tambah Dannif, yang juga CEO dari Pertamina New & Renewable Energy ini.
Ketua Umum KADIN, Arsjad Rasjid, yang juga merupakan Ketua Dewan Pengawas AEML,memberikan apresiasi terhadap pembentukan AEML ini. la menyambut baik keanggotaan 14 anggota AEML yang mewakili industri baterai, manufaktur KBLBB, infrastruktur pengisian dan penukaran baterai.
"Saya mengapresiasi AEML sebagai wadah inklusif bagi pelaku usaha di industri kendaraan listrik, serta pelaku usaha pendukung seperti perusahaan baterai, komponen kendaraan listrik, stasiun pengisian kendaraan listrik, dan penukaran baterai umum,"ungkap Arsjad.
Indonesia memiliki target mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 atau bahkan lebih awal. Salah satu upayanya adalah dengan mengembangkan ekosistem KBLBB di Indonesia.
Arsjad menambahkan, "Dengan adanya AEML, kita berharap dapat mendukung penggunaan 1 juta kendaraan listrik roda empat dan 3 juta kendaraan listrik roda dua pada tahun 2035. Dampaknya akan sangat positif bagl lingkungan karena spesifik akan mengurangi emisi karbon di Indonesia."
AEML dan International Finance Corporation (IFC) bekerja sama untuk mengampanyekan dan mempromosikan best practice terkait KBLBB dan memperbaiki peraturan serta kebijakan publik terkait hal tersebut. IFC membawa pembelajaran dari negara-negara yang sukses dalam mendorong adopsi KBLBB,serta akan mempromosikan keberhasilan Indonesia melalui kerjasama ini.
IFC telah meninjau penerapan KBLBB dan peraturan terkait di negara-negara Asia Tenggara dan melakukan wawancara dengan para ahli. Dalam mendorong penggunaan KBLBB, terutama untuk kendaraan roda dua,terdapat dua faktor utama, yaitu dukungan pemerintah termasuk peraturan,dan adopsi oleh armada jasa antar (fleet operators).
"Kendaraan bermotor merupakan prioritas lintas industri, terutama karena perannya dalam mengatasi masalah polusi, sekaligus dalam mendukung pencapaian target emisi dan karbon Indonesia seperti yang disepakati pada COP26," ucap Paramita Dasgupta, Manager of CMA untuk Asia Timur dan Pasifik, IFC.
"Kolaborasi IFC dengan mitra pemerintah Indonesia dan AEML akan menjadi langkah penting dalam membuka peluang investasi besar yang memungkinkan pertumbuhan dan keberlanjutan industri EV Indonesia. IFC akan menindaklanjuti rencana aksi ini guna memberikan masukan dan menyempurnakan peraturan dan kebijakan publik terkait kendaraan listrik di Indonesia," tambahnya.
Saat ini KBLBB telah menjadi fokus baru dari berbagai instansi, salah satunya yaitu Kementrian BUMN. Melalui Pertamina dengan Sub Holdingnya Pertamina New & Renewable Energy terus mengampanyekan dan melakukan berbagai upaya startegis dalam pengembangan battery pack dan
fasilitas pendukung EV Ecosystem lainnya
Selain itu, Pertamina memiliki lebih dari 7.400 SPBU, 6.100 Pertashop, dan 63.000 outlet LPG sehingga Pertamina siap berkolaborasi dengan pihak lain dari
berbagai negara untuk mengembangkan dan mer.goptimalkan infrastruktur yang dimiliki ini untuk mendukung EV ecosystem terwujud di Indonesia.
Hal ini juga senada dengan semangat dari PLN dalam mendukung terciptanya EV ecosystem di Indonesia. "Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mendirikan 616 unit mesin Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 311 titik lokasi di Indonesia", ujar Ririn Rachmawardini, Executive Vice President Product Development PLN sekaligus sebagai Wakil Ketua Umum AEML bidang Infrastruktur dan Mobilitas Kendaraan Listrik.
Menutup acara, Toto Nugroho, Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) juga sebagai Wakil Ketua Umum AEML bidang Keselamatan dan Standardisasi, menegaskan bahwa AEML merupakan wadah untuk berkolaborasi dan saling berbagi praktik baik. Untuk mencapai tujuan tersebut AEML perlu menjalin kerjasama multipihak termasuk dengan asosiasi-asosiasi lain terkait ekosistem mobilitas listrik. RH