PLN EPI Pastikan Keamanan Pasokan Energi Primer untuk Pembangkit Listrik PLN Selama Masa Lebaran

Mamit Setiawan, Sekretaris Perusahaan PLN EPI.
Foto: Hrp

Jakarta, OG Indonesia -- PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus melakukan koordinasi dengan subholding PLN Nusantara Power dan PLN Indonesia Power agar operasional pembangkit yang berhubungan dengan energi primer di seluruh Indonesia tidak terganggu dalam mendukung masyarakat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1444 H.

Mamit Setiawan, Sekretaris Perusahaan PLN EPI memastikan kesiapan pasokan energi primer bagi pembangkit milik PLN Group dalam kondisi yang aman dan terkendali.

“Saat ini, Hari Operasi (HOP) batu bara berada dalam posisi yang sangat baik, rata-rata berada di 25-26 HOP, untuk BBM 10 HOP, serta pasokan gas dan LNG terpenuhi sesuai dengan jadwal pengiriman,” kata Mamit pada acara Media Gathering, Kamis (13/4/2023)

Mamit menjelaskan, sejak April 2023 kondisi stok batu bara secara umum dalam kondisi sangat aman. Stok rata-rata batu bara PLTU PLN di Jawa, Madura dan Bali (Jamali) sebesar 25,0 HOP (Hari Operasi), tanpa ada PLTU dengan kondisi emergency.

Sedangkan, stok rata-rata batu bara PLTU PLN di Sumatera-Kalimantan (Sumkal) sebesar 26,6 HOP. Untuk wilayah, Sulawesi-Maluku-Papua-Nusa Tenggara (Sulmapana) sebesar 30,2 HOP.

“Kami akan terus siaga dalam memastikan pasokan energi primer yang andal bagi pembangkit milik PLN Group,” ujarnya.

Mamit juga menyampaikan sebagai bentuk dukungan dalam mengurangi emisi karbon dan menuju NZE 2060, PLN EPI terus melakukan pengembangan ekosistem rantai pasok biomassa yang sangat berlimpah di Indonesia.

“Biomassa merupakan salah satu EBT yang dapat mengurangi emisi sehingga diharapkan PLN EPI dapat memenuhi kebutuhan PLTU PLN sebanyak 10,2 juta ton pada tahun 2025 yang akan datang dengan menggunakan pasokan biomassa dengan harga yang lebih murah dan ekonomis,” jelasnya

Pengembangan ekosistem biomassa yang dilakukan oleh PLN EPI tidak hanya melibatkan perusahaan saja, tetapi juga melibatkan pemerintah daerah dan juga masyarakat sehingga bisa memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat dan juga daerah.

“Dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan pengembangan biomassa ini, diharapkan bisa membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat serta memberikan pendapatan bagi pemerintah daerah setempat,” pungkas Mamit. RH