Tangerang, OG Indonesia -- Sebanyak sembilan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) skema Government to Government (G to G) Jerman dilepas Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani di lounge BP2MI Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (17/4/2023).
Ke-9 CPMI merupakan tenaga kesehatan yang akan bekerja sebagai perawat di kota Hamburg, Frankurt, Munich dan Nuremberg. Kepala BP2MI mengatakan, PMI adalah orang hebat yang berani ambil resiko meninggalkan keluarganya demi mencari nafkah.
“Mereka ini orang-orang hebat. Berani kerja di luar demi keluarga. Hebatnya lagi gaji mereka dikirim ke Indonesia dan menjadi devisa negara. Tapi jangan lupa orang hebat lainnya yaitu Ibu Bapak yang selalu memohon kepada Tuhan kesuksesan anaknya,” ungkap Pejabat yang juga dijuluki Bapak PMI ini.
Jerman merupakan negara favorit penempatan karena memiliki Undang-unsang pelindungan tenaga kerja asing dan memiliki gaji tertinggi.
Benny mengatakan, BP2MI sudah meminta ke Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) untuk lakukan perluasan skema G to G.
“Kita hanya mengusulkan. Tapi kewenangan di Kemnaker. Saat ini skema G to G hanya tiga negara. P to P 75 negara. Justru memberikan keleluasaan kepada perusahaan. Harusnya jika ditempatkan Pemerintah itu lebih aman. Kita sedang usulkan 18 negara penempatan G to G," jelasnya.
Benny menjelaskan mengapa BP2MI kerap melakukan glorifikasi terhadap keberangkatan para CPMI. Menurutnya, ini adalah penghormatan kepada duta bangsa yang selama ini diabaikan. Bahkan banyak pejabat yang memandang para PMI sebelah mata dan memandang rendah.
“Bahkan, saat PMI tiba di bandara jadi objek pemerasan. Disiapkan kendaraan diantar paksa pulang dengan tarif tinggi. Kemudian juga dipaksa menukarkan mata uang asing tak sesuai nilainya. Ini menyedihkan. Lebih parahnya lagi kejahatan ini dibekingi oknum yang beratribut kekuasaan," ungkap Benny.
Di akhir sambutannya, Benny berpesan kepada para CPMI untuk menjaga perilaku di negara penempatan nanti. “Semoga keberangkatan malam ini lancar. Tiba dengan aelamat tampa kendala apapun dan selama bekerja dapat menunjukan kelakuan baik penuh disliplin dan sopan santun, itulah perilaku yang membanggakan bangsa Indonesia,” ujarnya.
Sempat diwawancarai, Krista (25), CPMI asal solo menyampaikan kegembiraannya saat dinyatakan lulus tes dan berangkat kerja ke Jerman. “Sampai deg-degan saat sebelum pengumuman. Karena Saya dan keluarga sangat berharap. Semoga saya bisa menerapkan ilmu yang saya pelajari dan dapat menolong orang lain," kata Krista, yang pernah belajar di Stikes Panti Kosala, Surakarta ini.