Jakarta, OG Indonesia -- Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan melibatkan mahasiswa sebagai representasi generasi muda untuk mendiskusikan dan mensosialisasikan infrastruktur kendaraan listrik. Kali ini, kerja sama dilakukan dengan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta dan Himpunan Mahasiswa Hubungan Masyarakat IISIP Jakarta untuk mengajak mahasiswa memahami era peralihan teknologi baru dan berdiskusi bagaimana menghadapinya.
Koordinator Humas dan Layanan Informasi Publik Pandu Satria Jati dalam acara “NgoPi @IISIPJakarta: Lebih Dejat Dengan Kendaraan Listrik” menyampaikan, dengan keterlibatan mahasiswa dalam komunikasi publik, Ditjen Ketenagalistrikan berharap apa yang menjadi perhatian pemerintah dalam hal menyediakan ekosistem kendaraan listrik bagi masyarakat Indonesia dapat lebih optimal.
Pandu menyampaikan, salah satu upaya mempersiapkan diri dalam menghadapi era peralihan teknologi baru dari kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik adalah dengan berdiskusi untuk memperdalam wawasan.
“Saya mengapresiasi kegiatan Ngopi ini sebagai salah satu kegiatan positif yang dapat diikuti oleh rekan-rekan mahasiwa,” katanya beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor IISIP Jakarta Ilham Parsaulian Hutasuhut menyampaikan bahwa kegiatan Ngopi ini merupakan tugas final mahasiswa IISIP Jakarta yang melakukan internship atau magang Merdeka Belajar pada Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
“Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada Kementerian ESDM atas kerjasama yang telah berlangsung berkaitan dengan pelaksanaan magang mahasiswa dan kami berharap acara ini dapat memperkuat kerja sama antara Direktorat Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dengan IISIP Jakarta di masa yang akan datang,” kata Ilham.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut, Inspektur Ketenagalistrikan Ahli Muda Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Andi Hanif. Dalam paparannya Andi menjelaskan bahwa harga kendaraan listrik saat ini masih mahal terutama untuk mobil, tetapi untuk cost saving-nya dari pengisian listriknya lebih murah dibandingkan pengisian dengan menggunakan BBM. Mahalnya kendaraan listrik ini menjadi tantangan tersendiri bagi percepatan penggunaan kendaraan listrik dari pada kendaraan berbahan bakar BBM.
“Untuk mengatasi mahalnya ini pemerintah melakukan road map program konversi, dari kendaraan konvensional berbasis BBM menjadi kendaraan listrik,” ungkap Andi.
Komunikasi Publik Kendaraan Listrik Ditingkatkan
Dosen Humas IISIP Jakarta Heryanto sebagai narasumber kedua menyampaikan upaya pemerintah dalam rangka mempercepat ekosistem kendaraan listrik telah dilakukan komunikasi publik melalui jalur media online atau media sosial seperti facebook, twitter dan Instagram yang lebih efektif dan efisien. Menurutnya penggunaan media sosial ini cukup efektif karena dapat menjangkau ke masyarakat luas dan lebih menghemat waktu dan biaya.
“Pemberian insentif kepada masyarakat untuk peralihan penggunaan kendaraan listrik, merupakan strategi yang dilakukan pemerintah yang perlu dikomunikasikan dengan cara yang diterjemahkan kedalam bahasa media sosial,” kata Heryanto.
CEO Elders’ Elettrico Heret Frasthio sebagai narasumber terakhir menceritakan history dari sebuah motor menjadi sustainability untuk mengkonversi motor lama menjadi motor listrik. Heret menyampaikan target pemerintah untuk konversi motor listrik sebesar 13.000.000 unit sampai tahun 2030.
“Kreasi motor listrik ini menumbuhkan minat, karena mendapat dukungan dalam hal kemudahan izin dan insentif dari pemerintah,” ungkap Heret.
Forum Literasi Ketenagalistrikan merupakan kegiatan rutin yang digelar oleh Perpustakaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana belajar, menambah wawasan, serta peningkatan pemahaman mengenai subsektor ketenagalistrikan. RH