Jakarta, OG Indonesia -- Pemerintah terus mendorong peningkatan produksi migas untuk mencapai target produksi 1 juta barel per hari dan gas 12 BSCFD tahun 2030 mendatang. Strategi jangka pendek dan jangka panjang telah disiapkan untuk mendukung pencapaian target tersebut.
“Pemerintah telah menyiapkan upaya-upaya strategis untuk peningkatan produksi migas baik jangka pendek maupun jangka panjang,” ungkap Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam konferensi pers Capaian Kinerja Kementerian ESDM Tahun 2022 di Ruang Sarulla Kementerian ESDM, Senin (30/1/2023). Hadir mendampingi Menteri ESDM adalah Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji.
Strategi jangka pendek untuk meningkatkan produksi minyak yang akan dilakukan Pemerintah adalah optimasi Lapangan Banyu Urip melalui pengeboran 5 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastic dan ditargetkan first oil tahun 2028 dengan perkiraan tambahan cadangan sebesar 125 MMBO.
Selain itu di Wilayah Kerja (WK) Rokan dengan melakukan drilling secara massif, serta ekspansi water flood dan steam flood. “Sekarang Rokan sudah berhasil ditingkatkan produksinya. Sebelum serah terima ke Pertamina, produksinya di bawah 165.000 barel per hari. Sekarang sudah di atas 165.000 barel per hari dan kita berharap dalam waktu satu-dua tahun jadi 200.000 barel per hari dan 5 tahun mendatang menjadi 300.000 barel per hari,” papar Menteri ESDM.
Sedangkan strategi panjang untuk peningkatan produksi minyak, Pemerintah akan meningkatkan eksplorasi di Area Seram. Terdapat potensi oil inplace yaitu minyak 7.596 MMBO dan gas 13,69 TCF.
Selain itu, eksplorasi Area Warim di mana terdapat potensi minyak 25.968 MMBO dan gas bumi 47,37 TCF. Namun terdapat tantangan dalam pengembangan area Warim yaitu tumpang tindih dengan Taman Nasional Lorentz. Untuk itu, Kementerian ESDM berkoordinasi dengan Kementerian KLHK.
“Warim sangat besar potensinya, tapi masuk dalam wilayah hutan nasional Lorenz. Padahal tetangganya yaitu Papua Nugini, sudah menghasilkan gas dan ada fasilitas LNG-nya. Jadi kita akan mencobanya (eksplorasi) karena kita tahu kalau tidak mengoptimalkan sumber alam, kita pasti akan kehilangan devisa untuk impor. Ini tentu saja harus kita antisipasi. Kita sudah mengupayakan untuk berbicara dengan KLHK, tapi perlu juga penetapan dari Unesco. Kita harapkan ada solusi yang baik bagaimana kita memanfaatkannya,” jelas Menteri ESDM.
Strategi lain adalah pengembangan MNK di WK Rokan. Terdapat 14 area berpotensi MNK di seluruh Indonesia dengan target tahun 2030 sebesar 75.000 BOPD.
Untuk pengembangan gas, strategi jangka pendek yang akan dilakukan adalah mendorong produksi Tangguh Train 3 di mana produksi gas 700 MMSCFD, kondensat 3.000 BCPD dan diperkirakan onstream kuartal 1 tahun 2023.
Selanjutnya WK Genting dengan cadangan 1.35 BSCF, produksi 197 MMSCFD dan estimasi onstream tahun 2023. WK Sakakemang dengan cadangan 527 BSCF, rencana produksi gas 85 MMSCFD, kondensat 34,8 MMSTB, serta estimasi onstream 2025. Terakhir, . IDD di mana estimasi puncak produksi gas 844 MMSCFD, minyak 27.000 BOPD dan estimasi onstream kuartal 4 tahun 2025.
Sementara untuk jangka pangjang, Pemerintah mengharapkan produksi dari Blok Masela dengan estimasi puncak produksi LNG 9,5 mtpa (1.600 MMSCFD), gas pipa 150 MMSCFD, kondensat: 35.000 BCPD dengan estimasi onstream kuartal 2 tahun 2029. “Masela kemungkinan ada keterlambatan 2 tahun yang tadinya onstream tahun 2027. Kita dorong supaya tidak ada lagi pergeseran jadwal,” kata Arifin.
Kemudian WK Andaman I, II, III dan South Andaman dengan sumber daya 4.256 MMBOE dan rencana produksi 1.200 MMSCFD. Telah dilakukan pemboran satu sumur di Andaman II dengan perkiraan sumber daya 8 TCF. Perkiraan onstream: 2028-2030.
“Ada indikasi potensinya cukup baik dan cukup besar. Tapi memang ada juga isu yang harus dilakukan pendalaman-pendalaman lebih lanjut karena secara teknis, struktur batuannya membutuhkan treatment khusus,” jelas Menteri ESDM.
Terakhir WK Agung I dan II di mana cadangan gas 5 TCF dan estimasi onstream 2033. Eksplorasi akan mulai dilakukan tahun 2023. R1