Jakarta, OG Indonesia -- Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melepas perdana delapan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Program Government to Government (G to G) Jerman, dan 66 PMI program Private to Private (P to P) ke Polandia. Pelepasan ini bersamaan dengan pelepasan 130 PMI program G to G Korea Selatan.
Bertempat di hotel El Royal Jakarta, Senin (16/1/2023), Kepala BP2MI Benny Rhamdhani menyatakan, para PMI di Polandia akan bekerja di sektor manufaktur, dan PMI di Jerman bekerja pada sektor perawat. Sedangkan untuk PMI Korea Selatan bekerja di sektor manufaktur dan perikanan.
"Pelepasan seperti ini untuk memberikan perlakuan hormat dari negara kepada PMI. PMI bukanlah orang biasa, PMI adalah orang penting yang memiliki keterampilan dan kemampuan yang cukup. Karena itu berangkatlah dengan kepala tegak dan pulang dengan membusungkan dada," gugah Benny sambil disambut riuh tepuk tangan para PMI.
Benny ingin memastikan bahwa perubahan besar terus berjalan. Presiden telah memastikan lindungi PMI dari ujung rambut hingga ujung kaki. Berbagai kebijakan juga terus diberikan dan berpihak untuk PMI. Oleh karena itu, BP2MI tegas dengan memerangi sindikat penempatan ilegal. Tidak boleh ada eksploitasi kepada PMI, ini potret yang tentu tidak boleh dibiarkan.
"Terkait penempatan resmi, BP2MI tidak bisa bekerja sendiri. Sehingga kerja-kerja kolaborasi dengan Kementerian Lembaga dan Stakeholder terus kita kuatkan," ujarnya.
Melalui saluran daring, Wakil Duta Besar RI untuk Federal Jerman, Yul Edison mengucapkan, selamat kepada PMI yang telah mengikuti seleksi yang sangat ketat dan panjang.
"Sebentar lagi akan berangkat ke Jerman. Ini capaian yang luar biasa. Saya ingin PMI untuk menjaga kebersihan. Saya ucapkan hati hati, tidak mudah beradaptasi dengan Jerman. Ini merupakan angkatan pertama," jelasnya.
Yul Edison menambahkan, PMI harus memahami perbedaan budaya karena Indonesia dan Jerman sangat berbeda budayanya. Diperlukan tekad dan doa kuat, dengan itu pasti akan berhasil. Yul memberikan contoh seperti Presiden BJ Habibie yang berjuang dari nol di Jerman, "Para PMI juga harus bisa seperti itu. Semoga sukses dan selalu nama baik bangsa dan negara," pintanya.
Sementara itu, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI di Warsawa, Republik Polandia, Anita Lidya Luhulima mengucapkan, penghargaan untuk Kepala BP2MI.
"Penting dan sangat bermanfaat bagi PMI dan perwakilan. Kami akan mengetahui mereka yang akan bekerja, mereka akan memahami sehingga akan meminimalisir jika terjadi permasalahan," ujar Anita melalui sambungan zoom.
Ia memberikan selamat kepada para PMI yang menjadi bagian dari 2.248 WNI di Polandia. Selama ini PMI dikenal memiliki etos yang sangat baik.
"Jaga kesehatan, persiapan pakaian dingin. Kami siap membantu dan melindungi. Saya mohon untuk memperhatikan kontak kerja, jam kerja, sehingga PMI mengetahui hak dan kewajiban. Asuransi harus diketahui karena rumah sakit di Polandia sangat mahal. Jaga kesehatan dan kebersihan mohon menjadi perhatian," sarannya.
Setelah tiba Polandia, lanjut Anita, PMI agar segera lapor diri ke KBRI, ini diperlukan jika terjadi masalah akan segera bisa ditindaklanjuti.
"Seperti jika ada kondisi darurat dan bencana alam akan bisa terpantau. Jika ingin tinggal dan bekerja di Polandia harus di urus ijinnya. Jika rekan PMI memperhatikan hal tersebut, Insya Allah akan terhindar dari masalah yang ada," paparnya.