Jakarta, OG Indonesia -- Perusahaan investasi dengan portofolio bisnis terdiversifikasi, PT Indika Energy Tbk. (Perseroan), merilis Laporan Keuangan Konsolidasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022 (9M 2022). Perseroan mencetak Laba Inti sebesar US$ 398,6 juta, meningkat 373% dibandingkan US$ 84,2 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya, serta Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 338,4 juta, dibandingkan dengan Rugi sebesar US$ 6,0 juta pada 9M 2021.
Lonjakan harga batu bara serta meningkatnya kinerja anak-anak perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja Indika Energy secara keseluruhan. Lebih lanjut, diversifikasi usaha pada sektor non-batu bara juga terus berlangsung sejalan dengan fokus pada keberlanjutan untuk mewujudkan komitmen ESG Perseroan menuju netral karbon pada tahun 2050.
Sepanjang 9M 2022, Indika Energy membukukan Pendapatan US$3.133,4 juta atau meningkat 57,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan Pendapatan terutama berasal dari Kideco Jaya Agung (Kideco) yang mencatat Pendapatan sebesar US$2.216,2 juta, meningkat 49,1% karena harga jual rata-rata yang lebih tinggi (+55,4% YoY).
Kideco menjual 26,3 juta ton batu bara dengan harga rata-rata US$ 84,2/ton di 9M 2022 dibandingkan dengan 27,4 juta ton batu bara yang dijual dengan harga rata-rata US$ 54,2/ton di 9M 2021. Di 9M 2022, Kideco mengalokasikan 28% dari volume penjualan untuk kebutuhan dalam negeri, melebihi persyaratan domestic market obligation (DMO) sebesar 25% yang ditetapkan Pemerintah.
Peningkatan Pendapatan juga dikontribusikan oleh Indika Indonesia Resources yaitu sebesar 113,3% menjadi US$628,4 juta di 9M 2022 dari US$ 294,7 juta di periode yang sama di tahun sebelumnya. Pendapatan Interport Mandiri Utama (IMU) juga naik 17,2% menjadi US$25,4 juta dikarenakan peningkatan volume terminal penyimpanan bahan bakar menjadi 17,3 kbd dibandingkan dengan 14,0 kbd di 9M 2021.
Sementara itu, Pendapatan Tripatra juga meningkat 41,5% menjadi US$219,4 juta dibandingkan US$155,1 juta pada 9M 2021. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan proyek BP Tangguh menjadi US$190,6 juta dan proyek baru seperti Star Energy Geothermal Salak dan Cabott.
Laba Kotor 9M 2022 Perseroan tercatat sebesar US$ 1.086,3 juta, meningkat 109,1% dibandingkan periode 9M 2021. Sementara itu, Marjin Laba Kotor juga naik menjadi 34,7% di 9M 2022 dibandingkan 26,1% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Beban Penjualan, Umum dan Administrasi tercatat meningkat 59,8% menjadi US$ 151,0 juta pada 9M 2022, dikarenakan biaya pemasaran yang lebih tinggi di Kideco dan MUTU (Multi Tambangjaya Utama) dan biaya DMO di MUTU.
Sementara itu, Beban Keuangan Perseroan meningkat 2,7% menjadi US$ 80,2 juta pada 9M 2022 yang terutama disebabkan oleh adanya biaya penghentian hedging suku bunga yang diakibatkan dari pembiayaan kembali atas sindikasi pinjaman proyek terminal penyimpanan bahan bakar di Kalimantan Timur, suku bunga yang lebih tinggi di anak perusahaan, dan biaya terkait tender offer obligasi pada Juli lalu senilai US$ 3,7 juta yang mencakup premi dan percepatan amortisasi biaya penerbitan obligasi. Kenaikan ini diimbangi dengan penghematan bunga senilai US$ 4 juta karena berkurangnya pokok obligasi.
Sebagai hasilnya, Perseroan membukukan Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$338,4 juta di 9M 2022, dibandingkan dengan Rugi sebesar US$6,0 juta pada 9M 2021. Perseroan juga mencatatkan Laba Inti sebesar US$398,6 juta pada 9M 2022, meningkat signifikan yaitu 373,4% dibandingkan Laba Inti sebesar US$ 84,2 juta pada 9M 2021.
Diversifikasi usaha yang dilakukan Perseroan sejak 2018 juga terus menunjukkan kemajuan yang baik. Pada 9M 2022, Perseroan mengucurkan US$ 65,8 juta untuk investasi baru yang sebagian besar dialokasikan untuk Awakmas sebesar US$ 34 juta, Ilectra Motor Group sebesar US$12,1 juta, Indika Nature sebesar US$8,5 juta dan EMITS sebesar US$5,1 juta. Realisasi belanja modal (capital expenditure) pada 9M 2022 adalah sebesar US$ 40,4 juta, termasuk di dalamnya US$11,5 juta untuk Kideco, US$6,8 juta untuk Indika Indonesia Resources (IIR) dan US$ 1,8 juta untuk Interport Mandiri Utama (IMU).
“Indika Energy terus memperkuat diversifikasi usaha sesuai tujuan Perseroan untuk memberi energi demi masa depan Indonesia yang berkelanjutan. Sustainability (keberlanjutan) terus menjadi landasan utama dalam seluruh kegiatan operasional kami sepanjang tahun 2022 dan untuk ke depannya,” tegas Azis Armand, Vice President Director and Group CEO Indika Energy, Kamis (1/12/2022).
Indika Energy berinvestasi di berbagai sektor non-batubara termasuk kendaraan listrik, pertambangan emas, solusi berbasis alam, energi baru dan terbarukan, serta teknologi digital. Langkah diversifikasi ini dilakukan untuk mendukung aspirasi Perseroan dalam meningkatkan pendapatan dari sektor non-batu bara menjadi minimal 50% di tahun 2025 dan mencapai netral karbon pada tahun 2050. RH