Jakarta, OG Indonesia -- Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero) Riki F. Ibrahim menyampaikan hasil investigasi awal dari dugaan kebocoran gas pada Pad-28 di Wilayah Kerja Panas Bumi Dieng pada yang terjadi pada Sabtu (13/3/2020) kemarin.
Riki mengungkapkan bahwa tidak terindikasi adanya gas H2S dari sekitar Pad-28 oleh alat detector yang berada kurang lebih 50 meter dari lokasi. "Namun, akan dipastikan pengukuran di kepala sumur dan sekitar mud-tank (tempat kejadian) setelah mendapatkan izin masuk dari Kapolres," ucap Riki dalam konferensi pers dan keterangan resmi yang diterima OG Indonesia, Minggu (13/3/2022).
Ditambahkan olehnya, kondisi paparan H2S di lokasi sumber sudah dicek oleh KBR Gegana Polda Jawa Tengah dengan Exam-7000 dan uji tekstur tanah dengan sertech dan diperoleh hasil bahwa paparan H2S sudah aman dan konsentrasi H2S di bawah ambang batas, terukur 2,1 ppm dengan jarak 1 sampai 3 meter dari sumber paparan (discharge line relief valve). Sementara ambang batas normal udara bebas adalah 10 sampai dengan 15 ppm.
"SOP pengendalian H2S Rig milik PT Bormindo yang berstandar internasional sudah dijalankan. Saat ini sedang dilakukan investigasi detail dalam waktu secepat-cepatnya, selanjutnya akan divalidasi dengan hasil interview para pekerja yang saat ini sedang dalam perawatan," paparnya.
Dilanjutkan olehnya, kronologi kejadian yang menggambarkan proses operasi Workover pada saat ini sudah dan sedang dilengkapi, termasuk rencana interview para pekerja yang saat ini sedang dalam perawatan.
Riki juga menegaskan bahwa air untuk proses quenching (proses mematikan sumur) yang kontak dengan H2S berada dalam sistem tertutup, sehingga dipastikan tidak ada yang keluar dari tanki air (mud tank). "Dengan demikian tidak ada air bersama H2S yang mencemari lingkungan," terangnya.
Dari insiden yang terjadi kemarin, korban berjumlah 9 orang dengan rincian kondisi korban per hari Minggu 13 Maret 2022 pukul 12:00 WIB adalah sebagai berikut:
- Meninggal Dunia: Lilik Marsudi, tool pusher, Pekerja PT Bormindo, diperkirakan meninggal dalam perjalanan menuju Puskesmas.
- Dirawat di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo:
1) Irfan, H2S Engineer, Pekerja PT Fergaco (dirawat di ICU) dari keterangan dokter masih dalam pengawasan.
2) Sulthoni Amin, Rig Supt, Pekerja PT Bormindo, (dirawat di ICU) dari keterangan dokter sdh
sadar, sudah bisa diajak bicara tetapi belum terlalu respon.
3) Sutrisno, Floorman, Pekerja PT Bormindo (dirawat di ICU) dari keterangan dokter kondisi
sudah membaik, sudah bisa buang air kecil dan sudah bisa diajak bicara dan merespon
4) Slamet, Acces Control, Pekerja PT. Bormindo (observasi di ruang perawatan).
C. Sehat, rawat jalan dan kembali ke rumah:
1) Endang, H2S Engineer, Pekerja PT Fergaco.
2) Sutrisno, H2S Engineer, Pekerja PT Fergaco.
3) Edi, Derrickman, Pekerja PT Bormindo.
4) Matthew, Paramedic, Pekerja PT Bormindo.
Riki menjelaskan untuk 8 pekerja yang dirawat di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo serta yang sedang rawat jalan bukanlah karena terpapar H2S, melainkan karena kelelahan fisik saat melakukan evakuasi.
"Semua pekerja telah diasuransikan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Selain klaim asuransi (BPJS), kontaktor (PT Bormindo) memberikan santunan dan pembiayaan yang tidak ditanggung oleh BPJS dan santunan kematian. PT Geo Dipa Energi (Persero) juga akan memberikan santunan kepada korban," ujar Riki.
Terkait kondisi saat ini di lokasi, Riki mengatakan bahwa area di luar batas Pad-28 (lingkungan/area publik) dalam kondisi aman dan tidak ada paparan H2S. Sedangkan di Lokasi Pad-28 masih dilakukan olah TKP oleh Polres Banjarnegara dengan melibatkan Tim Gegana Polda Jawa Tengah untuk memastikan kondisi TKP saat ini.
"Direktorat Jendral EBTKE Kementerian ESDM berwenang dalam melakukan investigasi kecelakaan panas bumi. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan supervisi atas penanganan kecelakaan kerja dan memastikan penanganan dilakukan dengan baik," pungkasnya. RH