Ozy M. Muhidin, Trainer Interactive Online Training OG Indonesia. |
Jakarta, OG Indonesia -- Adanya program pemerintah untuk mengejar target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari dan 12 BSCFD gas pada tahun 2030, tentunya akan membuka potensi peningkatan kapasitas nasional dari proyek-proyek migas yang dijalankan KKKS. Dan tanpa adanya peran perusahaan jasa penunjang migas maka mustahil target tersebut bisa dicapai.
Demikian disampaikan Ozy M. Muhidin, SCM & Local Content Specialist saat menjadi Trainer dalam interactive online training dengan judul "Pengelolaan Data Vendor Terintegrasi dalam Proses Pengadaan Barang & Jasa Sektor Minyak dan Gas Bumi" yang diadakan OG Indonesia, sepanjang Sabtu (9/10/2021).
Dengan peluang yang terbuka lebar tersebut, maka setiap perusahaan penunjang yang ingin masuk ke proyek hulu migas menurut Ozy harus bisa memahami seluk-beluk, tata cara/proses, serta trik jitu agar bisa sukses dalam suatu kegiatan tender di hulu migas. Apalagi bagi perusahaan yang baru mencoba masuk ke dalam proyek-proyek yang diadakan oleh KKKS.
Diungkapkan olehnya, syarat utama untuk bisa ikutan tender di KKKS adalah terdaftar di CIVD (Centralized Integrated Vendor Database) yang dikelola SKK Migas. "Ini salah satu syarat utama kalau mau ikut tender di oil and gas," tegas Ozy.
Dalam CIVD tersebut, semua data vendor hulu migas dihimpun. Sehingga jika suatu saat ada perusahaan KKKS yang membutuhkan informasi vendor bisa melihat pada data CIVD tersebut.
Dengan data-data yang di-submit oleh vendor ke CIVD, nantinya akan dikeluarkan SPDA (Sertifikat Pengganti Dokumen Administrasi). SPDA ini ada masa berlakunya, tergantung dari data yang di-submit. "Kalau SPDA ini sudah punya, itu artinya sudah bisa ikut tender di mana saja, di sekitar 300-an perusahaan minyak," tutur Ozy.
Kendati demikian, Ozy mengingatkan agar vendor terus aktif mencari informasi lelang yang dilakukan KKKS di website. Tak hanya itu, perusahaan penunjang migas juga harus aktif melihat pengumuman tender yang tertera di papan pengumuman banyak perusahaan KKKS yang biasanya untuk tender yang nilainya kecil.
Tak kalah penting, menurut Ozy adalah membangun jaringan dengan pihak KKKS, serta menjadi bagian dari komunitas stakeholder hulu migas agar lebih mudah mendapat informasi terkait tender serta proyek migas terkini. Diterangkan olehnya, usaha untuk mengikuti tender di perusahaan migas akan jauh lebih mudah jika sudah bisa membangun jaringan apalagi jika sebelumnya sudah menjadi rekanan KKKS.
Peserta Interaktif Ulas Tata Cara Tender
Kegiatan interactive online training terkait pengelolaan data vendor terintegrasi yang diadakan OG Indonesia sendiri menarik minat banyak profesional dari berbagai perusahaan penunjang migas. Kebanyakan para peserta ingin mendapat informasi serta pengetahuan tentang tata cara tender di proyek-proyek hulu migas. Tanpa ragu, para peserta aktif berinteraksi dengan Trainer terkait problem nyata yang kerap mereka temui di lapangan.
Seperti Nelly Tambunan dari PT Rigspek Perkasa yang mengaku tertarik mengikuti pelatihan supaya dirinya lebih banyak pengetahuan terkait tender-tender perusahaan migas saat ini. "Supaya tahu trik-trik sehingga sasaran tepat ketika kita mengikuti tender, apa saja dokumen yang dibutuhkan untuk tender dan sebagainya," sambung Achmad Furqoni Arnof, rekan Nelly di PT Rigspek Perkasa yang juga turut mengikuti pelatihan.
Ariawan Setiono, Sales Manager PT Trinitas Sejahteratama, juga secara terbuka menyampaikan pendapatnya, "Saya ikut pelatihan ingin tahu cara-cara atau trik untuk mendapatkan tender-tender di oil and gas.
Muhammad Bimantara, Pemimpin Redaksi OG Indonesia, mengatakan dalam pelatihan kali ini pihaknya berupaya menjembatani para vendor untuk memecahkan permasalahan pada proses pengelolaan data vendor dalam proses pengadaan barang dan jasa.
"Agar ke depan vendor lokal dapat ambil bagian dalam setiap pengadaan barang dan jasa yang ada di sektor migas, berharap ada multiplier effect yang positif dan terus bergulir bagi pelaku industri penunjang migas nasional," ucap Bimantara. RH