Jakarta, OG Indonesia -- Indonesia bercokol di posisi ke-85 dari 131 ekonomi negara di dunia berdasarkan Ranking Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index/GII) pada tahun 2020. Rangking ditentukan berdasarkan 80 indikator, yang dikelompokkan menjadi input inovasi dan output inovasi. Inovasi menjadi salah satu aspek penting untuk mendorong kemajuan pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak inovasi yang dihasilkan suatu negara, semakin tinggi pula produktivitasnya.
Sejak didirikan pada tahun 2016, Universitas Pertamina (UP) terus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. “Melalui kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang gencar dilakukan, kami tidak hanya berupaya menghasilkan teknologi tepat guna, tetapi juga mendorong implementasi hasil riset sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri (DUDI) serta masyarakat,” ungkap Rektor Universitas Pertamina, I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, dalam wawancara daring selepas pelaksanaan kegiatan Festival Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPkM), Rabu (25/8/2021).
Festival ini merupakan upaya kampus energi dan bisnis tersebut dalam meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah dan industri, atau yang dikenal sebagai triple-helix. Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 25 dan 26 Agustus 2021 tersebut, hadir para narasumber yang mewakili akademisi, pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan industri, serta organisasi non-profit. Kegiatan dilaksanakan secara daring dengan mengangkat empat tema berbeda yang disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan riset dan inovasi di Indonesia.
Arya Dwi Paramita, Vice President Corporate Social Responsibility & Small Medium Enterprise Partnership Program (CSR & SMEPP), PT Pertamina (Persero), menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Festival PPkM. “Kami mengapresiasi kinerja tim riset Universitas Pertamina dalam pengembangan UMKM. Salah satunya UMKM Kerupuk Mlarat khas Cirebon yang dibantu naik kelas melalui optimasi proses produksi, perbaikan pengemasan dan strategi pemasaran serta pelatihan teknologi terkini,” kata Arya.
Di sesi berbeda, Ngatijan, Tenaga Ahli Kepala SKK Migas, juga mengapresiasi kolaborasi riset Universitas Pertamina dan Innovation and New Venture (INV) PT Pertamina (Persero), dalam pengembangan perangkat lunak pengolahan data seismik berbasis web dan cloud. “Inovasi ini, sangat berdampak terhadap efisiensi dan optimalisasi proses bisnis energi migas. SKK Migas sendiri, sudah memulai implementasi untuk cloud based computing pada Desember 2019. Semoga Universitas Pertamina dapat menjadi pionir bagi riset-riset kekinian yang dibutuhkan industri migas,” ujar Ngatijan.
Hari pertama diisi dengan diskusi terkait ‘Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Cloud-based Computing pada Industri Migas Indonesia’. Hadir sebagai narasumber ,Nur Alam, Senior Analyst Petrotechnical Solution, PT Pertamina Hulu Energi; Ngatijan, Tenaga Ahli Kepala SKK Migas; dan Agus Abdullah, Dosen Teknik Geofisika Universitas Pertamina.
Di hari yang sama, topik yang juga dibahas adalah ‘Pemanfaatan Teknologi bagi Dunia Pendidikan di Indonesia’. Hadir sebagai narasumber Heryanto, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Tangerang; Purwosusilo, Wakil Kepala Dinas Pendidikan Pemprov DKI Jakarta; Dita Aisyah, Co-Founder Binar Academy, dan Meredita Susanty, Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pertamina.
Pada hari kedua, audiens disuguhkan diskusi terkait ‘Teknologi Tepat Guna untuk Pengembangan UMKM’. Hadir sebagai narasumber: Arya Dwi Paramita, Vice President Corporate Social Responsibility & Small Medium Enterprise Partnership Program (CSR & SMEPP), PT Pertamina (Persero); dan Iwan Sukarno, Dosen Program Studi Teknik Logistik Universitas Pertamina.
Pada sesi terpisah, dibahas juga tema ‘Pemanfaatan Limbah Berbasis Inovasi’, dengan menghadirkan narasumber: Surahmad Widodo, Senior Vice President IFRI (Indonesia Fertilizer Institute) PT Pupuk Indonesia; Luckmi Purwandari, Direktur Pengendalian Pencemaran Air, Kementerian Lingkungan Hidup; dan Eduardus Budi Nursanto, Dosen Program Studi Teknik Kimia Universitas Pertamina. R3