Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute. Foto: Hrp |
Jakarta, OG Indonesia -- Dalam hitungan jam Blok Rokan akan menjadi bagian dari aset Pertamina. Di mana pada hari Senin, 9 Agustus 2021 pukul 00.01 WIB, blok minyak di provinsi Riau ini akan beralih pengelolaannya dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) kepada Pertamina melalui Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute
Komaidi Notonegoro berharap yang terbaik dari dikelolanya Blok Rokan oleh
bangsa sendiri. “Keputusan pemerintah yang memberikan hak pengelolaan Blok
Rokan yang telah berakhir masa kontraknya dengan CPI diharapkan dapat menjadi
kado terbaik bagi Bangsa Indonesia yang dalam beberapa hari lagi akan
memperingati ulang tahun kemerdekaan yang ke 76 tahun,” kata Komaidi dalam keterangan tertulisnya kepada OG
Indonesia, Minggu (8/8/2021) malam.
Komaidi memaparkan, ada beberapa
catatan dari ReforMiner Institute terhadap proses transisi Blok Rokan. Pertama,
proses transisi yang tercatat memerlukan durasi waktu tertentu, itu pada
dasarnya masih relatif wajar. “Hal tersebut karena karena detil-detil yang
harus dilakukan dalam proses transisi Blok Rokan cukup banyak. Sehingga memerlukan
waktu yang cukup panjang dan tidak dapat dilakukan hanya dalam satu kali proses,”
jelasnya.
Lalu transisi yang dilakukan
kedua belah pihak tidak hanya menyangkut pengalihan aset, tetapi juga mengalihkan
beberapa hal yang di dalam pelaksanaannya tidak lebih sederhana dari sekadar
proses memindahtangankan aset. Proses transisi yang dilakukan juga meliputi perpindahan
SDM dari KKKS sebelumnya, perpindahan data, transfer knowledge, dan perpindahan
lainnya.
Untuk proses transisi relatif
dapat dikatakan tepat waktu. Komaidi mengungkapkan, dari informasi yang ada,
sampai awal Juli 2021 untuk proses mirroring kontrak telah selesai dilaksanakan.
“Informasi yang ada menyebutkan dari seluruh kontrak eksisting yang berjumlah
291 kontrak, seluruhnya atau telah 100% dilakukan mirroring,” terangnya.
Proses transisi SDM yang
merupakan salah satu bagian kritikal menurut Komaidi terpantau berjalan dengan
lancar. Di mana sampai awal Juli 2021 tercatat sudah sekitar 98,7% pegawai yang
diinformasikan telah melengkapi dan mengembalikan aplikasi termasuk di dalamnya
perjanjian kerja sesuai waktu yang ditentukan.
Kemudian, pada awal Juli 2021
proses transfer teknologi disampaikan sedang berada pada tahap penyesuaian
sistem IT. Beberapa hal terkait teknologi yang sedang dilakukan proses transisi
di antaranya adalah mengenai transfer knowledge penggunaan aplikasiaplikasi
yang berkaitan langsung dengan kegiatan operasi produksi dan penunjangnya.
Pertamina Hulu Rokan (PHR)
terpantau telah menyampaikan kesiapannya. PHR menyampaikan bahwa mereka merencanakan
akan melakukan pengeboran 84 sumur pengembangan pada tahun 2021 dan ditambah
sisa sumur CPI. Untuk tahun 2022 mendatang PHR menyampaikan sedang mempersiapkan
pengeboran sekitar 270 sumur.
Komaidi juga menerangkan, Blok
Rokan tercatat menjadi salah satu WK Migas dengan investasi jumlah sumur terbanyak.
Total rig pengeboran yang disampaikan akan dioperasikan PHR menjadi 16 unit.
Selain itu juga terdapat 29 rig yang digunakan untuk kegiatan Work Over and Well
Service yang merupakan mirroring dari kontrak sebelumnya.
ReforMiner sendiri memberikan
apresiasi kepada CPI, PHR, SKK Migas, KESDM, dan para pihak yang terlibat aktif
dalam proses transisi Blok Rokan. “Secara umum proses transisi Blok Rokan
berjalan dengan lancar,” lugas Komaidi.
“Kesediaan CPI sebagai KKKS
eksisting untuk kooperatif dan pada tingkatan tertentu juga terpantau proaktif,
serta sikap Pertamina yang juga terbuka dan bersedia membawa beberapa aspek
bisnis yang perlu diselesaikan secara bisnis merupakan kunci dari proses
transisi Blok Rokan dapat berjalan lancar,” bebernya.
Untuk itu ReforMiner memberikan
apresiasi kepada CPI yang kooperatif dalam proses transisi. “Apresiasi juga
untuk CPI yang telah menjadi mitra pemerintah Indonesia dalam melakukan pengusahaan
migas di Blok Rokan sehingga monetisasi dari cadangan migas di Blok tersebut
dapat memberikan kontribusi penting baik terhadap APBN, APBD daerah penghasil,
maupun terhadap ketahanan energi nasional dalam kurun waktu yang tidak pendek,”
papar Komaidi.
ReforMiner juga menyampaikan
selamat untuk PHR atas kepercayaan yang diberikan pemerintah. “Semoga
pengelolaan Blok Rokan oleh PHR yang akan efektif dalam beberapa hari sebelum
perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-76 tersebut dapat menjadi kado yang berharga
bagi kita semua,” tuturnya.
Terakhir Komaidi mengatakan, Blok
Rokan dengan produksi minyaknya yang pernah mencapai lebih dari 800 ribu barel per
hari, tidak hanya sekedar sebagai kontributor utama tetapi dapat dikatakan merupakan
tulang punggung produksi minyak nasional selama ini. “Karena itu, dalam konteks
pencapaian target lifting minyak nasional, perhatian banyak pihak dalam beberapa
tahun ke depan kemungkinan akan lebih banyak tertuju pada kinerja PHR,”
tutupnya. RH