Jakarta, OG Indonesia -- Logistik dan transportasi termasuk dalam sektor kritikal yang tetap beroperasi 100 persen selama PPKM darurat. Bersama dengan sektor ritel daring, bahkan menunjukkan pertumbuhan yang cukup pesat selama pandemi. Menurut CEO J&T Express, Robin Lo, pertumbuhan bisnis logistik saat ini diperkirakan menyentuh angka 30 hingga 40 persen. Jasa logistik lainnya yaitu Paxel, mencatat peningkatan pertumbuhan 100 persen (year on year).
Namun sektor logistik tak imun dari dampak pandemi. Survey Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengungkap 52,9 perusahaan logistik menghadapi hambatan pengurusan dan pengiriman barang. Hambatan terbesar tercatat di pelabuhan dan bandar udara sebanyak 41,5 persen. Diikuti hambatan perizinan dan biaya tambahan 37,4 persen dan hambatan di jalan raya 21,1 persen.
Mencermati masalah riil di sektor tersebut, tiga mahasiswa dari Program Studi Teknik Logistik Universitas Pertamina membesut riset untuk mengatasi hambatan logistik. Studi kasus yang dipilih adalah efisiensi rantai pasok pada salah satu perusahaan mie.
“Kami merancang strategi optimal agar perusahaan dapat memenuhi permintaan produk di sejumlah daerah untuk 30 hari dan memaksimalkan keuntungan. Strategi yang kami lakukan adalah perbaikan kebijakan rantai pasok, evaluasi jenis dan rute transportasi, serta evaluasi mobilitas kendaraan pengangkut,” ungkap ketua tim, Hanif Asyhuri dalam wawancara daring, Rabu (7/7/2021).
Salah satu anggota tim, Osel Nur Tazkiya menambahkan, langkah pertama yang mereka lakukan adalah menentukan kebutuhan bersih terhadap permintaan produk di daerah penjualan. “Kemudian, kami menghitung berapa banyak waktu yang dibutuhkan kendaraan pengangkut untuk mengirimkan produk. Kami juga menghitung frekuensi mobilisasi kendaraan pengangkut,” jelas Osel.
Tim lalu mensimulasikan perhitungan dasar menggunakan Supply Chain Modeling & Simulation Online (SCM Globe). SCM Globe merupakan platform daring berbasis cloud yang dapat digunakan untuk perencanaan dan simulasi rantai pasok. “Kami merumuskan kebijakan efektivitas kapasitas sewa fasilitas seperti gudang, dan mengubah kapasitas maksimum gudang. Dengan demikian, biaya operasional dapat berkurang dan perusahaan mendapat keuntungan yang maksimal,” lanjut anggota tim lain, Deffanda Vista Putri.
Strategi yang diusulkan tim, terbukti moncer dengan keberhasilan menyabet juara 3 di ajang International Logistic and Supply Chain Competition (ILSCC). Kejuaraan bergengsi yang diadakan pada tanggal 26 hingga 30 Juni 2021 tersebut, diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia (STIMLOG).
Khusnun Widiyati, Plt. Dekan Fakultas Perencanaan Infrastruktur & Fakultas Teknologi Industri mengungkapkan kebanggaannya kepada tim. “Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para dosen yang sudah membimbing tim dengan baik. Pandemi bukan alasan untuk tidak berprestasi. Mudah-mudahan prestasi ini membuat tim lebih tertantang untuk dapat terus berkompetisi agar mampu mendapatkan hasil yang lebih baik di kompetisi lainnya,” ujarnya. R3