Foto: Hrp
Jakarta, OG Indonesia -- Aktivis Hukum Sosial Politik Nasional Ferdinand Hutaaean turut berkomentar terkait ramainya perbincangan soal maraknya pungutan liar (pungli) di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Seperti diketahui, belum lama ini Presiden RI Joko Widodo menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, terkait adanya laporan dari para sopir truk kontainer yang mengeluhkan banyaknya pungutan liar di jalan oleh aksi premanisme liar jalanan.
Menurut Ferdinand, pengemudi truk tersebut berperan sangat penting sebagai motor mobilitas keluar masuknya barang/peti kemas dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok. "Dampaknya, tak menunggu 24 jam, Polri langsung menggelar operasi secara nasional memberantas premanisme yang mengganggu distribusi barang di seluruh wilayah NKRI. Kita patut apresiasi dan beri dukungan kepada Presiden dan kepada Polri yang merespon cepat keluhan para pengemudi truk tersebut," kata Ferdinand, Selasa (15/6/2021).
Namun pasca penindakan tersebut, kemudian beredar video yang viral di media massa dengan narasi yang seolah menunjukkan bahwa setelah tidak ada pungli, pekerjaan bongkar muat peti kemas menjadi tidak terlayani.
Dari penelusuran fakta yang terjadi dan seperti jawaban dari pihak Pelindo kepada media massa disampaikan bahwa; Pertama, kejadian saat hari jumat saat break lebih awal untuk sholat Jumat. Kedua, untuk mengatasi hal tersebut Pelindo akan menempatkan operator non muslim saat hari Jumat. Ketiga, menetapkan hot seat saat pergantian shift sehingga jeda bisa diminimalkan
"Kita berharap bahwa ini akan menyelesaikan masalah yang sama dan tidak lagi terjadi antrian seolah bongkar muat tidak dilayani karena tidak ada pungli," jelas Ferdinand.
Selanjutnya, setelah video tersebut, menyusul ada lagi video yang lagi-lagi viral yaitu diturunkannya sebuah kantong plastik dari atas ke bawah dengan tali, namun tak terlihat siapa yang menurunkan. Diduga yang menurunkan adalah operator dengan tuduhan narasi dalam video untuk meminta uang kepada pengemudi.
"Video tersebut ternyata adalah video lama pada tahun 2017 dan sudah ditonton berulang kali sejak tayang. Jadi peristiwa tersebut bukan peristiwa yang baru saja terjadi. Namun demikian kita tetap meminta kepada Pelindo agar hal seperti ini ditertibkan jika masih ada," tegasnya.
Atas peristiwa-peristiwa tersebut, Ferdinand mengatakan bahwa semua pihak harus cermat melihat titik pungutan liar dengan pemaksaan. Menurutnya, pungli terbesar justru terjadi di luar pelabuhan dan dilakukan oleh oknum-oknum preman yang memang harus dibasmi. Sementara terkait perilaku operator yang viral tersebut, kata Ferdinand itu lebih kepada pemberian uang terima kasih oleh para pengemudi. "Sama ketika kita mencukur rambut, sudah bayar ke kasir, tapi tetap saja kita memberi dengan ikhlas tip kepada tukang cukurnya," ujarnya.
Untuk itu Ferdinand kembali mengingatkan bahwa fokus pungli yang harus diberantas oleh jajaran Polri adalah tindak premanisme di jalanan yang meresahkan banyak pengemudi. "Untuk perilaku operator, tentu Pelindo akan tegas menerapkan sanksi jika ada yang memaksa meminta uang," lanjutnya.
"Kita dukung perintah Presiden agar kawasan Tanjung priok bersih dari pungutan liar khususnya yang banyak terjadi dan dominan terjadi di luar areal Pelabuhan bukan di dalam pelabuhan," tutup Ferdinand. R3