Jakarta, OG Indonesia -- Perusahaan pertambangan batu bara sering mendapatkan stigma negatif. Perusahaan penghasil bahan bakar kotor selalu disematkan pada produsen batu bara ataupun perusahaan yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakunya.
Sudharto P Hadi, Ketua Dewan Pertimbangan Proper Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mengatakan tidak mudah memberikan penilaian terbaik ke perusahaan tambang terlebih batu bara. Apalagi, banyak kalangan menilai bagaimana mungkin perusahaan tambang batu bara dapat PROPER Emas, sementara Pertamina misalnya yang hanya melakukan eksplorasi tidak hanya mendapatkan PROPER hijau atau biru. Padahal capaian PROPER dinilai dari usaha perusahaan dalam pengelolaan lingkungan.
“Kalau perusahaan stigmanya sebagai pencemar tapi bisa kelola dengan baik ya kita berikan PROPER Emas, yang penting apa saja upayanya sehingga risiko-risiko kritikan itu bisa kita jawab. Bahwa memang perusahan stigmanya pencemar tapi jika mereka baik lakukan kelola lingkungan, ya kita berikan (PROPER Emas),” jelas Sudharto webinar SUKSE2S (Solusi Kebersamaan E2S) Understanding The Minister of Environment and Forestry Regulation No 1/2021 : Pursuing Gold PROPER in The Midst of COVID-19 yang digelar E2S, Kamis (6/5/2021).
Menurut Karliansyah, Mantan Dirjen Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), perusahaan tidak mungkin dapat PROPER Emas kalau tidak sempurna. “Untuk batu bara emisi adalah ukuran utama, alatnya perusahaan bisa gunakan bahan bagus kualitas sulfur rendah atau bermain teknologi, sepanjang memenuhi baku mutu maka minimal biru,” jelas Karliansyah.
Dia menceritakan salah satu perusahaan yang pantas mendapatkan PROPER karena mengelola lingkungan dengan baik adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Bahkan pada 2016, lanjut Karliansyah, Pemerintah sudah memfasilitasi bank dunia dan Ghana dan India studi banding ke PTBA.
“Mereka kaget tambang di indonesia sangat asri. Jadi tidak usah khawatir sepanjang sesuai kriteria, potensi kerusakan lingkungan kami hitung ukur kami yakinkan betul kalau clear ya kita berikan jadi tidak mustahil kita berikan emas,” jelas Karliansyah.
Dadar Wismoko, General Manager Unit Pelabuhan Tarahan PT Bukit Asam Tbk, menuturkan perusahaan sudah benar-benar fokus dalam masalah lingkungan dengan terus berusaha melakukan efisiensi energi.
“Kami sudah ada rencana dan program untuk ke bisnis yang ramah terhadap lingkungan, termasuk pembangunan PLTS,” kata Dadar. RH
Reviewed by OG Indonesia
on
Kamis, Mei 06, 2021
Rating:
