Jakarta, OG Indonesia -- Perusahaan energi dengan portofolio bisnis yang terdiversifikasi, PT Indika Energy Tbk., menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Paparan Publik di Jakarta, Senin (3/5/2021).
Upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional yang intensif, serta perbaikan harga batu bara menjadi landasan peningkatan kinerja Perseroan pada kuartal I tahun 2021. Hal ini juga didukung upaya penguatan diversifikasi usaha pada sektor non-batubara dan fokus pada keberlanjutan untuk mewujudkan komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) Perseroan menuju netral emisi karbon pada tahun 2050.
RUPST memutuskan menerima laporan tahunan 2020, mengesahkan laporan keuangan tahun 2020, memberikan pembebasan sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi dan Komisaris atas segala tindakan pengurusan dan pengawasan yang dilaksanakan dalam tahun 2020, menyetujui pembagian dividen yang tidak dilakukan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2020, serta menyetujui susunan Dewan Komisaris dan Direksi yang tidak mengalami perubahan.
“Selama tahun 2020, kesehatan dan keselamatan karyawan serta kesinambungan operasional menjadi fokus utama Indika Energy. Selaras dengan strategi diversifikasi usaha yang dilakukan dan penguatan kinerja ESG, kami menargetkan 50% pendapatan dari sektor non-batubara pada tahun 2025 dan berkomitmen untuk menuju netral emisi karbon pada tahun 2050,” tutur Arsjad Rasjid, Direktur Utama Indika Energy.
Capaian Kuartal I 2021
Dalam Paparan Publiknya, Perseroan menjelaskan bahwa membaiknya harga batu bara di sepanjang kuartal I tahun 2021 (Q1 2021) telah meningkatkan harga jual batu bara rata-rata Kideco sebesar 5,1% dari US$ 43,0 menjadi US$ 45,2 per ton pada Q1 2021. Kideco juga mencatat peningkatan volume penjualan batu bara sebesar 4,9% dari 8,8 juta ton menjadi 9,2 juta ton pada Q1 2021, di mana sebanyak 66% dipasok kepada pasar ekspor dan 34% dialokasikan untuk pasar domestik.
Namun, tekanan akibat pandemi COVID-19 yang masih berkelanjutan mengakibatkan beberapa anak perusahaan mencatat penurunan Pendapatan sehingga Pendapatan Perseroan turun 9,2% menjadi US$ 582,2 juta pada Q1 2021.
Akan tetapi berkat upaya penurunan biaya di semua lini dan peningkatan kinerja Kideco yang signifikan, Perseroan berhasil mencatat Laba Kotor Perseroan sebesar US$ 120,9 juta, dengan marjin Laba Kotor yang meningkat dari 16,4% menjadi 20,8%. Sementara itu Laba Usaha naik sebesar 23,5% dari US$ 68,7 juta menjadi US$ 84,9 juta, sementara marjin Laba Usaha juga meningkat dari 10,7% menjadi 14,8% di Q1 2021.
Sebagai hasilnya, Perseroan membukukan Rugi yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$ 9,4 juta, dibandingkan rugi bersih sebesar US$ 21,0 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Akan tetapi, Perseroan berhasil mencatat Laba Inti1 sebesar US$ 12,5 juta pada Q1 2021 dibandingkan Laba Inti sebesar US$ 0,8 juta pada Q1 2020. Realisasi biaya modal (capital expenditure) pada Q1 2021 adalah sebesar US$ 10,6 juta, di mana US$ 7,9 juta di antaranya digunakan untuk pemeliharaan dan penggantian alat berat di Petrosea dan US$ 1,5 juta untuk pemeliharaan armada Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS).
“Kami terus berupaya mengoptimalkan kinerja Indika Energy di sektor batubara dan pada waktu yang bersamaan juga melakukan diversifikasi usaha seperti di sektor pertambangan emas, energi baru dan terbarukan (EBT), serta mulai mengeksplorasi pengembangan kendaraan listrik roda dua dan energi biomassa,” tambah Arsjad.
Maret lalu, Indika Energy mendirikan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) – sebuah perusahaan penyedia solusi tenaga surya terintegrasi di Indonesia. Inisiatif ini dilakukan melalui kemitraan dengan Fourth Partner Energy, pengembang solusi tenaga surya terdepan di India yang secara mayoritas dimiliki oleh The Rise Fund, social impact fund terbesar di dunia. Pendirian EMITS ini merupakan wujud komitmen Indika Energy dalam mendiversifikasi portofolio bisnis, mencapai tujuan keberlanjutan, meningkatkan kinerja ESG serta mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025.
Sementara itu, sejak 2018 lalu Indika Energy juga memiliki investasi di sektor tambang emas Awak Mas di Sulawesi Selatan. Proyek Awak Mas ini memiliki potensi cadangan sebanyak 1,5 juta ons emas dan 2,4 juta ons sumber daya emas.
Perseroan juga membangun terminal penyimpanan BBM di Kariangau, Kalimantan Timur untuk ExxonMobil yang telah beroperasi sejak November 2020. Selain itu, Perseroan turut mengembangkan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, dengan tergabung di dalam konsorsium yang ditunjuk oleh Kementerian Perhubungan sebagai operator dengan 40 tahun konsesi.
Komitmen Menuju Netral Emisi Karbon pada 2050
Dalam RUPST, Perseroan juga menyatakan komitmennya untuk mengembangkan usaha yang berkelanjutan dan menyeimbangkan faktor lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) di dalam seluruh aktivitas operasional.
“ESG merupakan bagian tak terpisahkan dari cara kami bekerja dan menjadi panduan menuju masa depan berkelanjutan yang ingin kami bangun bersama. Kami memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan bisnis yang inovatif dan menuju masa depan yang berkelanjutan,” tutur Arsjad.
Dengan pengalaman hampir 50 tahun di bidang energi, Indika Energy dan seluruh anak perusahaan berkomitmen untuk memperluas arti energi bagi masyarakat Indonesia dengan upaya meraih 50% pendapatan dari sektor non-batubara pada tahun 2025 dan mencapai target netral emisi karbon pada tahun 2050. “Tahun ini merupakan momentum penting Indika Energy untuk terus menghadirkan energi dalam arti yang lebih luas bagi generasi penerus bangsa, Energi Untuk Negeri,” tutup Arsjad.
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan berdasarkan RUPST 3 Mei 2021
Dewan Komisaris:
• Agus Lasmono sebagai Komisaris Utama;
• Richard Bruce Ness sebagai Wakil Komisaris Utama;
• Indracahya Basuki sebagai Komisaris;
• Farid Harianto sebagai Komisaris Independen;
• Eko Putro Sandjojo sebagai Komisaris Independen.
Direksi:
• M. Arsjad Rasjid P.M. sebagai Direktur Utama;
• Azis Armand sebagai Wakil Direktur Utama;
• Retina Rosabai sebagai Direktur;
• Purbaja Pantja sebagai Direktur;
• Kamen K. Palatov sebagai Direktur. R3