Flores Timur, OG Indonesia -- Sepekan lebih pasca bencana banjir bandang akibat cuaca ekstrim di Pulau Adonara, Flores Timur masih meninggalkan dampak yang berat bagi masyarakat terdampak. Pertamina melalui Marketing Region Jatimbalinus, dengan upaya yang optimal meringankan duka masyarakat dengan memulihkan jalur distribusi energi seperti BBM.
Pada hari pertama pasca bencana akses jalan yang menuju SPBU No. 56.862.02 di Pulau Adonara terdampak banjir bandang dan tidak dapat dilewati. Pertamina menyiagakan alternatif layanan sementara secara manual di dekat pelabuhan, dengan tujuan kebutuhan BBM masyarakat masih dapat terpenuhi sambil menunggu akses jalan menuju SPBU kembali dapat dilalui.
Semenjak hari Rabu (7/4/2021) yang lalu, SPBU di Adonara sudah dapat beroperasi melayani masyarakat untuk jenis produk BBM Pertamax, Biosolar dan Dexlite. Sementara untuk pelayanan produk Premium tetap dilakukan secara manual hingga hari Senin (12/4/2021) saat pembersihan tangki penyimpanan produk Premium yang terkontaminasi air akibat banjir telah selesai.
Jumlah BBM yang dikirimkan Pertamina ke SPBU di Adonara semenjak bencana terjadi dalam jumlah yang cukup, bahkan lebih dari kebutuhan rata-rata masyarakat yaitu sebanyak 18 Kilo Liter (KL) dalam satu hari untuk semua jenis produk yang tersedia di SPBU tersebut (Premium, Pertamax, BioSolar dan Dexlite).
Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Region Jatimbalinus, Deden Idhani menyampaikan bahwa jalur distribusi BBM menuju Pulau Adonara sudah kembali normal seperti sebelum terjadi bencana banjir bandang akibat cuaca ekstrim.
"Hasil pantauan tim kami di lapangan saat ini, di SPBU 56.862.02 Pulau Adonara tidak terdapat antrian yang panjang. Ini menandakan bahwa BBM tersedia cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat pasca bencana banjir bandang beberapa waktu lalu," ujar Deden, Kamis (15/4/2021).
Deden menambahkan, adanya kemungkinan peran spekulan pengecer BBM dalam memanfaatkan kesempatan untuk mempermainkan harga pada saat terjadi bencana perlu menjadi perhatian berbagai pihak, karena pada saat ini yang harus diutamakan adalah bagaimana upaya untuk memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakat yang terdampak bencana.
"Pertamina bersama dengan Pemerintah Daerah setempat dan juga Aparat Penegak Hukum telah berkoordinasi terkait penertiban pengecer BBM yang juga berperan sebagai spekulan dalam menaikkan harga lebih tinggi dan tidak wajar di masa pemulihan dari bencana," ucap Deden. R3