Foto: Hrp |
Tapanuli Selatan, OG Indonesia -- PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, memastikan seluruh karyawan mendapatkan kesempatan berkarya dan kontribusi yang sama, tanpa memandang gender. Perusahaan meyakini, keberagaman gender memberikan keluasan ide dan inovasi demi kesuksesan dan kemajuan bersama.
Hal inilah yang menjadi inti perayaan puncak Hari Kartini 2021 di Tambang Emas Martabe. Melalui tema "The Future Has No Gender", PTAR memperkuat komitmen bahwa seluruh karyawan diberikan ruang pengembangan kompetensi profesional yang setara, serta sesuai dengan passion masing-masing karyawan tanpa perbedaan antar gender. Adapun, keberagaman gender telah diterapkan di PTAR sejak 21 April 2016.
Chief Operation Officer (COO) PTAR Darryn McClelland mengemukakan bahwa keberagaman gender mampu menyokong perusahaan untuk menghadapi berbagai tantangan ke depan. Berbagai alasan ini pula yang membuat manajemen PTAR berkomitmen untuk terus berupaya menciptakan lingkungan kerja yang ramah gender di Tambang Emas Martabe.
"Sebagai sebuah perusahaan dan organisasi, kami telah mencapai peningkatan kinerja yang sangat signifikan dan berkomitmen untuk terus tumbuh. Kesuksesan di PTAR tidak mengenal gender. Begitu pula dengan masa depan. Kami meyakini, seluruh karyawan, tanpa memandang gender memiliki kesempatan dan kontribusi yang sama baik untuk keluarga maupun perusahaan," jelas Darryn McClelland, di sela-sela pembukaan acara puncak perayaan Hari Kartini bertajuk "The Future Has No Gender", secara virtual, pada Rabu, 21 April 2021.
Dalam riset International Labour Organization (ILO) pada Juni 2020, berjudul Melangkah Menuju Keberhasilan, disebutkan bahwa sebagian besar yakni 77% perusahaan yang disurvei di Indonesia sepakat bahwa keberagaman gender membantu meningkatkan capaian hasil usaha mereka. Dari perusahaan yang disurvei pula didapatkan sebanyak 66% melaporkan kenaikan profitabilitas dan produktivitas, sejalan dengan kreativitas, inovasi dan keterbukaan yang lebih baik. Survei ini melibatkan 416 perusahaan.
General Manager Operations PTAR Rahmat Lubis menambahkan diPTAR sebagai pengelola Tambang Emas Martabe keberagaman gender juga didukung dengan berbagai kebijakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah gender, seperti Kebijakan Anti Pelecehan dan Kode Praktik Mengelola Batasan Kerja Terkait Kehamilan.
"Tidak ada toleransi terhadap pelecehan di Martabe. Kebijakan Anti Pelecehan ini penting sebagai upaya untuk menghapus stigma, diskriminasi, intimidasi, dan ancaman di tempat kerja. Kami pun secara rutin mengadakan pelatihan pemahaman keberagaman gender sepanjang tahun, khususnya pada perayaan Hari Kartini," kata Rahmat.
Terkait dengan Kode Praktik Mengelola Batasan Kerja Terkait Kehamilan dibuat untuk melindungi karyawan perempuan yang tengah hamil dari bahaya di tempat kerja, sekaligus untuk mengizinkan mereka bekerja hingga mendekati masa persalinan. Tak hanya itu, PTAR juga memiliki kebijakan cuti hamil dan melahirkan selama 4 bulan bagi karyawan perempuan dan selama 2 minggu bagi karyawan laki-laki juga Kebijakan Laktasi.
Tak hanya internal perusahaan, PTAR juga memberikan perhatian terhadap keberagaman gender di masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat. Beberapa contoh di antaranya yakni, memberikan pendampingan kelompok tani wanita Makmur Jaya di Bandar Hapinis, dan Kelompok Wanita Tani Torop Jaya di Sumuran. Keduanya mendapatkan pendampingan pengembangan produk olahan dari akar rimpang.
Selain itu, PTAR juga melakukan pendampingan pengembangan batik Tapanuli Selatan di Kampung Pasir, Aek Pining. Selama pandemi, kelompok usaha ini memenuhi permintaan pembuatan masker kain serta aktif mengikuti pelatihan online yang diadakan oleh Balai Besar Kerajinan Batik Yogyakarta. Saat ini kelompok usaha ini akan melanjutkan pendaftaran Hak Karya Intelektual merek batik Tapanuli Selatan sebagai identitas dan hak paten.
Operator Gold Room, Processing PTAR Siti Rahma menyebutkan, keberagaman gender di Tambang Emas Martabe telah membuatnya mampu meningkatkan kapasitas dan kepercayaan dirinya. Sebagai operator Gold Room, Siti telah memiliki pengetahuan mengenai pertambangan khususnya di pabrik pengolahan. Siti juga mengaku pekerjaannya telah membantu meningkatkan perekonomian keluarga.
"Tidak ada diskriminasi. Keberagaman gender justru memberikan kesempatan kepada kami para karyawan perempuan untuk bekerja lebih baik. Hanya kadang keluarga khawatir dengan keselamatan dan kondisi kesehatan saya karena harus kontak langsung dengan suhu cukup panas di dalam ruangan, tapi bekerja di tambang tentu mengedepankan keselamatan dan kesehatan karyawan. Semua prosedur pekerjaan terlebih dahulu dicek potensi bahaya dan direncanakan penanganannya," jelas Siti.
Senior Manager Corporate Communications PTAR Katarina Siburian Hardono menegaskan bahwa tujuan utama perusahaan adalah agar keberagaman gender dipandang sebagai sebuah norma, di mana seluruh karyawan berhak mengejar peningkatan kinerja secara profesional sekaligus kepuasan bekerja.
"Kesuksesan penerapan keberagamaan gender di perusahaan kami akan selalu sejalan dengan nilai-nilai inti yakni GREAT (Growth, Respect, Action, Excellence, dan Transparency). Pendekatan keberagaman gender yang sukses, memungkinkan PTAR menjadi perusahaan yang lebih baik, sehingga mampu terus berkontribusi tak hanya secara internal tapi juga memberikan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan," tutup Katarina.
Dikutip dari Laporan Tahunan PTAR 2020, bahwa hingga akhir tahun lalu dari seluruh total karyawan, 26% di antaranya merupakan perempuan bahkan hingga menduduki posisi manajemen, direktur, dan komisaris.
Pada perayaan puncak Hari Kartini tahun ini, “The Future Has No Gender”, menampilkan dua pembicara yakni Helianti Hilman, Food Biodiversity Entrepreneur yang juga Pendiri Javara dan Sekolah Seniman Pangan serta General Manager Operations PTAR Rahmat Lubis, sekaligus dimoderatori oleh Indra Bekti. RH