Jakarta, OG Indonesia -- Upaya SKK Migas untuk meningkatkan produksi migas nasional mendapatkan dukungan dari asosiasi profesi yang tergabung dalam Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Ikatan Ahli Fasilitas Migas Indonesia (IAFMI), Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), dan Ikatan Geografi Indonesia (IGI). Selain itu Universitas Trisakti juga turut mendukung upaya tersebut.
Melalui nota kesepahaman yang ditandatangani oleh SKK Migas dengan Asosiasi profesi dan Universitas Trisakti pada Senin (26/4/2021), para pihak akan melakukan kerjasama dalam rangka memajukan ilmu pengetahuan dan meningkatkan produksi migas nasional sesuai bidang kompetensi masing-masing.
Menurut rencana umum energi nasional (RUEN) seiring dengan tren energi masa depan adalah energi baru dan terbarukan (EBT), maka prosentase energi migas akan menurun. Namun demikian dari volume, justru kebutuhan energi yang bersumber dari minyak dan justru meningkat. Untuk minyak di tahun 2050 kebutuhan meningkat menjadi 3,9 juta barel dari kebutuhan saat ini sebesar 1,6 juta barel.
Sekretaris SKK Migas Taslim Z Yunus menyampaikan bahwa seluruh pemangku kepentingan mesti bekerjasama untuk meningkatkan produksi migas untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pembangunan nasional. "Kami bersyukur visi bersama produksi 1 juta barel telah mendapatkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu SKK Migas telah menyusun rencana dan strategi yang melibatkan para pemangku kepentingan untuk merealisasikan visi tersebut," ucap Taslim.
Ditambahkan olehnya, nota kesepahaman ini menunjukkan dukungan dari asosiasi profesi dan perguruan tinggi untuk bersama-sama meneruskan kolaborasi dan sinergi dalam upaya meningkatkan pengelolaan hulu migas yang lebih baik. "Kami harapkan penandatanganan nota kesepahaman menjadi pondasi untuk bersama-sama melakukan langkah nyata dan kerja bersama memberikan kontribusi meningkatkan produksi migas nasional untuk mendukung pembangunan," kata Taslim.
Produksi minyak 1 juta barel di tahun 2030, diterangkan Taslim sebetulnya belum mampu mencukupi kebutuhan minyak nasional yang jauh lebih besar. "Namun, setidaknya jika produksi 1 juta barel bisa direalisasikan akan membantu Pemerintah dalam mengurangi impor minyak," jelasnya.
Sementara itu Ketua Umum IATFMI John Hisar Simamora yang mewakili seluruh asosiasi profesi yang menandatangani nota kesepahaman menyampaikan bahwa visi 1 juta barel sudah menjadi cita-cita nasional. “Untuk merealisasikan cita-cita tersebut membutuhkan kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak. Kita harus bekerja secara gotong royong, saling melengkapi agar segenap potensi yang dimiliki dapat disatukan menjadi kekuatan untuk dapat mewujudkan target 1 juta barel," ucapnya.
John menekankan bahwa kecepatan menjadi kunci. "Kita semua harus berpacu dengan waktu agar potensi yang ada tidak terlewatkan. Termasuk dalam hal ini adalah kebutuhan untuk meningkatkan kecepatan penyelesaian perizinan agar proses investasi dapat dikawal lebih optimal," tutur John.
Wakil Rektor IV Universitas Trisakti Asri Nugrahanti, menyampaikan bahwa kerjasama dengan SKK Migas ini adalah bagian dari pelaksanaan tri darma perguruan tinggi. “Kerjasama ini adalah kesempatan bagi Universitas Trisakti untuk lebih dapat meningkatkan penelitian dan kontribusinya bagi upaya peningkatan produksi minyak dan gas nasional. Sebelumnya sudah banyak kerjasama antara Universitas Trisakti dan SKK Migas, dan ke depannya kami berharap semakin banyak yang dapat dikontribusikan oleh Trisakti," ujarnya. R1