Jakarta, OG Indonesia -- Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/ UNESCO) menyebut angka minat baca masyarakat Indonesia masih rendah, khususnya anak-anak.
Pada tahun 2016, UNESCO melakukan penelitian terhadap 61 negara di dunia. Terkuak data minat baca anak Indonesia berada di angka 0,01 persen. Artinya, dari 10.000 anak Indonesia, hanya satu yang gemar membaca.
Menurut Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando, para siswa bukan malas membaca. Melainkan sulit mengakses buku bacaan yang menarik.
Guna membuka akses buku bacaan bagi anak-anak, Universitas Pertamina menghadirkan Perpustakaan Tekun Belajar. "Perpustakaan ini berisikan 800 buku diperoleh dari para donatur program charity HERO RUN UP yang dilaksanakan pada November 2020 lalu," jelas Kepala Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Inovasi (LPPMI) Universitas Pertamina, Wahyu Agung Pramudito, dalam keterangannya, Selasa (27/4/2021).
Selama masa pandemi, lanjut Wahyu, perpustakaan masih berlokasi di kampus Universitas Pertamina. Anak-anak yang ingin meminjam buku, dapat mengisi formulir secara daring. Buku yang telah dipilih kemudian diantarkan ke rumah masing-masing.
Ketua RW 06 Kelurahan Grogol Selatan, Sakiman Wiroutomo, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Universitas Pertamina. “Para orang tua di RW 06 merasa khawatir anaknya kecanduan main game. Dengan hadirnya perpustakaan ini, mudah-mudahan menjadi sarana mengisi waktu luang dengan kegiatan membaca,” ungkapnya.
Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama Universitas Pertamina Wawan Gunawan A. Kadir, berharap perpustakaan ini dapat menumbuhkan budaya cinta membaca anak-anak.
"Saat ini beberapa sekolah dasar juga sudah mulai menerapkan kurikulum berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS). Salah satu kompetensi yang harus dipenuhi dalam kurikulum tersebut adalah kemampuan berpikir kritis yang dapat dipupuk sejak dini," ujarnya. R3