Jakarta, OG Indonesia -- Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar dan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bertugas untuk melakukan inventarisasi dan eksplorasi potensi sumber daya alam tersebut.
"Beberapa sumber daya yang sekarang diinventarisasi atau dieksplorasi oleh Badan Geologi, pertama yang tidak terbarukan, atau energi fosil. Ini ada di PSG (Pusat Survei Geologi) yang melakukan inventarisasi atau survei-survei terkait dengan potensi migas yang ada di Indonesia," jelas Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono pada Live Instagram Ngaboba: Ngabongkar Badan Geologi, Jumat (25/2/2021).
"Survei (potensi migas tersebut) dilakukan di area terbuka yang belum ada Wilayah Kerja-nya. Hasil survei ini berupa rekomendasi nanti kami sampaikan kepada Direktorat Jenderal Migas untuk ditawarkan sebagai WK kepada para investor," sambung Eko.
Selain migas, sumber daya yang telah dan sedang diinventarisir dan dieksplorasi oleh Badan Geologi adalah mineral dan batubara (minerba), panas bumi, hingga logam tanah jarang (rare earth element/REE).
Untuk batubara, Badan Geologi akan melakukan karakterisasi jenis batubara sehingga pemanfaatan batubara bisa beragam, sejalan dengan upaya pemanfaatan energi ramah lingkungan. Begitupun dengan potensi mineral yang ada di dalam bumi Indonesia. Rekomendasi terkait potensi minerba akan disampaikan ke Ditjen Minerba.
Yang terbaru, Badan Geologi juga melakukan eksplorasi Geologi, Geofisikia, dan Geokimia (3G) terhadap potensi panas bumi. Sebagaimana diketahui, potensi panas bumi Indonesia adalah yang terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
"Untuk panas bumi, kami melakukan survei 3G, yang hasilnya adalah berupa WK. Tahun ini kami juga akan melakukan pemboran slimhole. Diharapkan data yang kami hasilkan selama ini menjadi lebih baik dan lebih akurat, sehingga nenti menarik para investor masuk mengusahakan energi dari panas bumi," tutur Eko.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Agung Pribadi mengungkapkan besarnya potensi Logam Tanah Jarang atau Rare Earth Element (REE) di Indonesia. Selain itu, negara kita juga memiliki potensi nikel yang besar.
"Kita punya sumber daya REE yang banyak, REE ini bisa kita manfaatkan sebagai sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Kita juga punya nikel yang banyak, di mana nikel juga bisa kita manfaatkan untuk menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik. Ini adalah energi kita ke depan dan Indonesia bisa memainkan rule yang sangat penting dalam menyediakan energi baterai listrik, sehingga kemudian ke depan kita bisa lebih memanfaatkan energi yang lebih ramah lingkungan. Kita punya potensi yang sangat besar," tutur Agung.
Tugas Badan Geologi, lanjutnya, adalah menginventarisasi berapa banyak REE yang dimiliki Indonesia. Sebagai catatan, REE memang belum dimanfaatkan sebagai sumber energi di Indonesia. "Tugasnya Badan Geologi bagaimana menginventarisasi sumber daya alam yang bisa dimanfaatakan dan mendukung pemanfaatan EBT yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, batubara nanti kita manfaatkan untuk energi yang lain atau diolah menjadi energi bentuk lain seperti DME, sehingga industri lain bisa terbantu dari adanya sumber daya alam Indonesia yang sangat kaya ini," ujar Agung.
Ke depan, imbuh Agung, Pemerintah ingin memanfaatkan EBT yang ramah lingkungan yang harganya kini makin bersaing dengan bahan bakar fosil. "Mudah-mudahan ke depan EBT bisa lebih murah lagi, sejalan dengan berkembangnya teknologi. Regulasinya juga memihak kepada EBT sehingga bisa dikembangkan pemanfaatannya. Semoga rencana kita (bauran energi dari EBT) 23% di 2025 ini bisa terkejar," tutup Agung. R1