M. Ikhsan Asaad, Direktur Mega Project PLN
Foto: Hrp
Jakarta, OG Indonesia -- Direktur Mega Project PLN Muhammad Ikhsan Asaad dalam acara National Energy Week (NEW) yang diselenggarakan oleh Komunitas Migas Indonesia chapter Rusia dan Eropa Timur (KMI RET), menegaskan bahwa PLN sangat mendukung pengembangan EBT dengan tidak lagi membangun fossil energy-based plant atau pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil.
"Peran PLN untuk mendorong EBT dengan menempatkan PLT EBT sesuai dengan kondisi daerah setempat yang efektif, efisien, dan mempercepat agar angka 23% EBT di 2025 dapat terealisasikan yang mana saat ini masih jauh di angka 12.6%," jelas Ikhsan, Jumat (12/3/2021).
Dia pun mencontohkan, PLTS dikembangkan di wilayah timur yang memiliki radiasi matahari tinggi dan PLTA dikembangkan di wilayah Sumatera yang memiliki sumber air melimpah. Selain itu PLN memiliki beberapa program untuk mewujudkan EBT yang berdaulat yaitu Green Booster Program yakni program mengkonversikan batubara dengan biomassa yang mana dibutuhkan setidaknya 8 juta ton biomassa per tahun.
Lalu ada lagi program Diesel Conversion, dan program Multipurpose DAM dengan memanfaatkan lokasi lebih di area PLT untuk menanam tanaman Kaliandra oleh penduduk lokal yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk produk biomassa. Dan tidak ketinggalan program REBID yang menjadi fokus PLN.
Sementara itu Direktur Jenderal EBTKE ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa pemerintah menargetkan 29% penurunan Gas Rumah Kaca atau 314 juta ton CO2 di tahun 2030 dan memiliki Grand Plan pengembangan EBT sampai tahun 2035 dengan strategi substitusi energi final, konversi energi primer fosil, penambahan kapasitas EBT secara bertahap, serta pemanfaatan EBT non listrik/non BBN.
Surya Darma, Ketua Umum METI pun ikut angkat suara untuk mendorong energi transisi dari fosil ke EBT. Dia menyebutkan posisi sumber energi fosil kini kian kritis yang mana sekarang penggunaan energi fosil masih tinggi yaitu di angka 90%, di mana 65% merupakan impor.
"Energi terbarukan menjamin ketersediaan dan ketahanan energi karena tidak akan habis. Hal ini menjadi desakan dari global yang mana di tahun 2050 akan terealisasi net zero karbon dengan energi terbarukan. METI mengusulkan inisiatif yakni Indonesia RE 50/50 initiative yang memiliki misi memenuhi target menuju net zero tahun 2050 dengan 50% energi terbarukan," paparnya. R2