Rektor Universitas Pertamina IGN Wiratmaja Puja mengatakan bahwa Universitas Pertamina memiliki program studi yang fokus pada pengembangan ilmu geografi dan geoscience. Di dalam kurikulumnya juga terdapat mata kuliah Mitigasi Bencana.
“Jika disinergikan dengan industri, maka permasalahan yang ada di lapangan akan mengalir ke level akademik untuk dikaji dan diteliti dengan metode keilmuan. Ini akan membentuk siklus continuous learning,” ucap Wiratmaja selepas penandatanganan Nota Kesepahaman secara daring, Jumat (12/3/2021).
Sementara itu, CEO PT ESRI Indonesia Achmad Istamar, mengungkapkan bahwa manajemen bencana sangat penting untuk mengurangi risiko kerugian material dan korban jiwa. “Dalam menjalankan manajemen bencana, PT ESRI Indonesia berfokus pada survei lokasi dan analisa data mendalam. Hasil analisa dalam bentuk peta ini kemudian dibagikan kepada masyarakat melalui website dan aplikasi yang dapat diakses dengan gawai. Sehingga, masyarakat di daerah rawan bencana akan lebih siap dan waspada,” terang Achmad.
Ke depannya, PT ESRI Indonesia dan Universitas Pertamina akan melakukan kegiatan tridarma terkait pengembangan ilmu teknologi geospasial. Data geospasial menurut Achmad, diperlukan untuk menyusun kebijakan yang tepat, salah satunya dalam manajemen kebencanaan. “Kami akan memberikan lisensi software geospasial yang dapat digunakan oleh sivitas Universitas Pertamina untuk kegiatan penelitian,” sambung Achmad.
Selain berfokus pada penyiapan peta bencana berdasarkan historical, sambung Rektor Universitas Pertamina, juga penting dalam manajemen bencana untuk melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi dengan cepat. “Sebagai unsur yang dekat dengan masyarakat, SDM di Universitas Pertamina diharapkan dapat membantu proses recovery ini,“ tutup Wiratmaja. RH