Foto: Hrp
Tangerang Selatan, OG Indonesia -- Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mendapatkan izin edar untuk produk kit radiofarmaka etambutol (TB Scan) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dengan dikantonginya izin edar, maka TB Scan yang efektif digunakan untuk diagnosis penyakit tuberculosis (TB), siap untuk diproduksi massal dan dikomersialkan.
“TB Scan ini mempunyai fungsi untuk mendeteksi infeksi penyakit tuberkulosis di paru dan di luar paru seperti tulang, sistem gastrointestinal, dan sistem syaraf secara lebih akurat dan cepat,” ucap Kepala BATAN Anhar Riza Antariksawan dalam konferensi pers di Tangerang Selatan, Rabu (24/3/2021).
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan dapat menyerang berbagai organ tubuh, yang dapat mengakibatkan kematian. Radiofarmaka adalah senyawa kimia yang mengandung atom radioaktif dalam strukturnya dan digunakan untuk diagnosis atau terapi.
Hadirnya TB Scan ini diharapkan dapat membantu penanggulangan penyakit TB di tanah air. Sebab dengan TB Scan maka diagnosis TB akan menjadi lebih efektif saat dipergunakan di rumah sakit. "Tentu ini membuktikan bahwa produk iptek nuklir bisa bermanfaat bagi masyarakat," bangga Anhar seraya menjelaskan bahwa TB Scan memiliki akurasi hingga 90 persen lebih dalam mendiagnosis infeksi TB baik pada paru maupun di luar paru.
Diceritakan Kepala BATAN, produk TB Scan telah melalui proses penelitian yang panjang dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di luar BATAN seperti RS Hasan Sadikin, Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia, PT Kimia Farma, dan BPOM. TB Scan sendiri merupakan produk radiofarmaka ke-6 yang dihasilkan BATAN yang segera dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Nomor izin edar untuk TB Scan adalah DKL 2112432144A1 yang diperoleh pada 22 Februari 2021 dari BPOM.
“Kami berharap semakin banyak produk radiofarmaka yang dihasilkan, penerimaan masyarakat terhadap nuklir semakin membaik. Nuklir tidak selalu berhubungan dengan hal-hal yang berbahaya atau hancur seperti Hirosima. Nuklir juga bisa dimanfaatkan untuk kemanusiaan dan kesehatan,” tegasnya.
Untuk mendistribusikan TB Scan dalam bentuk produk komersial, BATAN bekerja sama dengan PT Kimia Farma. Diperkirakan sebanyak 845.000 penduduk Indonesia menderita TB pada tahun 2018. Sedangkan 24.000 penduduk Indonesia sakit TB resistan obat juga pada tahun 2018. Pada tahun yang sama juga, sebanyak 93.000 penduduk Indonesia meninggal karena TB. Sementara keberhasilan pengobatan TB pada 2018 sekitar 85%. R3