Jakarta, OG Indonesia -- Anggota Komisi VII DPR RI Saadiah Uluputty dalam RDP bersama Dirjen EBTKE dan PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP), Selasa (22/2/2021), turut bersuara lantang terkait peristiwa semburan gas beracun diduga H2S (hidrogen sulfida) yang menelan lima korban jiwa dan 24 orang warga lainnya mengalami keracunan sehingga harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Sementara itu masih ada sekitar ratusan warga Desa Sibanggor Julu, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara yang terpaksa mengungsi lantaran takut menghirup gas.
"Saya meminta Pemerintah dan Dirjen EBTKE, untuk segera membentuk tim untuk menyelidiki dan mengungkap kejadian yang sebenarnya terjadi sesuai dengan klaim PT SMGP. Hal ini penting agar kejadian dapat dievaluasi secara legal-teknis dan agar tidak terulang kembali di masa yang akan datang," tegas legislator dari Fraksi PKS ini.
Uluputty meminta PT SMGP bertanggung jawab penuh secara materiil maupun immateriil terhadap kondisi dan kesejahteraan semua pihak yang menjadi korban dalam kejadian ini. "Jangan sampai ada hak-hak masyarakat sekitar yang dirugikan," tegasnya.
Dia pun sangat menyayangkan terjadinya insiden tersebut, sebab seharusnya bisa diantisipasi dan tidak perlu terjadi mengingat keberadaan akan potensi bahaya H2S sudah jamak di lapangan geothermal. Karena itu, Uluputty meminta PT SMGP untuk memperbaiki SOP internal dan prosedur standar kesehatan dan keselamatan (Health and Safety) dalam pengoperasian PLTP dan pengeboran sumur proyek geothermal ini agar aman bagi karyawan dan masyarakat sekitar. "Namun, pihak PT SMGP sendiri mengklaim aktivitas pengeboran dan uji coba sumur ini sudah dilakukan sesuai standar dan prosedur yang berlaku," ujarnya.
Padahal diungkapkan Uluputty, dalam tulisan ilmiah yang ditulis oleh Tri Utomo Pantyarso & Dadan Erwandi (2018), Hydrogen Sulfide Identification, Monitoring, and Hazard Control in ‘XYZ’ Geothermal Operation, telah dilaporkan banyak kecelakaan yang diakibatkan oleh Gas H2S (Hidrogen Sulfida) khususnya di sektor industri ekstrasi migas, fasilitas air kotor (sewage) dan lahan pertanian. H2S juga dapat terjadi akibat ledakan vulkanis gunung seperti di Dieng tahun 1979 yang memakan korban jiwa sebesar 149 orang dan juga ledakan Merapi tahun 2010 yang menelan korban jiwa sebanyak 353 orang.
Akibat peristiwa di proyek PLTP Sorik Marapi tersebut, sempat memicu keributan antara warga masyarakat dengan pihak PT SMGP yang berakibat perusakan beberapa kendaraan bermotor. Namun situasi menjadi kondusif setelah Polres Madina melakukan mediasi dan pengamanan.
Dari berbagai kejadian tersebut, Anggota DPR RI Dapil Maluku ini menanyakan kepada Pemerintah terkait sanksi dan konsekwensi bagi PT SMGP akibat kejadian mal operasional ini. "Agar hal seperti ini, tidak terjadi lagi di masa datang, apalagi masih ada 3 dari 5 unit lagi yang akan on-stream di lokasi yang sama pada tahun 2021 sampai tahun 2023, di mana akan ada aktivitas pengujian sumur-sumur baru seperti ini," tutupnya. RH