Dumai, OG Indonesia -- Berbagai upaya dilakukan Pertamina bersama masyarakat dalam upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di lingkungan sekitar kilang Dumai, Riau dan kilang Sungai Pakning, Bengkalis, Riau. Hal tersebut dikemukakan Unit Manager Communication, Relations & Corporate Social Responsibility (CSR) Refinery Unit (RU) II Pertamina, Brasto Galih Nugroho dalam keterangan persnya dari Dumai, Kamis (25/2/2021).
Brasto mengemukakan bahwa langkah tersebut diwujudkan dengan berbagai kegiatan edukasi pencegahan kebakaran hutan serta pelatihan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kepada masyarakat.
“Hal tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah sebagaimana disampaikan Presiden RI Joko Widodo dalam upaya pencegahan dan penanganan karhutla,” imbuhnya.
Brasto menyebutkan bahwa Dumai dan Sungai Pakning merupakan salah satu wilayah rawan terjadi karhutla karena mayoritas tanah di daerah ini merupakan lahan gambut, sehingga memiliki karakteristik mudah terbakar terutama ketika musim kemarau.
“Terbatasnya sumber air dan juga minimnya keahlian warga dalam memadamkan api secara efektif mendorong kami menggandeng Masyarakat Peduli Api (MPA),” ungkapnya.
Program MPA baik di Kelurahan Tanjung Palas, Dumai maupun di Sungai Pakning, Bengkalis ini diawali bantuan peralatan, edukasi mitigasi karhutla berbasis masyarakat serta pelatihan pemadaman api. Adapun Pertamina juga perlahan mengembangkan program tersebut di Sungai Pakning menjadi Kampung Gambut Berdikari, yang kegiatannya diperluas dengan pelatihan pemberdayaan ekonomi di lahan gambut, yakni pertanian nanas, olahan nanas, budidaya ikan dan pengelolaan wisata Arboretum Gambut.
“Khusus untuk penanganan karhutla, kelompok MPA ini didukung juga oleh pemerintah daerah, jelasnya. "Program ini terus dikembangkan di mana telah dibuat kurikulum Lingkungan Peduli Api bagi sekolah di wilayah Kabupaten Bengkalis,” sambungnya.
MPA ini kemudian direplikasi di Kelurahan Tanjung Palas, Dumai. Selain pembentukan kelompok, Pertamina juga membantu pembangunan 15 embung atau kolam penampungan air, di sejumlah titik rawan kebakaran untuk pemadaman api di Kelurahan Tanjung Palas.
“Terbatasnya sumber air di Dumai, membuat kami sulit bergerak apabila terjadi karhutla. Namun dengan adanya embung penampungan air ini, harapannya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk penanganan Karhutla di Dumai,” kata Ketua MPA Tanjung Palas, Yustanto.
Embung juga bermanfaat untuk pemberdayaan masyarakat yang mendukung kegiatan bernilai ekonomi, seperti perikanan dan pertanian. RH