Tangerang, OG Indonesia -- Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani menjemput langsung sebanyak 52 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tiba dari Arab Saudi. Sebelumnya para PMI tersebut sempat terlantar sebelum akhirnya dipulangkan.
"Setelah viral di media Ssosial terlantar di Arab Saudi, sebanyak 52 PMI bermasalah, malam ini kami pulangkan," ujar Benny Kamis (10/9/2020) malam, di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Benny menyatakan, para PMI dipulangkan setelah diketahui berangkat melalui jalur non prosedural, mereka juga diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
"Dalam video unggahan di youtube, para para PMI terlantar di Arab Saudi, akibat tidak diberikan gaji dari majikannya selama bekerja sejak tahun 2018 silam. Para PMI juga menuntut agency yang menjadi penyalur agar haknya diberikan," ujarnya.
Setelah mendapat informasi tersebut, lanjut Benny, BP2MI langsung berkordinasi dengan Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) Arab Saudi untuk memulangkan para pahlawan devisa ke tanah air.
"Setiba di Terminal 3 Soetta, para petugas langsung memeriksa satu persatu. Dari 21 data yang ada, dalam pelaksanaannya petugas mendapati 31 pekerja migran yang juga tidak ada dalam daftar atau bermasalah," jelasnya.
Menurut Benny, pada 2018 para PMI tersebut diberangkatkan oleh Perusahan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) El-Safah, Putra Timur Mandiri, dan Anugrah Aumber Rezeki. Mereka diberangkatkan untuk bekerja sebagai Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT).
"BP2MI akan segera melaporkan ke Bareskrim Polri, karena perusahaan tersebut merupakan penyalur ilegal, yang diduga melakukan tindak TPPO," kata Benny
Selanjutnya sebelum dipulangkan ke daerah asalnya, sambung Benny, para PMI ini akan didata untuk menjalani karantina sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.
"Ibu adalah pahlawan devisa, jangan malu menjadi PMI. Saya bangga kepada ibu, karena saya tidak pernah menyumbangkan devisa," pesan Benny.