Proyek Konstruksi Tiga Anjungan Offshore PHM Telan Investasi US$ 105 Juta

Jakarta, OG Indonesia -- Di tengah pandemi COVID-19, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), selaku operator di Wilayah Kerja (WK) Mahakam dengan dukungan SKK  Migas dan PT Pertamina Hulu  Indonesia  (PHI)  selaku  induk  usaha, mengumumkan dimulainya pekerjaan konstruksi tiga anjungan lepas pantai untuk Lapangan  Sisi  Nubi  dan South Mahakam. Proyek dengan investasi sebesar US$ 105 juta tersebut akan mendukung 20% produksi WK Mahakam pada tahun 2024.

Ketiga  anjungan yang akan dibangun adalah Jumelai yang akan dipasang di Lapangan South  Mahakam, serta North Sisi dan North Nubi untuk Lapangan Sisi Nubi. Proyek yang dinamai JSN ini diharapkan selesai pada kuartal  IV tahun 2021. Dalam  proyek  JSN  ini, PHM  juga  membuat  berbagai  upaya efisiensi  dari  sisi  desain sehingga anjungan yang dibangun lebih ringan 66%, disesuaikan dengan kapasitas cadangan gas yang ada. Gas yang diproduksi dari proyek JSN ini  akan disalurkan ke kilang pengolahan PT Pertamina Refinery Unit (RU) 5 di Balikpapan.

Pengumuman dimulainya pekerjaan, dilakukan melalui penandatanganan kontrak Engineering, Procurement, Supply, Construction and Commissioning (EPSCC) dengan PT Meindo Elang Indah  (MEI), di Jakarta, Senin (27/7/2020). Dalam upacara yang dilaksanakan secara daring, PTH Direktur Utama PHM Danar Dodjoadhi, dan Direktur PT Meindo Elang Indah Stephanie Chan, menandatangani kontrak EPSCC tersebut, disaksikan oleh Plt Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas Sulistya Hastuti Wahyu, dan Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin  Suryadi.

Danar Dodjoadhi berharap produksi migas dari proyek ini akan mampu menopang 20% produksi WK Mahakam di tahun 2024. “Pada saat produksi puncak, kontribusi dari ketiga anjungan ini diharapkan akan mencapai 120 MMSCFD,” katanya. 

Sementara itu Direktur Utama PHI Chalid Said Salim, menyampaikan kegembiraannya karena  pemenang  kontrak  ini  adalah perusahaan  dalam  negeri. “Hal ini  penting  untuk meningkatkan  kapasitas  perusahaan  nasional  agar  memiliki kemampuan tidak hanya di kancah nasional namun juga global,” tegasnya. Lebih lanjut Chalid mengatakan kontrak EPSCC ini merupakan  bagian  penting  dalam  kegiatan produksi migas di WK Mahakam. Terhitung, nilai kontraknya mencapai US$ 105 juta, berdurasi 18 bulan, dengan komitmen TKDN sebesar 51,2%. 

Pihak SKK Migas menyambut baik realisasi proyek di tengah masa pandemi COVID-19 seperti saat ini karena akan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal maupun nasional. Selanjutnya SKK Migas mendorong agar dalam pelaksanaan kontrak ini menggunakan tenaga kerja dan bahan baku dalam negeri sehingga kandungan lokal dapat melebihi target yang diharapkan. Proyek ini sendiri diharapkan dapat memberikan efek  berganda kepada penyedia jasa  dan tenaga kerja lokal di lokasi pekerjaan yaitu Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Di mana pada saat pekerjaan puncak, proyek ini akan menyerap 900 hingga 1000 tenaga kerja. 

“Kami memberikan apresiasi kepada PHM yang dapat melaksanakan proses tender ini secara tepat waktu yaitu selama 88 hari,” kata Sulistya Hastuti Wahyu. Apresiasi juga diberikan SKK Migas kepada PHM karena KKKS tersebut mampu menghasilkan potensi efisiensi dari tender tersebut sebesar US$ 17,6 juta terhadap owner estimate yang diusulkan kepada SKK Migas pada saat persetujuan rencana tender. “Semoga dalam pelaksanaannya nanti kegiatan dapat direalisasi sesuai rencana sehingga potensi penghematan itu menjadi nyata,” tambah Sulistya.

Sulistya melanjutkan, walaupun saat ini sedang pandemi COVID-19, SKK Migas berharap PHM dan pelaksana kontrak tetap berupaya agar pelaksanaan kontrak berjalan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan tidak terjadi keterlambatan pekerjaan. “Namun tentunya kami tetap meminta agar pelaksanaan kegiatan berpedoman pada protokol kesehatan, karena masalah kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal utama yang tidak bisa ditawar di sektor hulu migas," pesannya. (R1/Migas Indonesia)