Bojonegoro, OG Indonesia -- Untuk mengawal agar proyek Jimbaran Tiung Biru (JTB) dapat direalisasi sesuai target, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto melakukan kegiatan Management Work Through (MWT) di proyek strategis nasional yang berada di Bojonegoro, Jawa Timur tersebut.
Kunjungan dilakukan pada Sabtu, 7 Maret 2020. Pada kunjungan kerja tersebut, Kepala SKK Migas didampingi Deputi Operasi Julius Wiratno, Penasehat Ahli Satya W Yudha, Kepala Unit Percepatan Proyek JTB Waras Budi Santosa dan Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi.
Proyek JTB adalah salah satu dari empat proyek strategis nasional di sektor migas yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keppres No 56 tahun 2018. Penyelesaian proyek JTB akan turut memberikan kontribusi yang signifikan bagi penambahan produksi migas nasional. Proyek JTB secara keseluruhan bernilai US$ 1,53 miliar dan diperkirakan akan onstream Agustus tahun 2021.
Pada kesempatan tersebut, Kepala SKK Migas menyampaikan bahwa realisasi proyek-proyek hulu migas yang akan mendukung peningkatan produksi, mendapat perhatian khusus dari Presiden RI.
"Pada Rapat Terbatas 4 Maret 2020 dengan salah satu agenda peningkatan produksi migas nasional, Presiden Joko Widodo telah meminta proyek strategis nasional dapat segera diselesaikan. Untuk itu, SKK Migas akan meningkatkan pengawasan agar proyek strategis nasional sektor migas dapat selesai pada waktu yang telah ditetapkan, bahkan kalau bisa dipercepat," kata Dwi Soetjipto.
Dwi menambahkan, peningkatan pengawasan akan ditunjukkan SKK Migas melalui kunjungan lapangan oleh manajemen SKK Migas setiap akhir pekan. "Langkah ini untuk memastikan agar proyek dapat selesai sesuai jadwal dan biaya yang efisien," tuturnya.
Proyek JTB dioperasikan oleh Pertamina EP Cepu (PEPC). Proyek JTB selain memberikan kontribusi yang besar pada tambahan gas nasional, selama pelaksanaan proyek telah memberikan dampak positif bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat lokal. Berdasarkan data SKK Migas, per Februari 2020, jumlah tenaga kerja yang terserap di proyek JTB adalah sekitar 4.470 orang. Adapun dalam rangka mendukung ekonomi daerah dan peningkatan kapasitas pengusaha lokal, SKK Migas telah mewajibkan pengadaan barang dan jasa bernilai sampai Rp 10 miliar agar dilaksanakan oleh pengusaha daerah, sehingga pengusaha lokal memiliki kesempatan untuk berkembang dan menciptakan lapangan kerja.
Direktur Utama PEPC, Jamsaton Nababan saat presentasi menyampaikan bahwa proyek JTB memiliki tantangan yang sangat besar karena sebelumnya kontraktor yang membangun EPC mengundurkan diri, sehingga aktivitas proyek sempat terhenti beberapa bulan. "Terima kasih kepada SKK Migas yang telah membantu melewati masa sulit tersebut, sehingga pada akhirnya pembangunan EPC JTB dapat dilanjutkan oleh kontraktor baru yaitu Rekayasa Industri," katanya.
Untuk mengawal agar proyek berjalan lancar, Pertamina mengintensifkan koordinasi dengan Kontraktor EPC dan menempatkan inspektur pengawas di workshop yang dimiliki vendor. Mekanisme ini untuk mengejar ketertinggalan target, dan proyek tetap dapat dibangun dengan kualitas terbaik dan mendukung kehandalan operasi kilang JTB saat nanti berproduksi.
Direktur Utama REKIN Jakub Tarigan pada laporannya menyampaikan, sejak ditunjuk sebagai kontraktor pembangun EPC,
Pihaknya telah bekerja keras dan koordinasi yang intensif dengan SKK Migas dan Pertamina, sehingga keterlambatan proyek per Februari 2020 bisa diperpendek hanya 0,66%, atau telah ada percepatan sebesar 19,3%. "Capaian ini luar biasa, di tengah tantangan hujan cukup ekstrim saat ini. Kami sudah siapkan 9 pompa untuk memastikan maksimal 2 jam lokasi proyek sudah kering sehingga aktivitas pekerjaan menjadi normal," terangnya.
Pada kunjungan ke lokasi proyek, hujan mengguyur dengan deras, seluruh kontraktor dan sub kontraktor menunjukkan kesigapannya dengan melakukan perubahan sistem sehingga pekerjaan dapat terus dilakukan dan seluruh SDM proyek dapat diutilisasi.
Menutup kunjungan kerja tersebut, Kepala SKK Migas menyampaikan apresiasi atas kerja keras dari PEPC dan REKIN. Dari 4 proyek strategis nasional hulu migas, proyek JTB adalah satu-satunya yang dilaksanakan oleh perusahaan Indonesia yaitu KKKS Pertamina EP Cepu dan Kontraktor EPC REKIN. Keduanya adalah perusahaan Merah Putih.
"Keberhasilan proyek JTB akan turut memberikan kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Bahwa anak bangsa mampu mengemban tugas besar dan siap pula untuk menorehkan prestasi tingkat dunia", kata Dwi Soetjipto. "Mari tunjukkan perusahaan merah putih mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan bersiap menjadi pemain hulu migas tingkat global," pungkas. (R1/Migas Indonesia)
Kunjungan dilakukan pada Sabtu, 7 Maret 2020. Pada kunjungan kerja tersebut, Kepala SKK Migas didampingi Deputi Operasi Julius Wiratno, Penasehat Ahli Satya W Yudha, Kepala Unit Percepatan Proyek JTB Waras Budi Santosa dan Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi.
Proyek JTB adalah salah satu dari empat proyek strategis nasional di sektor migas yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keppres No 56 tahun 2018. Penyelesaian proyek JTB akan turut memberikan kontribusi yang signifikan bagi penambahan produksi migas nasional. Proyek JTB secara keseluruhan bernilai US$ 1,53 miliar dan diperkirakan akan onstream Agustus tahun 2021.
Pada kesempatan tersebut, Kepala SKK Migas menyampaikan bahwa realisasi proyek-proyek hulu migas yang akan mendukung peningkatan produksi, mendapat perhatian khusus dari Presiden RI.
"Pada Rapat Terbatas 4 Maret 2020 dengan salah satu agenda peningkatan produksi migas nasional, Presiden Joko Widodo telah meminta proyek strategis nasional dapat segera diselesaikan. Untuk itu, SKK Migas akan meningkatkan pengawasan agar proyek strategis nasional sektor migas dapat selesai pada waktu yang telah ditetapkan, bahkan kalau bisa dipercepat," kata Dwi Soetjipto.
Dwi menambahkan, peningkatan pengawasan akan ditunjukkan SKK Migas melalui kunjungan lapangan oleh manajemen SKK Migas setiap akhir pekan. "Langkah ini untuk memastikan agar proyek dapat selesai sesuai jadwal dan biaya yang efisien," tuturnya.
Proyek JTB dioperasikan oleh Pertamina EP Cepu (PEPC). Proyek JTB selain memberikan kontribusi yang besar pada tambahan gas nasional, selama pelaksanaan proyek telah memberikan dampak positif bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat lokal. Berdasarkan data SKK Migas, per Februari 2020, jumlah tenaga kerja yang terserap di proyek JTB adalah sekitar 4.470 orang. Adapun dalam rangka mendukung ekonomi daerah dan peningkatan kapasitas pengusaha lokal, SKK Migas telah mewajibkan pengadaan barang dan jasa bernilai sampai Rp 10 miliar agar dilaksanakan oleh pengusaha daerah, sehingga pengusaha lokal memiliki kesempatan untuk berkembang dan menciptakan lapangan kerja.
Direktur Utama PEPC, Jamsaton Nababan saat presentasi menyampaikan bahwa proyek JTB memiliki tantangan yang sangat besar karena sebelumnya kontraktor yang membangun EPC mengundurkan diri, sehingga aktivitas proyek sempat terhenti beberapa bulan. "Terima kasih kepada SKK Migas yang telah membantu melewati masa sulit tersebut, sehingga pada akhirnya pembangunan EPC JTB dapat dilanjutkan oleh kontraktor baru yaitu Rekayasa Industri," katanya.
Untuk mengawal agar proyek berjalan lancar, Pertamina mengintensifkan koordinasi dengan Kontraktor EPC dan menempatkan inspektur pengawas di workshop yang dimiliki vendor. Mekanisme ini untuk mengejar ketertinggalan target, dan proyek tetap dapat dibangun dengan kualitas terbaik dan mendukung kehandalan operasi kilang JTB saat nanti berproduksi.
Direktur Utama REKIN Jakub Tarigan pada laporannya menyampaikan, sejak ditunjuk sebagai kontraktor pembangun EPC,
Pihaknya telah bekerja keras dan koordinasi yang intensif dengan SKK Migas dan Pertamina, sehingga keterlambatan proyek per Februari 2020 bisa diperpendek hanya 0,66%, atau telah ada percepatan sebesar 19,3%. "Capaian ini luar biasa, di tengah tantangan hujan cukup ekstrim saat ini. Kami sudah siapkan 9 pompa untuk memastikan maksimal 2 jam lokasi proyek sudah kering sehingga aktivitas pekerjaan menjadi normal," terangnya.
Pada kunjungan ke lokasi proyek, hujan mengguyur dengan deras, seluruh kontraktor dan sub kontraktor menunjukkan kesigapannya dengan melakukan perubahan sistem sehingga pekerjaan dapat terus dilakukan dan seluruh SDM proyek dapat diutilisasi.
Menutup kunjungan kerja tersebut, Kepala SKK Migas menyampaikan apresiasi atas kerja keras dari PEPC dan REKIN. Dari 4 proyek strategis nasional hulu migas, proyek JTB adalah satu-satunya yang dilaksanakan oleh perusahaan Indonesia yaitu KKKS Pertamina EP Cepu dan Kontraktor EPC REKIN. Keduanya adalah perusahaan Merah Putih.
"Keberhasilan proyek JTB akan turut memberikan kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Bahwa anak bangsa mampu mengemban tugas besar dan siap pula untuk menorehkan prestasi tingkat dunia", kata Dwi Soetjipto. "Mari tunjukkan perusahaan merah putih mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan bersiap menjadi pemain hulu migas tingkat global," pungkas. (R1/Migas Indonesia)
Kawal Proyek JTB Selesai Tepat Waktu, SKK Migas Tingkatkan Pengawasan
Reviewed by OG Indonesia
on
Minggu, Maret 08, 2020
Rating: