Foto: Hrp |
Sementara untuk lifting gas dalam APBN 2020 ditargetkan sebesar 1.191.000 barel setara minyak per hari. Angka tersebut juga lebih rendah dibandingkan APBN 2019 yang mencapai 1.250.000 barel setara minyak per hari.
Menurut Pengamat Energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro, perlu kerja keras untuk mencapai target lifting tersebut. "Perlu kerja keras, tergantung Banyu Urip nanti seperti apa," kata Komaidi kepada OG Indonesia, Rabu (25/9/2019).
"Jadi tidak bisa business as usual. Karena jika diperlakukan dengan santai maka dengan mudah akan tidak tercapai," tambahnya.
Apalagi saat ini menurut Komaidi ada beberapa lapangan migas besar yang mengalami pengalihan pengelolaan ke Pertamina. "Ada beberapa wilayah yang dialihkan ke Pertamina, dan apapun penyebabnya secara rata-rata produksinya turun, termasuk Mahakam," ucapnya.
Ia menambahkan memang secara alamiah lapangan-lapangan migas andalan yang ada di Indonesia saat ini terus mengalami penurunan produksi. Tak heran lifting migas tahun 2020 nanti pun sedikit diturunkan dari tahun 2019 ini.
"Jika tidak ada temuan lapangan baru dan atau lapangan lama tidak dikembangkan ke sekitarnya dan hanya bergantung pada sumur lama, maka rumusannya setiap tahun pasti (produksinya) turun. Rata-rata sekitar 2 persen penurunannya," terang Komaidi.
Ditambahkan olehnya, saat ini di Indonesia banyak lapangan migas yang ada tapi produksinya kecil-kecil. Ia pun menuturkan kalau Indonesia bisa menemukan 2-3 lapangan minyak besar baru maka produksi minyak Indonesia akan bisa naik kembali.
"Cari saja 2 atau 3 lapangan seperti Rokan dan Banyu Urip, itu sudah bagus," tandasnya. RH
Target Lifting di APBN 2020, Pengamat: Perlu Kerja Keras!
Reviewed by OG Indonesia
on
Kamis, September 26, 2019
Rating: