Jakarta, OG Indonesia -- Pada H-1 (4 Juni 2019) Idul Fitri, Air Quality Index (AQI) di DKI Jakarta sempat menyentuh angka 200 (Konsentrasi PM 2.5 = 150 ug/m3), atau berada dalam kategori Sangat Tidak Sehat. Padahal banyak penduduk Jakarta sedang mudik ke kampung halamannya, dan relatif tidak ada aktivitas kendaraan bermotor yang padat di Jakarta.
Indeks ini juga diperkuat dengan angka dari stasiun pantau PM 2.5 milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang terdapat di Gelora Bung Karno Senayan, yang angka rata-rata hariannya mencapai 70,8 ug/m3. Artinya, pada hari itu PM 2.5 di Jakarta sudah melebihi Baku Mutu Udara Ambien harian (65 ug/m3).
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa salah satu sumber pencemar udara Jakarta berasal dari pembangkit listrik PLTU Batubara. Greenpeace Indonesia mengapresiasi pernyataan Anies Baswedan bahwa PLTU batubara -yang berada di luar Jakarta- merupakan salah sumber utama polusi udara.
Pemprov DKI Jakarta harus segera melakukan langkah konkret untuk mengatasi masalah polusi udara Jakarta dengan lebih terstruktur dan sistematis. Selama ini Greenpeace menilai kebijakan yang diambil untuk mengatasi persoalan pencemaran udara hanya mengobati gejalanya saja, tidak sampai ke akar masalah.
Pemprov DKI bisa memulai dengan melakukan inventarisasi emisi sumber pencemar secara berkala agar dapat mengetahui dan mengambil tindakan terhadap sumber pencemar yang mengotori udara Jakarta secara signifikan. Hal lain yang harus dilakukan segera adalah memperbanyak stasiun pemantauan kualitas udara sebagai bentuk pengawasan, edukasi, dan sistem quick alert kepada publik.
Pemprov DKI juga bisa menjadi pemimpin bagi kota-kota besar lainnya di Indonesia untuk menginisiasi gerakan penggunaan surya atap seperti yang pernah disampaikan Anies Baswedan pada saat kampanye pemilihan gubernur di 2017. Hal ini akan mengurangi penggunaan listrik dari PLTU batu bara sebagai sumber pencemar udara Jakarta.
“Jakarta harus mengambil langkah-langkah konkret tersebut tahun ini. Jakarta memiliki anggaran dan sumber daya lainnya dalam menunaikan kewajibannya untuk memperbaiki kualitas udara bagi warganya,” kata Juru Kampanye Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu.
Polusi udara telah menjadi permasalahan lingkungan hidup secara global. Hari Lingkungan Hidup sedunia tahun ini mengangkat tema polusi udara, mengingat dampak buruknya yang besar bagi kesehatan manusia dan lingkungan. RH
Greenpeace Apresiasi Anies Sebut PLTU Salah Satu Biang Polusi Jakarta
Reviewed by OG Indonesia
on
Kamis, Juni 13, 2019
Rating: