Foto: aboutdme.org |
Ditegaskan oleh Shaukat Ally, Pemilik PT Green Globe Energies (PT GGE) yang serius mengembangkan DME, bahwa DME adalah energi masa depan karena termasuk energi bersih yang rendah emisi serta berkelanjutan dari sisi ketersediaan bahan baku.
“Berkelanjutan terutama dengan menggunakan bahan
baku lokal yang berlimpah di Indonesia yang harganya lebih murah daripada LPG
atau diesel,” kata Shaukat di sela-sela acara “2nd Indonesia Energy Efficiency
and Conservation Conference & Exhibition (IICCE) 2018” di Balai Kartini,
Jakarta, Selasa (18/09). Bahan baku DME memang banyak terdapat di Indonesia
yaitu batu bara, biomassa dan gas alam.
Ditambahkan Shaukat, pemanfaatan DME juga dapat mengurangi
beban negara dari biaya impor LPG dan solar. Saat ini Indonesia mengimpor
sekitar 5,7 juta ton LPG, 6 juta ton solar serta 500K ton pentane setiap tahunnya.
“Dengan memanfaatkan DME dapat menghemat devisa kurang lebih 10 miliar dollar
AS atau setara 150 triliun rupiah setiap tahunnya,” terangnya.
Pendapat serupa dikatakan oleh S. Herry Putranto, Chairman
Komunitas Migas Indonesia (KMI) di tempat yang sama. Menurut Herry, DME yang
bisa menggantikan LPG akan dapat menolong keuangan negara yang disebabkan
ketergantungan pada impor LPG yang dari tahun ke tahun kian membengkak.
“Saya
sangat mendukung upaya pembangunan plant DME di Indonesia,” ujar Herry. Ia
bahkan memiliki usulan, untuk pengembangan DME tahap awal bisa didorong dengan
skema mandatori DME 20% yang dicampur ke LPG, seperti halnya mandatori biodiesel
sebesar 20% (B20) yang dicampur pada bahan bakar Solar.
Dilanjutkan oleh Shaukat Ally, saat ini perusahaannya
memakai teknologi pembuatan DME dari KOGAS (Korean Gas Company). PT GGE sebagai
agen eksklusif dari teknologi KOGAS telah mengantongi MoU dengan Balitbang
Lemigas untuk mengadakan riset bersama dan menghibahkan peralatan (pilot equipment)
untuk menghasilkan DME berbahan baku dari methanol hasil bantuan dari pemerintah
Korea Selatan melalui konsorsium DAEHAN E&C dan PT GGE.
Shaukat mengungkapkan, dalam waktu dekat ini perusahaannya
akan membangun plant DME dengan bahan baku methanol di kawasan Tangerang dengan
kapasitas produksi sebesar 50.000 ton DME per tahun. “Ini untuk memasok
kebutuhan industri aerosol yang selama ini impor,” jelasnya seraya menambahkan
perusahaannya juga akan menjalin kerjasama dengan Pertamina dan PT Bukit Asam
untuk mengolah batu bara kalori rendah menjadi DME dengan kapasitas produksi
hingga 1,5 juta ton per tahun. RH
DME Sebagai Energi Masa Depan
Reviewed by OG Indonesia
on
Rabu, September 19, 2018
Rating: