Foto: Pertamina |
Dikatakan oleh Iskandar, pihak Pertamina sempat bingung bisa terjadi kelangkaan elpiji 3 kg di awal bulan Desember 2017. "Memang biasa Natal dan Tahun Baru kebutuhan elpiji akan meningkat. Tapi biasanya di akhir Desember, tapi ini di awal bulan, kita juga bingung," ucap Iskandar dalam konferensi pers di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (08/12).
Ia menegaskan kelangkaan elpiji yang terjadi bukannya karena adanya pengurangan pasokan dari Pertamina tetapi karena terjadinya lonjakan permintaan di masyarakat.
Iskandar memperkirakan ada dua faktor yang memicu kelangkaan elpiji 3 kg belakangan ini. Pertama, karena terstimulus rencana distribusi tertutup elpiji 3 kg subsidi, khusus untuk masyarakat tak mampu yang akan diterapkan pemerintah di tahun 2018. "Mungkin masyarakat sedikit panik, jadi belanja berlebih," ujarnya.
Faktor kedua, diterangkan Iskandar, karena beredarnya kabar rencana peluncuran Bright Gas 3 kg yang non subsidi. "Ini memicu juga," tutur Iskandar. Peluncuran elpiji Bright Gas 3 kg sendiri dikatakan Iskandar direncanakan akan mulai diluncurkan pada bulan Maret 2018 mendatang.
Di samping itu, tingginya permintaan terhadap elpiji 3 kg bersubsidi juga ditengarai akibat penggunaan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya. Hal ini diperkuat dengan adanya temuan di lapangan bahwa elpiji 3 kg bersubsidi digunakan oleh pengusaha rumah makan, laundry, genset, dan rumah tangga mampu.
Kendati sempat langka, pihak Pertamina menjamin pasokan elpiji 3 kg pada saat ini sudah aman. "Stok elpiji sangat aman, stoknya bisa untuk 18 hari. Range aman itu 15-19 hari. Jadi elpiji ini lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," tutupnya. RH
Rencana Pengadaan Elpiji 3 Kg Non Subsidi Picu Kelangkaan Elpiji 3 Kg
Reviewed by OG Indonesia
on
Jumat, Desember 08, 2017
Rating: