Badung, OG Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada masyarakat untuk waspada terhadap upaya-upaya yang dapat memecah kesatuan bangsa, termasuk dalam hal keterbukaan informasi. Menurutnya, keterbukaan tersebut bisa saja memberi celah upaya infiltrasi ideologi yang tidak disadari.
"Sekarang ini telah terjadi infiltrasi ideologi yang ingin menggantikan Pancasila dan memecah belah kita. Keterbukaan tidak bisa kita hindari sehingga media sosial sangat terbuka bebas untuk infiltrasi yang tidak kita sadari," ujar Presiden dalam sambutannya di acara penutupan Pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia di Peninsula Island, Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (26/09) lalu.
Menurutnya, infiltrasi tersebut dilakukan dengan beragam cara, salah satunya yang
berkedok kebaikan berkemas kekinian. Akibatnya, ideologi Pancasila yang mempersatukan pun terlupakan. Karena itu, dalam kesempatan tersebut, Presiden pun meresmikan deklarasi kebangsaan melawan ideologi anti Pancasila bersama seluruh Pimpinan Perguruan Tinggi se- Indonesia, termasuk Universitas Pertamina.
"Banyak dari kita yang terbuai oleh itu sehingga kita lupa telah memiliki Pancasila. Tadi saya bangga telah dideklarasikan oleh pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia yang bertekad untuk mempersatukan kita dalam NKRI, berpegang teguh dalam UUD 1945, dan menjaga Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya.
Selain itu, di hadapan para pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia, Presiden juga mengingatkan bahwa perguruan tinggi adalah sumber pengetahuan dan pencerahan. Menurutnya, akan sangat berbahaya bila perguruan tinggi ikut dimanfaatkan sebagai medan infiltrasi.
"Jangan sampai kampus-kampus menjadi lahan penyebaran ideologi anti-Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.
Pada forum tersebut, Presiden Jokowi pun mengapresiasi dibukanya perguruan tinggi yang relevan dengan dunia bisnis, oleh sejumlah BUMN. Seperti PT Pertamina (Persero), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT PLN (Persero), PT Pos Indonesia (Persero) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yang membuka perguruan tinggi yang tentunya akan dapat berkontribusi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program studi dan kurikulum yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan industri.
Salah satu yang diundang ke depan podium untuk berbicara adalah Sugiyarto, Sekretaris Universitas Pertamina. Sugiyarto menjelaskan Program Studi Logistik dari Universitas Pertamina dengan kurikulum dan kompetensi lulusan yang diharapkan nantinya.
Ia pun menerangkan, dengan berdirinya perguruan tinggi di bawah BUMN, diharapkan perguruan tinggi lain juga mampu bersaing untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran dengan menyesuaikan perkembangan zaman. RH
"Sekarang ini telah terjadi infiltrasi ideologi yang ingin menggantikan Pancasila dan memecah belah kita. Keterbukaan tidak bisa kita hindari sehingga media sosial sangat terbuka bebas untuk infiltrasi yang tidak kita sadari," ujar Presiden dalam sambutannya di acara penutupan Pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia di Peninsula Island, Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (26/09) lalu.
Menurutnya, infiltrasi tersebut dilakukan dengan beragam cara, salah satunya yang
berkedok kebaikan berkemas kekinian. Akibatnya, ideologi Pancasila yang mempersatukan pun terlupakan. Karena itu, dalam kesempatan tersebut, Presiden pun meresmikan deklarasi kebangsaan melawan ideologi anti Pancasila bersama seluruh Pimpinan Perguruan Tinggi se- Indonesia, termasuk Universitas Pertamina.
"Banyak dari kita yang terbuai oleh itu sehingga kita lupa telah memiliki Pancasila. Tadi saya bangga telah dideklarasikan oleh pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia yang bertekad untuk mempersatukan kita dalam NKRI, berpegang teguh dalam UUD 1945, dan menjaga Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya.
Selain itu, di hadapan para pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia, Presiden juga mengingatkan bahwa perguruan tinggi adalah sumber pengetahuan dan pencerahan. Menurutnya, akan sangat berbahaya bila perguruan tinggi ikut dimanfaatkan sebagai medan infiltrasi.
"Jangan sampai kampus-kampus menjadi lahan penyebaran ideologi anti-Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.
Pada forum tersebut, Presiden Jokowi pun mengapresiasi dibukanya perguruan tinggi yang relevan dengan dunia bisnis, oleh sejumlah BUMN. Seperti PT Pertamina (Persero), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT PLN (Persero), PT Pos Indonesia (Persero) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yang membuka perguruan tinggi yang tentunya akan dapat berkontribusi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program studi dan kurikulum yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan industri.
Salah satu yang diundang ke depan podium untuk berbicara adalah Sugiyarto, Sekretaris Universitas Pertamina. Sugiyarto menjelaskan Program Studi Logistik dari Universitas Pertamina dengan kurikulum dan kompetensi lulusan yang diharapkan nantinya.
Ia pun menerangkan, dengan berdirinya perguruan tinggi di bawah BUMN, diharapkan perguruan tinggi lain juga mampu bersaing untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran dengan menyesuaikan perkembangan zaman. RH
Universitas Pertamina Hadiri Deklarasi Kebangsaan Lawan Ideologi Anti Pancasila
Reviewed by OG Indonesia
on
Senin, Oktober 02, 2017
Rating: