Foto: Hrp |
Dengan demikian proyek gas Jambaran-Tiung Biru dengan nilai investasi yang bisa ditekan menjadi hanya USD 1,55 miliar tersebut pun bisa segera dieksekusi seiring dengan penandatanganan Head of Agreement (HoA) antara Pertamina dan PLN di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, pada hari ini, Selasa (08/08).
Sebelumnya pengembangan lapangan Jambaran-Tiung Biru sempat terkendala karena harga gas yang terlalu tinggi sehingga Pertamina sulit mendapatkan pembeli gas. "Tahun 2017 ini secara marathon kita kawal betul agar proyek Jambaran-Tiung Biru bisa segera dieksekusi," ucap Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar yang menyaksikan acara penandatanganan HoA antara Pertamina dan PLN.
Diceritakan Arcandra, terjadi efisiensi capital expenditure (capex) atau biaya investasi dari sebelumnya USD 2,05 miliar pada tahun 2015 menjadi USD 1,8 miliar. Sebab dengan biaya investasi sampai USD 2,05 miliar, harga gasnya untuk pembeli akan jatuh sebesar USD 9 per MMBTU, yang masih dirasa cukup mahal oleh PLN sebagai pembeli.
"Dalam prosesnya, kita evaluasi apakah dengan USD 2,05 miliar itu bisa enggak harga gasnya dibeli PLN? Ternyata cukup mahal, sekitar USD 9 per MMBTU plus eskalasi 2 persen. Harganya kemahalan, enggak masuk keekonomian PLN," jelasnya.
Diterangkan olehnya, kemudian pihak pemerintah meminta kepada pihak kontraktor di lapangan tersebut yaitu Pertamina EP Cepu (PEPC) dan ExxonMobil untuk menurunkan capex-nya, dan bisa turun menjadi USD 1,8 miliar.
Kendati terjadi penurunan harga jual gas, pihak PLN masih belum puas karena harga gasnya masih di atas USD 8 per MMBTU, sementara PLN ingin harganya di bawah USD 8 per MMBTU.
Dalam proses selanjutnya, biaya capex dari proyek Jambaran-Tiung Biru pun bisa ditekan kembali menjadi hanya USD 1,55 miliar. "Kita harus apresiasi kepada Pertamina, mau menurunkan capex lagi sebesar USD 250 juta," jelas Arcandra.
Alhasil harga gas lapangan Jambaran-Tiung Biru bisa ditekan di bawah USD 8 per MMBTU sehingga cukup ekonomis buat PLN sebagai pembeli. "Saya juga apresiasi PLN yang dengan (USD) 7,6 (per MMBTU) at least katanya BPP (Biaya Pokok Produksi listrik) tidak naik," ucap Arcandra.
Lapangan Jambaran-Tiung Biru akan memproduksikan gas sebesar 330 MMSCFD dengan penjualan sebesar 172 MMSCFD selama 16 tahun (plateu). Nantinya, gas dari lapangan Jambaran Tiung Biru ini akan terkoneksi dengan pipa Gresik-Semarang sepanjang 267 kilometer dengan diameter 28 inchi. Pipa Gresik-Semarang dengan investasi sekitar USD 515 juta sendiri direncanakan selesai pada tahun 2018 nanti. RH
Harga Gas Hanya USD 7,6 Per MMBTU, Proyek Jambaran-Tiung Biru Bisa Dieksekusi
Reviewed by OG Indonesia
on
Selasa, Agustus 08, 2017
Rating: