Foto: Kementerian ESDM |
Wamen Arcandra menegaskan bahwa paradigma saat ini yang berkembang adalah bahwa penelitian dan pengembangan harus berdasarkan pada kebutuhan/demand si pemakai, mengarah pada pengembangan teknologi. Berbeda dengan paradigma dahulu yaitu penelitian dan pengembangan mengarah pada keingintahuan si peneliti.
"Paradigma research and development sekarang mengarah ke technology development. Dulu research and development mengarah pada keingintahuan si peneliti. Waktu berjalan, paradigma ini berubah. Riset yang dahulunya berdasarkan keingintahuan, paradigma ini berubah menurut pandangan saya, research and development tidak lagi berdasarkan keingintahuan peneliti tapi berdasaran kebutuhan/demand dari si pemakai,karena kalau berdasarkan keingintahuan si researcher maka bisa jadi research tersebut berakhir pada sebuah kertas/paper," tegas Arcandra.
Ia juga mengusulkan bahwa kebutuhan sebuah market atau industri harus ditangkap dan dipahami oleh Balitbang ESDM, selanjutnya dikembangkan menjadi sebuah program dan pengembangan teknologi oleh para peneliti di unit yang menangani penelitian dan pengembangan di Kementerian ESDM.
"Contoh misalnya, inilah yang menjadi dasar kenapa Facebook dan jadi maju. Mereka sangat tahu kebutuhan sosial media yang pada abad ini kebutuhan akan sosial media bisa mereka cukupi, sehingga orang tidak lagi harus dipaksakan untuk ikut Facebook, karena menjadi sebuah kebutuhan, orang dengan sendirinya akan ikut Facebook. Begitu juga dengan Whatsapp. Ini sebuah contoh bahwa kebutuhanlah yang menjadi driver pada sebuah research and development," paparnya.
Usai membuka acara temu ilmiah dan pameran hasil litbang yang diselenggarakan selama 2 hari ini, Wamen Arcandra juga menyaksikan sembilan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan total nilai komitmen pekerjaan/kontrak layanan hasil litbang ESDM dan/atau kegiatan riset yang didanai industri bernilai lebih dari Rp 6,8 miliar.
Nota Kesepahaman ini sejalan dengan arahan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, untuk melakukan komersialisasi hasil litbang baik barang maupun jasa serta mendorong Badan Layanan Umum agar lebih proaktif dalam menangkap peluang bisnis yang berkaitan dengan kelitbangan.
Daftar penandatanganan Nota Kesepahaman yaitu:
1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB LEMIGAS) dengan Medco E&P Malaka
2. PPPTMGB LEMIGAS dengan West Natuna Eksploration Ltd.,
3. PPPTMGB LEMIGAS dengan PT. Integra Oil Field Services,
4. PPPTMGB LEMIGAS dengan PT. Futura Energi Lestari,
5. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) dengan PT Timah
6. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batu Bara (Puslitbang Tekmira) dengan PT. AALBorg,
7. Puslitbang Tekmira dengan PT. Piccast Inovasi Prima, dan
8. Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM dengan PT Geodipa
9. Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM dengan PT. Perusahaan Pengelola Aset
Pada kesempatan tersebut, Wamen Arcandra juga meluncurkan Peta Potensi Arus Laut, Mobile Rig Lemigas, Mini Air Gun yang saat ini dikembangkan menjadi Land Air Gun Seismik, dan produk pelumas Electric Submersible Pump (ESP) yang diekspor ke Libya.
Acara Temu Ilmiah dan Pameran Hasil Litbang ini dihadiri sekitar 600 orang peserta, yang berasal dari kalangan pengusaha, industri, lembaga keuangan, kalangan asosiasi, mahasiswa, pemerintah daerah dan mitra kerja. RH
Wamen ESDM: Pengembangan Teknologi Harus Sesuai Kebutuhan Industri
Reviewed by OG Indonesia
on
Kamis, Juli 13, 2017
Rating: