Jakarta, OG Indonesia -- Dalam Laporan Keuangan Kuartal I-2017, laba bersih Grup Astra dari segmen alat berat dan pertambangan meningkat sebesar 104% menjadi Rp 902 miliar. PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 105% menjadi Rp 1,5 triliun, disebabkan oleh peningkatan volume bisnis pada mesin konstruksi, kontraktor penambangan dan kegiatan pertambangan, yang seluruhnya mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga batu bara.
“Sebagian besar bisnis Grup Astra memiliki kinerja yang baik pada kuartal pertama tahun 2017. Ke depan, Grup Astra berharap mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan, didukung oleh harga komoditas yang lebih tinggi,” kata Prijono Sugiarto Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk.
Dipaparkan olehnya, pada segmen usaha mesin konstruksi, volume penjualan alat berat Komatsu mengalami peningkatan sebesar 70% menjadi 847 unit, di mana pendapatan dari suku cadang dan jasa perbaikan juga meningkat.
PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak perusahaan UT di bidang kontraktor penambangan batu bara, juga mengalami peningkatan produksi batu bara sebesar 2% menjadi 25 juta ton, sementara peningkatan kontrak pengupasan lapisan tanah (overburden removal) meningkat sebesar 3% menjadi 171 juta bank cubic metres. "Anak perusahaan UT dalam bidang pertambangan melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 9% menjadi 1,9 juta ton," ucapnya.
Sementara itu PT Acset Indonusa Tbk, perusahaan kontraktor umum yang 50,1% sahamnya dimiliki UT, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 63% menjadi Rp 31 miliar dan mencatat penambahan kontrak baru senilai Rp 6,9 triliun sepanjang kuartal pertama tahun 2017, dibandingkan Rp 2,4 triliun yang berhasil diterima pada kuartal pertama tahun 2016.
Dilanjutkan Prijono, pada bulan Maret 2017, Bhumi Jati Power, yang 25% sahamnya dimiliki oleh UT dan akan mengembangkan serta mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2x1.000 MW di Jawa tengah, telah menyelesaikan perjanjian pendanaan proyek dengan para kreditur.
"Proyek BOT (build, operate and transfer) ini diperkirakan menelan biaya sekitar USD 4,2 miliar dan direncanakan akan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2021," terangnya. Bhumi Jati Power merupakan perusahaan patungan bersama antara anak usaha UT, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co Inc.
Selain itu, pada bulan Maret 2017, UT melalui anak usahanya PT Tuah Turangga Agung, juga berhasil menyelesaikan akuisisi 80,1% kepemilikan PT Suprabari Mapanindo Mineral, sebuah perusahaan coking coal (batu bara berkalori tinggi yang biasa digunakan sebagai campuran dalam peleburan baja) yang berlokasi di Kalimantan Tengah. RH
“Sebagian besar bisnis Grup Astra memiliki kinerja yang baik pada kuartal pertama tahun 2017. Ke depan, Grup Astra berharap mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan, didukung oleh harga komoditas yang lebih tinggi,” kata Prijono Sugiarto Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk.
Dipaparkan olehnya, pada segmen usaha mesin konstruksi, volume penjualan alat berat Komatsu mengalami peningkatan sebesar 70% menjadi 847 unit, di mana pendapatan dari suku cadang dan jasa perbaikan juga meningkat.
PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak perusahaan UT di bidang kontraktor penambangan batu bara, juga mengalami peningkatan produksi batu bara sebesar 2% menjadi 25 juta ton, sementara peningkatan kontrak pengupasan lapisan tanah (overburden removal) meningkat sebesar 3% menjadi 171 juta bank cubic metres. "Anak perusahaan UT dalam bidang pertambangan melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 9% menjadi 1,9 juta ton," ucapnya.
Sementara itu PT Acset Indonusa Tbk, perusahaan kontraktor umum yang 50,1% sahamnya dimiliki UT, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 63% menjadi Rp 31 miliar dan mencatat penambahan kontrak baru senilai Rp 6,9 triliun sepanjang kuartal pertama tahun 2017, dibandingkan Rp 2,4 triliun yang berhasil diterima pada kuartal pertama tahun 2016.
Dilanjutkan Prijono, pada bulan Maret 2017, Bhumi Jati Power, yang 25% sahamnya dimiliki oleh UT dan akan mengembangkan serta mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2x1.000 MW di Jawa tengah, telah menyelesaikan perjanjian pendanaan proyek dengan para kreditur.
"Proyek BOT (build, operate and transfer) ini diperkirakan menelan biaya sekitar USD 4,2 miliar dan direncanakan akan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2021," terangnya. Bhumi Jati Power merupakan perusahaan patungan bersama antara anak usaha UT, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co Inc.
Selain itu, pada bulan Maret 2017, UT melalui anak usahanya PT Tuah Turangga Agung, juga berhasil menyelesaikan akuisisi 80,1% kepemilikan PT Suprabari Mapanindo Mineral, sebuah perusahaan coking coal (batu bara berkalori tinggi yang biasa digunakan sebagai campuran dalam peleburan baja) yang berlokasi di Kalimantan Tengah. RH
Kuartal I-2017, Astra Raup Laba Bersih Rp 902 Miliar dari Alat Berat dan Tambang
Reviewed by OG Indonesia
on
Kamis, April 20, 2017
Rating: