Jakarta, OG Indonesia -- Rombongan Komisi VII DPR yang membidangi masalah energi, sumberdaya mineral, ristek, dan lingkungan hidup pada akhir pekan ini baru saja tiba dari kunjungannya ke Inggris. Satya Widya Yudha, Wakil Ketua Komisi VII DPR, yang menjadi ketua rombongan menjelaskan, pihaknya berkunjung ke DPR Inggris (UK House of Commons), serta sejumlah lembaga/instansi lainnya yang berkaitan dengan bidang kerja Komisi VII.
“Di DPR Inggris, kami membahas kerja sama parlemen dan juga pemerintahan,” ujar Satya pada Minggu (19/03) di Jakarta. “Rombongan DPR RI diterima counterpart kami di Komisi Parlemen Inggris yang membidangi bisnis, energi dan strategi industri (Select Committee on Business, Energy and Industrial Strategy),” sambungnya. Penerimaan kunjungan dipimpin langsung oleh Ketua Komite Amanda Milling, anggota UK House of Commons dari Partai Konservatif.
Satya menerangkan, pokok-pokok masalah yang dibahas dalam pertemuan kedua komisi energi dari dua negara ini adalah, tentang strategi Inggris dalam pengembangan energi khususnya di bidang energi baru dan terbarukan (EBT), dan penanggulangan perubahan iklim. “Parlemen Inggris telah menyesuaikan nama Komisi yang membahas energi ini lantaran pemerintahnya telah mengubah nama kementeriannya,” tuturnya.
Pemerintah Inggris telah mengubah nama kementerian yang sebelumnya bernama Kementerian Energi dan Perubahan Iklim menjadi Kementerian Energi dan Strategi Industri. “Komisi di Parlemen langsung mengubah namanya agar menyamai nama kementerian di kabinet. Hal ini mudah dilakukan di Inggris karena mereka menganut sistem kabinet parlementer,” ujar Satya.
Selama kunjungan hampir sepekan tersebut, rombongan Komisi VII DPR sempat mendatangi kantor pusat BP Plc dan Premier Oil. Kedua korporasi ini telah lama berinvestasi di bidang minyak dan gas bumi di Indonesia. “Kami berdiskusi dengan BP Plc dalam penyajiannya tentang tantangan energi ke depan yang terangkum dalam BP Statistical Review yang dipresentasikan oleh BP Chief Economist - Spencer Dale,” tutur Satya. Deputy CEO Dave Sanyan langsung yang menerima kunjungan Komisi VII DPR ini.
Sedangkan ketika berkunjung ke kantor Premier Oil, penyambutan dipimpin CEO Premier Oil Tonny Durrant. “Kami membahas tentang strategi pengembangan gas di Natuna yang terhubung dengan Vietnam,” tutur Satya.
Rombongan Komisi VII DPR berkunjung pula ke Kementerian Energi dan Strategi Industri untuk mendapatkan gambaran tentang kerjasama energi antara Inggris dan Indonesia, yang dikenal dengan UK-Indonesia Energy Dialogue. “Kami mendapatkan gambaran model pengawasan di sektor ketenagalistrikan yang dilakukan oleh lembaga Ofgem, otoritas netral yang mengawasi ketenagalistrikan, yang kemudian melapor kepada Parlemen,” ucap Satya.
Rombongan Komisi VII juga berdiskusi tentang aturan perminyakan dan juga pertambangan selama kunjungan tersebut, dengan lembaga riset National Governance Resources Institute (NRGI). Diskusi juga dilakukan dengan Climate Parliament, Inggris. “Mengakhiri kunjungan kami bertatap muka dengan Duta Besar Indonesia Rizal Sukma yang mengirim senior stafnya dalam mendampingi kunjungan kami,” ujar Satya.
Adapun anggota rombongan Komisi VII DPR yang ikut dalam kunjungan ini adalah Hadi Mulyadi (Fraksi PKS), Ahmad Farial (Fraksi PPP), Doni Oekon (Fraksi PDIP), Kurtubi (Fraksi Partai Nasdem), Zulkiflimansyah (Fraksi PKS), Aryo Djojohadikusumo (Fraksi Partai Gerindra), Farid al-Fauzi (Fraksi Partai Hanura), Agus Sulistyono (Fraksi PKB), Eni Maulani Saragih (Fraksi Partai Golkar), dan Mohammad Nazir (Fraksi Partai Demokrat). Pada waktu kunjungan ke parlemen Inggris ada tambahan rombongan dari anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR. RH
“Di DPR Inggris, kami membahas kerja sama parlemen dan juga pemerintahan,” ujar Satya pada Minggu (19/03) di Jakarta. “Rombongan DPR RI diterima counterpart kami di Komisi Parlemen Inggris yang membidangi bisnis, energi dan strategi industri (Select Committee on Business, Energy and Industrial Strategy),” sambungnya. Penerimaan kunjungan dipimpin langsung oleh Ketua Komite Amanda Milling, anggota UK House of Commons dari Partai Konservatif.
Satya menerangkan, pokok-pokok masalah yang dibahas dalam pertemuan kedua komisi energi dari dua negara ini adalah, tentang strategi Inggris dalam pengembangan energi khususnya di bidang energi baru dan terbarukan (EBT), dan penanggulangan perubahan iklim. “Parlemen Inggris telah menyesuaikan nama Komisi yang membahas energi ini lantaran pemerintahnya telah mengubah nama kementeriannya,” tuturnya.
Pemerintah Inggris telah mengubah nama kementerian yang sebelumnya bernama Kementerian Energi dan Perubahan Iklim menjadi Kementerian Energi dan Strategi Industri. “Komisi di Parlemen langsung mengubah namanya agar menyamai nama kementerian di kabinet. Hal ini mudah dilakukan di Inggris karena mereka menganut sistem kabinet parlementer,” ujar Satya.
Selama kunjungan hampir sepekan tersebut, rombongan Komisi VII DPR sempat mendatangi kantor pusat BP Plc dan Premier Oil. Kedua korporasi ini telah lama berinvestasi di bidang minyak dan gas bumi di Indonesia. “Kami berdiskusi dengan BP Plc dalam penyajiannya tentang tantangan energi ke depan yang terangkum dalam BP Statistical Review yang dipresentasikan oleh BP Chief Economist - Spencer Dale,” tutur Satya. Deputy CEO Dave Sanyan langsung yang menerima kunjungan Komisi VII DPR ini.
Sedangkan ketika berkunjung ke kantor Premier Oil, penyambutan dipimpin CEO Premier Oil Tonny Durrant. “Kami membahas tentang strategi pengembangan gas di Natuna yang terhubung dengan Vietnam,” tutur Satya.
Rombongan Komisi VII DPR berkunjung pula ke Kementerian Energi dan Strategi Industri untuk mendapatkan gambaran tentang kerjasama energi antara Inggris dan Indonesia, yang dikenal dengan UK-Indonesia Energy Dialogue. “Kami mendapatkan gambaran model pengawasan di sektor ketenagalistrikan yang dilakukan oleh lembaga Ofgem, otoritas netral yang mengawasi ketenagalistrikan, yang kemudian melapor kepada Parlemen,” ucap Satya.
Rombongan Komisi VII juga berdiskusi tentang aturan perminyakan dan juga pertambangan selama kunjungan tersebut, dengan lembaga riset National Governance Resources Institute (NRGI). Diskusi juga dilakukan dengan Climate Parliament, Inggris. “Mengakhiri kunjungan kami bertatap muka dengan Duta Besar Indonesia Rizal Sukma yang mengirim senior stafnya dalam mendampingi kunjungan kami,” ujar Satya.
Adapun anggota rombongan Komisi VII DPR yang ikut dalam kunjungan ini adalah Hadi Mulyadi (Fraksi PKS), Ahmad Farial (Fraksi PPP), Doni Oekon (Fraksi PDIP), Kurtubi (Fraksi Partai Nasdem), Zulkiflimansyah (Fraksi PKS), Aryo Djojohadikusumo (Fraksi Partai Gerindra), Farid al-Fauzi (Fraksi Partai Hanura), Agus Sulistyono (Fraksi PKB), Eni Maulani Saragih (Fraksi Partai Golkar), dan Mohammad Nazir (Fraksi Partai Demokrat). Pada waktu kunjungan ke parlemen Inggris ada tambahan rombongan dari anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR. RH
Rombongan Komisi VII Kunjungi Kantor BP dan Premier Oil di Inggris
Reviewed by OG Indonesia
on
Minggu, Maret 19, 2017
Rating: