London, OG Indonesia -- BP Energy Outlook memperkirakan permintaan bahan bakar minyak akan meningkat kurang lebih 0,7% per tahun, walau tren ini diproyeksikan melambat dalam beberapa periode mendatang.
Dalam BP Energy Outlook edisi 2017 yang diluncurkan di London, Rabu (25/01), oleh Spencer Dale, group chief economist dan Bob Dudley, group chief executive BP, diperkirakan sektor transportasi akan terus mengkonsumsi hampir seluruh pasokan minyak dunia sebesar 60% pada tahun 2035. Namun demikian, penggunaan minyak untuk sektor non-pembakaran, terutama bidang petrokimia, akan mengambil alih peningkatan pasokan minyak dunia pada awal 2030-an.
“Tataran energi global sedang berubah. Kebutuhan energi beralih dari pusat-pusat energi tradisional ke pasar yang bertumbuh cepat. Bauran energi sedang bergerak, yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan kepedulian lingkungan. Lebih jauh lagi, industri kita perlu beradaptasi untuk menyiasati tren kebutuhan energi yang berubah-ubah,” papar Bob Dudley.
Ditambahkan Spencer Dale, kemungkinan digunakannya pasokan minyak pada tahun 2030-an di luar untuk keperluan transportasi akan kian menguat. "Bukan lagi difokuskan untuk menggerakkan mobil, truk atau pesawat terbang, namun dipakai pula sebagai salah satu bahan pembuatan produk seperti plastik dan kain; suatu perbedaan tren yang cukup jauh dari masa lalu,” jelas Spencer Dale.
Pertumbuhan akan permintaan minyak sampai dengan tahun 2035 diperkirakan datang dari pasar baru yang bertumbuh cepat, di mana separuhnya berasal dari Tiongkok.
Permintaan minyak untuk mobil sendiri akan meningkat 4 juta barel per hari seiring dengan berlipat gandanya jumlah armada kendaraan dunia. Sementara di sisi lain jumlah mobil elektrik diasumsikan juga akan meningkat dari 1,2 juta pada 2015 hingga mencapai 100 juta unit pada 2035 (sekitar 5% dari armada mobil di seluruh dunia).
BP Energy Outlook menggambarkan dua skenario dampak revolusi mobilitas yang mempengaruhi pasar mobil, termasuk kendaraan otokemudi, kendaraan bersama dan ride pooling.
“Dampak adanya mobil listrik, bersamaan dengan aspek lain dari revolusi mobilitas, seperti kendaraan oto-kemudi, kendaraan bersama dan ride pooling, justru merupakan salah satu kunci ketidakpastian yang menyelimuti gambaran masa depan akan pemakaian bahan bakar minyak,” tambah Spencer Dale.
Melambatnya tingkat permintaan bahan bakar minyak sangat kontras jika dibandingkan dengan meluapnya sumber daya minyak di seluruh dunia. Outlook ini memprediksi besarnya pasokan bahan bakar minyak dapat menyebabkan produsen-produsen berbiaya rendah seperti OPEC, Rusia dan Amerika Serikat menggunakan tren ini sebagai senjata dalam kompetisi untuk meningkatkan pangsa pasar mereka dibandingkan para produsen berbiaya tinggi. RH
Penggunaan Minyak akan Bergeser dari Transportasi ke Petrokimia di Awal 2030-an
Reviewed by OG Indonesia
on
Senin, Januari 30, 2017
Rating: