Foto: Hrp |
Kunjungan tersebut dilakukan seusai bertemu dengan civitas akademika STEM Akamigas Cepu. Dalam kunjungannya tersebut, Menteri Jonan menegaskan bahwa produksi minyak nasional harus dapat ditingkatkan, melebihi target lifting minyak tahun 2017 yang telah ditetapkan. “Kalau Pemerintah maunya produksi minyak lebih besar lebih baik, supaya lifting-nya bagus,” tutur Jonan.
Target lifting minyak di tahun 2017 sesuai APBN adalah sebesar 815.000 barel per hari (bph), namun Kementerian ESDM dan SKK Migas, lanjut Menteri ESDM, memiliki target tersendiri. “Jangan 815.000 bph, paling kurang 825.000 bph. Sekarang sudah tercapai ya,” tuturnya.
Terkait peningkatan produksi minyak di Lapangan Banyu Urip, saat ini SKK Migas dan EMCL sudah menyampaikan dokumen perubahan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mendapatkan persetujuan. Persetujuan yang diminta adalah untuk dapat berproduksi mencapai 200.000 bph. Sebelumnya, AMDAL yang dimiliki oleh Proyek Banyu Urip hanya untuk produksi minyak sebesar 185.000 bph. “Kita minta tolong supaya pengajuan ini diprioritaskan,” ujarnya.
Produksi minyak Proyek Banyu Urip sebesar 185.000 bph, atau sebesar 20% dari produksi minyak mentah nasional. Pada tahun 2016, Proyek Banyu Urip melebihi target produksi hingga 106% pada tingkat produksi 171.000 bph dan target lifting pada 2017 berada pada tingkat produksi 200.000 dan akan mendukung hingga 24% dari target produksi minyak nasional.
Minyak mentah yang diproduksikan dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, Bojonegoro diolah di Central Processing Facility (CPF) yang berproduksi hingga 185 ribu bph. Dari CPF, minyak tersebut dialirkan melalui pipa darat sejauh 72 kilometer hingga ke pantai Palang, Tuban. Lalu, dilanjutkan melalui pipa bawah laut dan ditampung di FSO Gagak Rimang yang berada 23 kilometer di lepas pantai Tuban. RH
Menteri ESDM Minta Amdal Proyek Banyu Urip Diprioritaskan
Reviewed by OG Indonesia
on
Jumat, Januari 20, 2017
Rating: